Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAHRUDDIN AL MUSTOFA
MUHAMMAD FAHRUDDIN AL MUSTOFA Mohon Tunggu... -

Sesorang yang haus akan ilmu pengetauhan dan berharap jadi orang yang bermanfaat bagi Nusa Bangsa dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulang ke Rumah

5 Mei 2016   08:18 Diperbarui: 5 Mei 2016   09:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Sudah lah Din , cukup kau tenangkan pikiranmu dengan menikmati harimu yang hampa " kata batinku yang sedikit kurang ajar . Ingin rasanya ku memberontak pada batin yang makin ngelunjak ini . Apalah arti berontak jika tidak ada keberanian yang ditanamkan . Ah , cukup sudah lelah aku dengan kekosongan ini . Biarkan aku menikmati segelas teh susu ditemani rintik air hujan dengan bau khas yang menyerang hidungku , nikmat !.

Lama sudah aku tidak menulis disini . Tempat dimana aku belajar curhat dalam bentuk tulisan kepada -mungkin- orang lain . Wadah dimana aku yang dulunya hanya sebagai penikmat tulisan orang lain , ingin mencoba sesuatu yang baru dalam mengekspresikan lewat tulisan juga . Sempat kuberpikir , apakah akan ada yang baca tulisan cekeremesini ? atau hanya perasaan dan imajinasiku saja yang bermain , beradu bahkan bersandiwara dalam panggung kenyataan yang sempit ini . Malu rasanya jika aku memilih diam dan tidak melakukan apapun , toh walau hanya aku seorang yang baca itupun tidak ada ruginya bagiku apalagi bagi orang lain haha .

Sekedar mengisi kejenuhan banyak hal yang bisa dilakukan salah satu nya dengan menulis ini . Harapanku tidak melangit . Aku hanya ingin membaca rekam jejakku nanti disaat waktu telah berubah . Udara yang kuhirup sekarang tak sama dengan udara yang akan kuhirup 5 tahun sampai sepuluh tahun kedepan . Bahkan parahnya kita tidak tau masih bisakah kita menghirup udara dipagi hari esok ?

Terkadang yang tak bisa dipungkiri , Kita ini terlalu egois . Contoh kecil ketika banyak piring kotor didapur dan tak ada satupun dari teman kita yang tergerak hatinya untuk sekedar meluangkan sedikit waktu untuk mencucinya. Semua hanya mementingkan ego dan kesibukannya sendiri . Seorang pemenang itu yang berani mengorbankan ego dan perasaannya demi kepentingan orang banyak .

Ingin sekali semangat ini selalu menancap dihati . Bukan masalah tidak ada yang menyemangati tapi maukah kita untuk sebentar membuka mata serta sadar bahwa menulis ini adalah bagian dari hidup manusia yang paling penting . Itung-ituung sebagai investasi dalam keabadian , walaupun itu hanya sekedar upaya menghibur diri . 

Akhirnya pulang ke rumah , sambil kulirik jam di tepi laptop . Ternyata sudah malam . Kutarik selimut , kuhentikan jemariku mengitik dan perlahan menghampiri tombol turn off .

dan ......

" Aaauumm mhh , wah ngantuk pisan iki cuk .Yowes tak turu disek .
 Selamat mimpi indah ,Cuk !"

Fes , 05-05-2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun