Mohon tunggu...
M Fajarun Amin
M Fajarun Amin Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Manusia

Menginginkan Indonesia Raya Lahir Batin selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Arah Baru Wajah Indonesia

28 Juni 2019   09:45 Diperbarui: 30 Juni 2019   14:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sedang mengalami beban ganda gizi di mana kejadian defisiensi gizi makro dan mikro disertai juga dengan meningkatnya angka obesitas (double burden of malnutrition/DBM). 

Stunting dan Wasting pada anak-anak di bawah usia lima tahun, anemia pada perempuan usia reproduksi, berat badan lahir rendah dan praktik pemberian makan bayi dan anak yang tidak memadai menjadi kebiasaan yang lazim. Sementara itu, kegemukan meningkat baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Masalah beban ganda gangguan gizi ini dalam jangka panjang berkontribusi pada penciptaan SDM yang tidak berkualitas dan tidak produktif. Kondisi SDM yang tidak produktif akan menyulitkan Indonesia untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi dan memaksimalkan bonus demografi. 

Lebih jauh, gangguan gizi menyebabkan penduduk berisiko terhadap PTM yang memakan biaya tinggi, yang pada akhirnya, akan berimplikasi pada beban pembiayaan kesehatan yang besar.

4. Penyakit Menular dan Penyakit Infeksi Baru.

a.Indonesia masih menempati urutan keempat di dunia dalam hal banyaknya jumlah anak yang belum diimunisasi. Meskipun terjadi peningkatan cakupan imunisasi lengkap dari 52% menjadi 70% (SDKI 2002, 2017), kasus penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin masih sering terjadi. 

Lebih lanjut, Indonesia juga mengalami peningkatan infeksi baru HIV pada dewasa dan anak-anak, tidak seperti kebanyakan negara di Kawasan Asia-Pasifik yang sudah menunjukkan penurunan.

b. Indonesia menempati peringkat TB tertinggi kedua di dunia dengan tingkat deteksi kasus yang sangat rendah (32% pada 2015). Untuk malaria, meskipun terjadi penurunan kasus malaria selama dekade terakhir, hanya separuh dari daerah di Indonesia yang telah dinyatakan bebas malaria di tahun 2018.

Fokus kini diutamakan di lima provinsi bagian timur (khususnya Papua) yang berkontribusi 70% dari seluruh kasus malaria di Indonesia. Meskipun terdapat peningkatan pendanaan yang signifikan untuk ketiga penyakit ini, sistem kesehatan dan rantai pasokan yang lemah, SDM kesehatan yang tidak memadai dan layanan laboratorium yang lemah tetap menjadi hambatan utama. 

Sementara itu, mengurangi risiko penyakit infeksi baru termasuk Antimicrobial Resistance (AMR) dan Antimicrobial Use (AMU), penyakit zoonosis, ancaman keamanan pangan dan ancaman biologis, kimia dan radio-nuklir, dari manapun sumbernya merupakan tantangan baru bagi Indonesia. Sekitar 70% penyakit infeksi baru pada manusia adalah penyakit zoonosis. 

Situasi ini menjadi lebih kompleks dengan AMR terkait dengan penggunaan antibiotik jangka panjang dan kebiasaan peresepan obat yang buruk, baik dalam pengobatan manusia maupun hewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun