Mohon tunggu...
mfebri iqballah
mfebri iqballah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

love your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga dan Melestarikan Kebuduyaan Seketan dari Tanah Jawa

19 Juli 2023   23:35 Diperbarui: 19 Juli 2023   23:49 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sejarah upacara sekaten
Awal mula upacara Sekaten masih belum dapat dipastikan secara pasti. Namun, diperkirakan bahwa upacara ini berasal dari pengaruh Islam yang masuk ke Jawa pada abad ke-15.Pada masa itu, Islam mulai menyebar ke Nusantara melalui para pedagang dan penyebar agama yang berasal dari Arab dan Gujarat, India. Pengaruh Islam kemudian mulai terasa di Jawa pada abad ke-15 melalui hubungan dagang antara Kesultanan Malaka dan Kesultanan Demak.Kesultanan Demak yang berada di Jawa Tengah menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut. Salah satu tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa adalah Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang juga dikenal sebagai pendiri pesantren di Jawa
Pengaruh Islam yang semakin kuat di Jawa membawa perubahan dalam budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah munculnya upacara Sekaten sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Nabi Muhammad noticed.Upacara Sekaten kemudian berkembang menjadi sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Meskipun demikian, upacara ini masih mengandung unsur-unsur budaya dan adat istiadat Jawa yang kental, seperti pertunjukan gamelan dan tarian tradisional. Upacara Sekaten di Jawa memiliki sejarah yang sudah cukup panjang. Menurut sejarah, upacara ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai cara untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad noticed. Sunan Kalijaga mengajarkan Islam dengan cara yang unik dan menarik sehingga banyak orang yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Salah satu upacara yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat adalah upacara Sekaten.
Upacara Sekaten awalnya dilakukan dengan jalan mengadakan tahlilan yang dilakukan selama tujuh hari. Selama tujuh hari tersebut, masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad noticed. Kemudian, upacara ini berkembang dengan menambahkan berbagai macam atraksi seperti pentas seni dan pasar malam.Pada saat penjajahan Belanda, upacara Sekaten sempat dilarang karena dianggap sebagai bentuk kegiatan yang tidak sesuai dengan agama Kristen yang menjadi agama penjajah. Namun, setelah Indonesia merdeka, upacara ini kembali dilaksanakan dan terus berlangsung hingga sekarang.


Tujuan upacara sekaten
Tujuan utama dari upacara Sekaten adalah untuk menghormati dan memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Selain itu, upacara ini juga diadakan untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa kepada masyarakat Indonesia dan dunia.Selain itu tujuan upacara sekaten juga untuk Mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa yang kental dalam upacara Sekaten, seperti pertunjukan gamelan dan tarian tradisional, Meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan di antara masyarakat Jawa serta mempererat hubungan sosial antara sesama umat Islam, ebagai media dakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat, Menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan perdamaian kepada masyarakat serta memperkuat semangat kebersamaan dan toleransi antaragama,dan Sebagai sarana untuk mengembangkan seni dan budaya di Indonesia serta memperkenalkan kekayaan budaya Jawa kepada dunia internasional.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, upacara Sekaten menjadi sebuah tradisi budaya yang sangat penting dan memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa dan umat Islam di Indonesia.
Makna dalam upacara sekaten
Pada hakikatnya, penyelenggaraan upacara tradisional mengandung suatu ajaran yang diwujudkan dalam bentuk simbol atau lambang yang mempunyai makna.Dalam upacara tradisional sekaten, tentu terdapat lambang yang mempunyai makna. Dalam upacara sekaten, pada tahap gamelan pusaka kali pertama dibunyikan, diselenggarakan upacara udhik-udhik, yaitu penyebaran kepingan uang logam oleh Sri Sultan.Pemberian atau penyebaran kepingan uang logam oleh raja ini sebagai lambang bahwa pemberian anugerah berwujud harta dan berkat wujud tuah kekeramatan.
1. Gunturmadu, nama satu di antara perangkat gamelan pusaka kraton, melambangkan turunnya wahyu.
2. Nagawilaga, nama perangkat gamelan sekaten yang mengandung makna kemenangan perang yang abadi.
Three.Yaumi, satu di antara judul gending sekaten yang mengandung makna hari maulid Nabi Muhammad noticed.
4. Salatun, judul satu di antara gending gamelan sekaten, berasal dari Bahasa Arab yang berarti berdoa, yang mengandung makna berdoa menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
5. Dhindang Sabinah, judul satu di antara gending sekaten, yang mengandung makna mengenang jasa para mubalikh yang menyiarkan agama Islam sejak abad ke XIII Hijriyah.
6. Ngajatun, satu di antara gending sekaten yang mengandung makna kemauan hati yang kuat untuk masuk Islam.
7. Supiyatun, satu di antara gending sekaten yang mengandung makna kemauan yang kuat untuk mencapai kesucian hati.


Acara dalam Upacara Sekaten
Upacara Sekaten biasanya dimulai dengan pembukaan pasar malam yang diadakan di sekitar Masjid Agung Yogyakarta. Di pasar malam ini, terdapat berbagai macam kuliner, barang kerajinan, dan hiburan seperti pentas seni. Pada malam ke-5, acara pasar malam dihentikan dan dilanjutkan dengan acara religius seperti tahlilan dan pengajian. Pada malam ke-12, Pada upacara ini, terdapat berbagai kegiatan seperti penampilan gamelan, tari-tarian, pentas seni, dan pameran produk kerajinan. Puncak acara diadakan pada malam Jumat Kliwon, di mana sekaten (buah aren) dibagikan kepada pengunjung.
Terdapat beberapa tempat di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang menjadi pusat dari upacara Sekaten. Selain Masjid Agung Yogyakarta, terdapat juga Masjid Agung Solo dan Masjid Agung Semarang yang menjadi pusat perayaan Maulid Nabi Muhammad


Prosesi dalam upacara sekaten
Dalam melakukan sebuah upacara,sudah mestinya ada langkah langkah atau prosesi sebelum memulai suatu sebuah upacara,selama upacara sekaten berlangsung ada dua tradisi yang harus dilakukan,yaitu Grebeg mudulan dan Nampak Wijik,Grebeg mudulan diadakan ada tanggal 12 robiul awal atau juga sebagai acara puncak dari upacara seketan tersebbut di mulai dari pukul 08.00-10.00 WIB,dikawal 10 macam bregada (prajurit kraton) yang terdiri dari wirabraja,dhaheng,patangpuluh,jagakarya,prawiratama,nyutra,ketanggung,mantirejo,surakarsa,dan bugis,didalam tradiis tersebut terdapat sebuah gundukan menjulan tinggi yang berisikan beras ketan,makanan,buah-buahan,sayur-sayuran yang dibawa dari istana kemandungan ke masjid agung untuk didoakan Setelah didoakan gundukan makanan tersebut dibawa pulang serta ditanam di sawah agar tumbuh sbur dan terbebas dari bencana
Numpak wajik menjadi tanda awal yang akan diarak ke masjid agung pada saat grebeg mudalan,lagu lagu yag di mainkan dalam upacara numpak wajik biasanya berupa lagu lagu jawa seperti lompo kheli,tudhung setan,owal awil dan sebagainya.

Simbolisme dalam upacara sekaten
Upacara Sekaten memiliki banyak simbolisme, di antaranya adalah:
- Gamelan: melambangkan kebebasan dan kepribadian yang unik dan berbeda-beda
- Busana: memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Jawa
- Aren: melambangkan kesederhanaan dan kebesaran Allah SWT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun