Mohon tunggu...
Muhamad Faliq Ramadan
Muhamad Faliq Ramadan Mohon Tunggu... Railway Business Development - Master in Tourism and Business

Saya hadir untuk terlibat dengan rasionalitas dalam percakapan publik. Sebab kebenaran hadir dengan dipercakapkan, dan ia tidak dilakukan sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money

Cerita Roda Industri

3 Oktober 2022   12:40 Diperbarui: 3 Oktober 2022   12:49 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sistem ekonomi modern tumbuh atas sebuah kepercayaan terhadap  masa depan dan kesediaan para kapitalis untuk menanamkan kembali porsi keuntungan mereka dalam produksi.

Namun itu belum memadai. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan energi dan bahan mentah, dan ini terbatas. Jika kedua elemen ini habis, maka seluruh sistem dapat dipastikan runtuh.

Tetapi buktinya mereka terbatas hanya dalam teori. Saat penggunaan energi dan bahan mentah telah masif dalam beberapa abad terakhir, jumlah yang tersedia untuk eksploitasi kita malah meningkat secara kontra-intuitif. 

Setiap kali terjadi potensi kekurangan yang dapat  mengancam perlambatan pertumbuhan ekonomi, investasi mengarah pada penelitian ilmiah dan teknologi. Ini selalu menghasilkan tidak hanya cara yang lebih efisien untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, tetapi juga jenis energi dan material yang benar-benar baru.

Contohnya industri kendaraan, selama 400 tahun terakhir, umat manusia telah memproduksi miliaran kendaraan dari gerobak sederhana, hingga kereta api, mobil, pesawat jet supersonik, dan pesawat ulang-alik. Orang mungkin mengira bahwa capaian luar biasa seperti itu telah menghabiskan sumber energi dan bahan mentah yang tersedia untuk produksi. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. 

Sementara pada tahun 1700 industri kendaraan global sangat bergantung pada kayu dan besi, hari ini ia memiliki banyak sekali bahan-bahan baru yang ditemukan seperti plastik, karet, aluminium dan titanium, yang bahkan tidak diketahui oleh nenek moyang kita. 

Sedangkan pada tahun 1700 gerobak dibangun terutama oleh tenaga otot tukang kayu dan pandai besi, hari ini mesin di pabrik mobil, kereta api,  dan pesawat ditenagai oleh mesin pembakaran minyak bumi dan beberapa oleh pembangkit listrik tenaga nuklir. Revolusi serupa telah menyapu hampir semua bidang industri lainnya. Ini kemudian disebut sebagai REVOLUSI INDUSTRI.

Selama ribuan tahun sebelum kelahirannya, manusia sudah tahu bagaimana memanfaatkan berbagai macam sumber energi. Mereka membakar kayu untuk melebur besi, memanaskan rumah, dan mematangkan makanan. 

Kapal layar memanfaatkan tenaga angin untuk bergerak, dan kincir air menangkap aliran sungai untuk menumbuk biji-bijian. Namun semua ini memiliki batasan dan masalah yang jelas. Pohon tidak tersedia di mana-mana, angin tidak selalu bertiup saat Anda membutuhkannya, dan tenaga air hanya berguna jika Anda tinggal di dekat sungai.

Masalah yang mendasar adalah bahwa orang tidak tahu bagaimana mengubah satu jenis energi menjadi energi lain. Mereka bisa memanfaatkan pergerakan angin dan air untuk berlayar tetapi tidak untuk memanaskan air atau melebur besi.  Sebaliknya juga, mereka tidak dapat menggunakan energi panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu untuk membuat penggilingan bergerak.

Manusia hanya memiliki satu mesin yang mampu melakukan trik konversi energi seperti itu: tubuh. Dalam proses alami metabolisme, tubuh manusia dan hewan mengolah makanan dan mengubah energi yang dilepaskan menjadi gerakan otot. Laki-laki, perempuan, dan binatang dapat mengkonsumsi biji-bijian dan daging, membakar karbohidrat dan lemak mereka, dan menjadikannya energi untuk beraktivitas.

Karena tubuh manusia dan hewan adalah satu-satunya perangkat konversi energi yang tersedia, kekuatan otot adalah kunci dari hampir semua aktivitas manusia! Otot manusia dapat membangun rumah, otot lembu membajak sawah, dan otot kuda mengangkut barang. 

Energi yang memicu mesin otot organik ini pada akhirnya berasal dari satu sumber yaitu tanaman. Tanaman pada gilirannya memperoleh energi mereka dari matahari. Melalui proses fotosintesis, mereka menangkap energi matahari dan mengemasnya menjadi senyawa organik. Hampir semua yang dilakukan orang sepanjang sejarah didorong oleh energi matahari yang ditangkap oleh tanaman dan diubah menjadi kekuatan otot.

Sejarah manusia akibatnya didominasi oleh dua siklus utama: siklus pertumbuhan tanaman dan siklus perubahan energi matahari (siang dan malam, musim panas dan musim dingin).

Pada intinya saya ingin mengatakan, Revolusi Industri adalah revolusi dalam konversi energi. Ini telah menunjukkan berulang kali bahwa tidak ada batasan jumlah energi yang kita miliki. Atau, lebih tepatnya, bahwa satu-satunya batasan ditentukan oleh ketidaktahuan kita. Setiap beberapa dekade kita menemukan sumber sumber yang baru, sehingga jumlah total energi yang kita miliki terus bertambah.

Sebelum Revolusi Industri, sumber energi manusia hampir sepenuhnya bergantung pada tanaman. Orang-orang tinggal di samping reservoir energi hijau yang membawa 3.000 exajoule (satuan ukur energi) setahun, dan mencoba memindahkan energinya sebanyak mungkin. Namun ada batas yang jelas untuk seberapa banyak mereka dapat mengkonversi energi tersebut. 

Selama Revolusi Industri, kita menyadari bahwa kita sebenarnya hidup di sepanjang lautan energi yang sangat besar, yang menyimpan miliaran energi potensial bahkan milyaran exajoule. Yang perlu kita lakukan hanyalah menciptakan alat pendukung yang lebih baik. Demikian yang dapat saya deskripsikan gambaran umum dan mendasar ihwal Roda Industri, silakan tinggalkan saran atau masukannya. Terima kasih!

Source: M. C. Appleby, J. A. Mench and B. O. Hughes, Poultry Behaviour and Welfare (Wallingford: CABI Publishing, 2004); J. Webster, Animal Welfare: Limping Towards Eden (Oxford: Blackwell Publishing, 2005); C. Druce and P. Lymbery, Outlawed in Europe: How America is Falling Behind Europe in Farm Animal Welfare (New York: Archimedean Press, 2002); G. J. Benson and B. E. Rollin (eds.), The Well-being of Farm Animals (Ames, IA: Blackwell, 2004); Yuval Noah Harari: Sapiens: A Brief History of Humankind (Cloth edition published 2014).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun