Lila tertegun membaca tulisan itu. Ia menatap pohon flamboyan dengan perasaan campur aduk. Ia tidak pernah tahu siapa sebenarnya Arka, tetapi ia merasa telah kehilangan seseorang yang begitu berarti.
Hari-hari berlalu, dan Lila terus datang ke pohon flamboyan itu. Ia merasa ada bayang-bayang Arka di sana, seperti janji yang tak pernah selesai. Pohon flamboyan itu kini menjadi lebih dari sekadar tempat kenangan. Ia menjadi pengingat bahwa pertemuan, sekalipun singkat, dapat meninggalkan jejak mendalam dalam hidup seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H