Mohon tunggu...
Muhamad FahrurRadzi
Muhamad FahrurRadzi Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO

Saya lahir di Purwakarta pada tanggal 04 Mei 1999, merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Sekarang saya kuliah tingkat 3 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yakin Mau Jadi Anggota DPR?

4 Desember 2019   14:12 Diperbarui: 4 Desember 2019   14:17 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untukmu yang duduk sambil diskusi.. 

Untukmu yang biasa bersafari.. 

Di sana, di gedung DPR.. 

Di hati dan lidahmu kami berharap.. 

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan..

Jangan ragu jangan takut karang menghadang..

Lagi dan lagi, musisi ini sering kali membuat lagu yang memang menyindir para kaum elite pemerintahan seperti DPR, Guru, dsb. Kini DPR menjadi sorotan banyak pihak sekalipun itu rakyat kecil, menengah, dan mahasiswa tua maupun muda.

Menilik jauh dari dibuatnya lagu Surat Buat Wakil Rakyat karya Iwan Fals, ternyata permasalahan di negeri ini tak kunjung habis. Seolah mati satu tumbuh seribu. Begitupun para Dewan Perwakilan Rakyat yang lebih sering kita dengar dengan Dewan Penghianat Rakyat.

Karena kita tahu, akhir-akhir ini sangat senter kata DPR oleh permasalah RUU KPK. Sehingga bulan ini membuat ratusan bahkan jutaan mahasiswa turun kejalan diikuti oleh para pelajar SMK. Jujur, penulis banyak sekali mendengar bahwa kondisi seperti ini layaknya kondisi saat tahun 98 atau zaman orde baru.

Namun di balik banyaknya masalah yang dihadapi para DPR RI ini, sebenarnya apa sih yang membuat para elit politik ingin sekali menjadi para DPR dengan alih- alih penyambung lidah rakyat lah, pro rakyat kecil lah..

Semuanya bullshitt. . . .

Tahukah kamu, bahwa modal jadi DPR RI itu bisa mencapai 6 miliar rupiah. Berikut beberapa penulis yang menyebutkan nominal uang yang harus dikeluarkan untuk menjadi seorang DPR RI.

Pramono Anung pernah menulis buku 'Mahalnya Demokrasi, Memudarnya Ideologi'. Dia menjelaskan public figure bisa menghabiskan Rp 200 hingga 800 juta, aktivis parpol bisa menghabiskan Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar, dan seorang pengusaha bisa menandaskan RP 6 miliar. Semua itu untuk biaya kampanye supaya bisa menjadi anggota DPR.

Sudah jelas sekali bukan, bahwa orang-orang yang menjadi DPR bukan dari golongan bawah. Karena secara tidak langsung modal yang besar membuat orang- orang dibawah garis kemiskinan akan meronta- ronta untuk menjadi penyambung lidah rakyat ini..

Namun, pernahkah kalian berfikir bahwa apa yang mereka cari atau apa tujuan mereka sebenarnya untuk menjadi seorang DPR? Masa iya di zaman sekarang ini yang tidak ada apapun yang gratis, masih ada para politik elit untuk tulus mengabdi kepada rakyatnya?

Jawabannya belum tentu!

Lalu ada istilah kalo jadi anggota DPR itu harus balik modal...., mari kita intip sebenarnya berapa penghasilan para wakil rakyat ini.

Berikut beberapa nama anggota DPR baik yang merangkap dengan ketua DPR atau wakil DPR yang paling kaya :

  • Puan Maharani                Rp 363.790.695.900
  • Azis Syamsudin              Rp 95.061.154.723
  • Sufmi Dasco                    Rp 32.196.441.418.
  • Rachmat Gobel               Rp 418.984.645.538.
  • Muhaimin Iskandar       Rp 14.438.668.348

Jadi gimana? Masih mau jadi anggota DPR? Mau uangnya atau tulus mengabdi untuk rakyat?. Maka dari itu ktia sebagai rakyat yang cerdas wajib tau dan mencari tau mengenai informasi dan isu yang sedang terjadi di negara ini terutama yang berkaitan dengan UU ataupun para wakil rakyat ini. Karena kalo buka mereka para wakil rakyat yang menyambung aspirasi kita maka siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun