Solusi yang ditawarkan kepada pemrintah adalah yang pertama denga memperbaiki fasilitas transportasi umum terlebih dahulu karena bagaimanapun juga masyrakat akan tetap memilih transportasi yang murah, nyaman dan aman dan ketiga faktor tersebut telah dimiliki oleh layanan ojek online dan belum sepenuhnya dimiliki oleh transportasi umum. Pembangunan BRT sebagai moda transportasi utama dalam kota yang fleksibel bisa menjadi salah satu solusi perbaikan transportasi umum dalam kota. Bus Rapid Transit (BRT) adalah sistem transit berbasis bus berkualitas tinggi yang memberikan layanan yang cepat, nyaman, serta memiliki kapasitas angkut yang besar. Karena BRT memiliki fitur yang mirip dengan sistem kereta ringan atau metro, BRT jauh lebih dapat diandalkan dibanding layanan bus biasa. Hal ini dilakukan melalui penyediaan jalur khusus dan halte yang biasanya berada di median jalan, pembayaran tiket off-board, serta frekuensi dan kecepatan bus yang tinggi.Keuntungan lain sistem BRT ialah memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dari angkutan massal berbasis rel. Sistem BRT dapat menjangkau area-area perkotaan yang tidak dapat dicapai oleh sistem rel karena kekakuan infrastruktur. Solusi yang kedua adalah penegasan peraturan mengenai pembatasan jumlah angkutan online. Setidaknya Pemkot dapat mengatur batasan kuota tranportasi online yang turun ke jalan atau membuat regulasi seperti ganjil genap dan three in one. Jika Pemkot serius dan berkomitmen dalam mengurangi tingkat kemacetan, tidak ada salahnya untuk menghadirkan regulasi mengenai batasan kendaraan dalam waktu dekat ini.
*)Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS Angkatan 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H