Mohon tunggu...
Muhammad Fatahillah
Muhammad Fatahillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang pemuda yang menyukai ketenangan dan alam

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi 21107030088

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berikut 5 Fakta Unik Gunung Everest, Gunung Pencakar Langit yang Ekstrem

16 Mei 2022   16:20 Diperbarui: 16 Mei 2022   16:29 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : theconversation.com

Berdiri kokoh menembus awan, udara dingin yang menyengat tubuh, puncak sejati yang berada jauh di atas sana, kapak logam tertancap di badan gunung, dan para petualang siap mendaki monster pencakar langit ini. Itulah pemandangan suasana di Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia.

Di belahan dunia ini terdapat banyak sekali gunung-gunung yang memiliki ketinggian tak terbayangkan, bahkan saking tingginya puncak gunung-gunung tersebut terdapat di atas awan. Di kalangan pendaki ada istilah untuk menamai gunung-gunung yang memiliki puncak tertinggi di dunia, istilah tersebut adalah "7 Summits" atau tujuh puncak tertinggi di dunia.

Tujuh puncak gunung tertinggi di dunia tersebut antara lain yaitu, Puncak Carstenz di Pegunungan Jaya Wijaya Indonesia (4.884 mdpl), Vinson Massif di Antartika (4.897 mdpl), Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl), Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan Everest di perbatasan Nepal dan Tibet (8.849 mdpl).

Namun, pada kali ini kita akan banyak mengulas tentang gunung yang menempati urutan pertama, yakni  Gunung Everest. Berikut 5 fakta tentang Gunung Everest :

1. Profil Gunung Everest

sumber : antaranews.com
sumber : antaranews.com

Gunung Everest merupakan gunung bersalju yang terletak di pegunungan Himalaya tepatnya berada di perbatasan antara Tibet dan Nepal. Gunung ini diperkirakan sudah ada sejak 50-60 juta tahun lalu yang terbentuk akibat kekuatan menjulang ke atas yang dihasilkan dari tabrakan lempeng tektonik India dan Eurasia, lalu membentuk bebatuan yang membentuk bentang alam tertinggi di Bumi, pegunungan Himalaya yang perkasa.

Gunung Everest pada awalnya dinamakan masyarakat sekitar dengan bahasa Tibet yaitu Qomolangma yang berarti Bunda Suci. Sedangkan pemerintah Nepal menamakan gunung tersebut dengan sebutan "Sagarmatha" yang berarti Dewi Langit.

Pada tahun 1956, Gunung Everest yang hanya disebut "Peak XV (Puncak XV)" oleh penemu pertamanya yaitu George Everest secara resmi dinyatakan sebagai gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl. Namun, ketinggian Everest terus bertambah tinggi seperempat inci setiap tahunnya, hingga saat ini Gunung Everest memiliki puncak ketinggian 8.850 mdpl atau 29.035 kaki.

Pada tahun 1965, Royal Geographic Society menetapkan nama inggris resmi gunung ini berdasarkan rekomendasi Surveyor Jendral Inggris di India, Andrew Waugh. Menurutnya, Puncak XV harus dinamakan dengan nama penemu pertama gunung ini untuk menghargai jasanya, George Everest.

2. Sejarah pendakian Gunung Everest

sumber : minews.id
sumber : minews.id

Diketahui usaha pertama untuk melakukan pendakian di Gunung Everest yaitu ekspedisi Inggris pada tahun 1921. Ekspedisi tersebut dipimpin oleh penjelajah Anglo-Irlandia, Charles Howard-Bury, dan termasuk George Mallory. Setelah ekspedisi pendakian pertama itu, Inggris beberapa kali mengirim tim ekspedisi untuk mendaki Gunung Everest kembali. 

Sayangnya pada tahun 1924, ekspedisi pendakian dari Inggris memakan korban, yakni George Mallory, yang jenazahnya baru ditemukan 75 tahun kemudian.

Berbagai upaya yang dikerahkan tim ekspedisi Inggris pun belum membuahkan hasil. Justru kesuksesan mendaki puncak Everest pertama hampir diraih oleh tim ekspedisi dari Swiss pada tahun 1952. Dua anggota tim ekpedisi Swiss, yakni Raymond Lambert dan Tenzing Norgay hampir mencapai puncak selatan, tetapi harus turun karena kekurangan persediaan.

Inggris yang saat itu menjadi negara adidaya, terkesan dengan pencapaian ekspedisi Swiss tersebut. Kemudian pada tahun berikutnya, Inggris mengorganisir ekspedisi besar-besaran di bawah komando Kolonel John Hunt pada tahun 1953.

Ekspedisi kali ini merekrut orang-orang yang berpengalaman seperti Tenzing Norgay yang hampir mencapai puncak sebelumnya dan pendaki dari negara persemakmuran Inggris, seperti George Lowe dan Edmund Hillary dari Selandia Baru.

Anggota tim ekspedisi itu difasilitasi dengan perlengkapan sepatu bot dan pakaian yang diisolasi secara khusus, radio portable, dan tabung oksigen.

Ekspedisi inggris kali ini membuahkan hasil dengan dua anggota tim yang berhasil mencapai puncak Everest, yaitu Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Mereka sampai di puncak pada pukul 11.30 siang dan menghabiskan waktu di atas sana sekitar 15 menit. Kemudian, mereka bergegas turun ke bawah dengan sangat hati-hati sambil memakan permen.

Setibanya di Inggris, mereka disambut hangat dengan suka-cita dan kemeriahan. Mereka diberi penghargaan oleh Ratu Elizabeth II, Edmund Hillary diberi gelar Ksatria dan Tenzing Norgay dianugerahi George Medal.

Keberhasilan Hillary dan Norgay tersebut menginspirasi pendaki gunung di seluruh dunia untuk ikut serta menaklukan Gunung Everest.

Namun, dibalik kesuksesan ekspedisi Inggris kala itu, Gunung Everest telah merenggut banyak korban jiwa. Salah satu tragedi terbesar Everest terjadi pada tahun 1996. 12 orang tewas setelah badai salju menimpa mereka. Tragedi memilukan ini diabadikan dalam film Everest (2015).

3. Terdapat ritual sebelum memulai pendakian

Puncak Gunung Everest dianggap sebagai tempat yang suci bagi masyarakat sekitar. Sebelum memulai pendakian, para pendaki diharuskan untuk melakukan suatu ritual.

Ritual yang mereka jalani bernama upacara Puja. Upacara tersebut dilakukan di Base Camp, tempat sebelum memulai pendakian. Upacara Puja dipimpin oleh Lama (gelar untuk guru Dharma dari Tibet) dan beberapa orang biksu.

Selama upacara berlangsung, Lama dan Biksu akan meminta perlindungan dan keselamatan bagi pendaki yang tengah bersiap-siap. Mereka juga akan meminta keberkatan untuk seluruh alat pendakian.

4. Kuburan tertinggi di dunia

sumber : cnnindonesia.com
sumber : cnnindonesia.com

Rainbow Valley atau Lembah Pelangi adalah sebutan untuk kuburan tertinggi di dunia yang berada di dekat puncak Everest di ketinggian 8000 mdpl. Kalau melihat dari namanya mungkin kita tidak akan tahu seberapa mematikan tempat ini. Dinamakan Rainbow Valley sebab jika dilihat dari kejauhan tempat ini seperti pelangi karena terdapat banyak mayat korban Everest yang meninggal dengan menggunakan berbagai macam warna baju yang terang.

Saat mendaki Gunung Everest, para pendaki memang diharuskan untuk memakai baju yang berwarna terang agar tim ekspedisi bisa melihat dari kejauhan untuk mengawasi keadaan mereka di sekitar gunung.

Rainbow Valley merupakan teror tersendiri bagi para pendaki Everest. Bagaimana tidak, tempat ini hanya memiliki jalan setapak yang berada dekat jurang. Kesalahan sedikit bisa berakibat fatal yang berujung kematian.

Selain jalur yang ekstrem, ada berbagai faktor lain yang menyebabkan tempat ini begitu mematikan. Diantaranya yaitu kadar oksigen yang tipis, pendaki yang memaksakan diri, cuaca yang ekstrem hingga angin yang bertiup kencang yang bisa menggoyahkan tubuh pendaki. Oleh karena itu, pendaki yang melewati Rainbow Valley harus mengetahui keadaan di tempat ini dan kemampuan masing-masing agar tidak meregang nyawa.

5. Sherpa yang membantu para pendaki

sumber : kumparan.com
sumber : kumparan.com
Untuk mencapai puncak Everest, para pendaki biasanya mencari bantuan kepada orang-orang profesional di Nepal yang berpengalaman mendaki Gunung Everest, orang-orang tersebut biasa dipanggil Sherpa. Biasanya para Sherpa ini berasal dari suku yang tinggal dekat dengan Gunung Everest. Tetapi juga banyak terdapat suku lain yang menawarkan bantuan sebagai jasa pemandu Everest.

Tugas mereka biasanya menyiapkan rute perjalanan, memasok makanan dan kebutuhan lainnya ke dalam camp dan memandu para pendaki untuk sampai ke puncak Everest. Untuk ekspedisi yang biasanya berlangsung selama 3-4 bulan, para pendaki biasa membayar Sherpa sebesar 2.500-5.000 US Dollar atau sekitar 37-73 juta Rupiah. 

Sedangkan, dikutip dari pernyataan Fransiska dan Mathilda, dua pendaki Indonesia yang pernah mendaki Everest, seluruh biaya yang diperlukan untuk mendaki Gunung Everest yaitu sebesar Rp. 2,4 Miliar, wow harga yang sangat fantastis.

Nah itu dia fakta-fakta unik mengenai Gunung Everest. Apakah kamu tertarik untuk mendaki Gunung ini?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun