Mohon tunggu...
M Fairuz Arrahman EZA
M Fairuz Arrahman EZA Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa IAIN Jember

Taklukan ketakutan, lawan takut menaklukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Izinkan Aku Mencubit Pipimu, Sya!

21 Juli 2020   21:43 Diperbarui: 21 Juli 2020   21:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hey! Kamu?"

Suasana saat itu yang begitu ramai terasa senyap. Kisah perjumpaan yang membuat dunia hanya milik mereka berdua. Iya, Sofa terkaget melihat masa lalunya. Itupun sangat tiba-tiba saat Pasya hendak ke kampus, duduk sementara di persimpangan jalan sembari menunggu angkutan umum. Awalnya mereka tidak saling menatap, bahkan untuk melirik sedikitpun tidak. Rasa penasaran yang dalam membuat Sofa menyeru. Lalu...

"Kamu? Kamu? Sofa, kan? Iya? Sungguh? Yang dulu pernah ketimpa kasur? Yang dulu belajar motor nyemplung ke got? Yang jomlo sampai sekarang? Hehe...", Pasya menjawab antara bahagia dan terkejut.

"Hahaha... Aku Sofa, Sya.", jawab Sofa sambil tertawa.

"Ya ampun! Aku gak percaya sumpah!! Aku sedang mimpi kah? Ya Tuhan, inikah yang dinamakan harta karun yang hilang terus muncul lagi? Aku tak percaya! Coba aku tampar pipimu.", Lanjut Pasya.

PLOKK!!!

"Aduh! Sakit Sya!"

"Hehe... Maaf, Cuma ngetes. Oke! Aku percaya sekarang."

Mereka saling bertukar cerita sampai mereka tau kalau Sofa dan Pasya menempuh pendidikan di kampus yang sama. Dengan sifat Pasya yang serba lebay dan asal nyeplos membuat Sofa de javu, begitu juga dengan sifat Sofa yang polos membuat kenangan itu hadir kembali. Akhirnya, mereka bertolak ke kampus dan duduk sementara di sekitaran taman dekat kampus. Lalu, karena Pasya yang amat gembira bertemu Sofa, ia memulai celotehannya...

"Ya ampun!!! Gak tau deh aku mau ngomong apa, Sof! Aku antara mau teriak dan nangis aja gitu!!! Sumpah!!! Aduuuuh.. Kok kamu tambah cantik siiii!"

"Hehe... Kamu pula cantik, Sya.", jawab Sofa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun