Selain itu, pendidikan inklusif juga harus mencakup pemberantasan buta aksara di kalangan dewasa. Program Keaksaraan Fungsional yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini. Program ini mengajarkan keterampilan membaca dan menulis kepada masyarakat dewasa yang sebelumnya tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Dengan meningkatkan literasi, mereka dapat lebih mandiri dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan keluarga.
Digitalisasi Pendidikan: Peluang dan Tantangan
Kemajuan teknologi telah membuka peluang baru dalam dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis digital, seperti e-learning dan kelas daring, memungkinkan siswa di mana saja untuk mengakses materi pendidikan. Selama pandemi COVID-19, penggunaan teknologi dalam pendidikan meningkat pesat, dengan banyak sekolah dan universitas mengadopsi sistem pembelajaran daring.
Namun, digitalisasi pendidikan juga menimbulkan tantangan baru, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Ketiadaan akses internet, keterbatasan perangkat digital, dan kurangnya literasi teknologi menjadi kendala utama. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023 menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia baru mencapai sekitar 80%, dengan disparitas besar antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam menyediakan infrastruktur teknologi yang memadai. Program seperti "Merdeka Belajar" yang digagas Kemendikbudristek dapat diperluas dengan penyediaan perangkat belajar digital bagi siswa yang kurang mampu dan pembangunan jaringan internet di daerah tertinggal.
Peran Guru dalam Mencerdaskan Bangsa
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Tanpa guru yang kompeten dan berdedikasi, upaya mencerdaskan bangsa akan sulit tercapai. Namun, tantangan yang dihadapi para guru di Indonesia tidaklah kecil. Mulai dari rendahnya kesejahteraan, kurangnya pelatihan, hingga beban administrasi yang berat sering kali menghambat mereka dalam memberikan pengajaran yang maksimal.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti pemberian tunjangan profesi dan pelatihan berkelanjutan. Meski demikian, masih banyak guru honorer yang menerima gaji jauh di bawah standar. Kondisi ini perlu segera diperbaiki agar profesi guru menjadi lebih menarik dan dihormati.
Menggerakkan Partisipasi Semua Pihak
Mencerdaskan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat. Sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan komunitas lokal memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan.
Beberapa perusahaan telah menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang pendidikan, seperti pemberian beasiswa atau pembangunan fasilitas sekolah. Selain itu, gerakan masyarakat seperti "Kelas Inspirasi" dan "Indonesia Mengajar" telah memberikan dampak positif dengan mengirimkan relawan ke daerah-daerah terpencil untuk mengajar dan memberikan motivasi kepada siswa.