Mohon tunggu...
Muhammad Febriansyah Litawan
Muhammad Febriansyah Litawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long life learner, intuitive, integrety.

Seorang Mahasiswa Public Relations di Institut Komunikasi LSPR, Diploma Komunikasi dan Media IPB, Freelance Photographer, dan Content Creator.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kontroversi Vaksin Nusantara, Apakah Aman untuk Masyarakat?

19 April 2021   10:31 Diperbarui: 19 April 2021   10:33 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga Indonesia mungkin dapat bernafas lega setelah mendapat pemberitahuan bahwa pemerintah telah mengamankan sekitar 400 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai produsen untuk memvaksinasi kurang lebih 75 persen populasi di Indonesia. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020, telah ditetapkan sejumlah vaksin COVID-19 yang akan beredar di Indonesia, yakni vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac. Namun, di awal tahun muncul gagasan jenis vaksin baru asal Indonesia yakni Vaksin Nusantara.

Vaksin Nusantara merupakan vaksin Covid-19 yang kini tengah dikembangkan dan diuji di Indonesia. Pengembangan Vaksin Nusantara ini dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), RSUP Dr. Kariadi Semarang, dan Universitas Diponegoro (Undip). Namun, Uji klinis Vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini memicu polemik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II vaksin Nusantara.

Terdapat keraguan dan kejanggalan terhadap jenis vaksin ini. Pasalnya meskipun vaksin Nusantara ini tidak lolos BPOM, proses vaksinasi tetap dilakukan dan di uji coba terhadap sejumlah tokoh politik dan purnawirawan TNI. Mereka disuntik Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto. Bagaimana bisa vaksin yang tidak lolos uji klinis diberikan kepada manusia. Sungguh ini merupakan tindakan yang ceroboh dan berbahaya. Sungguh sangat disayangkan, banyak anggota DPR yang tidak setuju dengan pernyataan BPOM dan tetap bersikeras untuk melanjutkan proses vaksinasi dengan menggunakan Vaksin Nusantara.

. Apabila uji klinis fase II Vaksin Nusantara belum mendapatkan persetujuan, bukan tidak mungkin vaksin ini akan memberikan efek yang fatal bagi masyarakat kita. Seperti halnya kasus vaksin johnson & johnson yang di stop peredarannya di Amerika Serikat karena terbukti menyebabkan pembekuan dan penyumbatan aliran darah. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi dengan efek samping Vaksin Nusantara.

Alangkah baiknya pihak yang mengusulkan peredaran Vaksin Nusantara ini sedikit bersabar agar dapat Kembali mengulang uji klinis sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa hidup mati jutaan rakyat adalah taruhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun