Mohon tunggu...
Fadli
Fadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat sejarah dan budaya

Menyukai dunia sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Politik Patut Cegah Pilkada Kota Batam Satu Pasangan Calon Lawan Kotak Kosong

2 Agustus 2024   19:57 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:09 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kejatuhan era orde baru dan muncul era reformasi, masyarakat Indonesia diberi kebebasan dalam demokrasi. Urusan pemilihan kepala daerah yang sebelumnya hanya dipilih anggota DPRD selanjutnya diserahkan kepada rakyat untuk menentukan pilihan. Sebelum rakyat diberi pilihan, tokoh yang ingin maju sebagai kepala daerah wajib diusung oleh partai atau pun lewat calon independen.

Pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung memberikan peluang untuk rakyat secara bebas menentukan pilihan calon kepala daerah yang diusung partai politik atau maju independen. Pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat bertujuan untuk menghasilkan pemimpin yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan reformasi. Walau pun pemilihan kepala daerah secara langsung belum banyak menghasilkan kualitas pemimpin yang baik sesuai tujuan reformasi, namun tentunya ke depan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk membenahinya.

Pada masa sekarang ini para tokoh yang ingin mencalonkan dirinya sebagai kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota lewat partai tentu tengah berlomba-lomba meminta dukungan partai politik yang punya kursi di DPRD. Para politikus yang berlomba-lomba ingin mendapatkan dukungan sebagian adalah orang diluar partai. Kadang partai tidak punya kader yang layak diusung. Tokoh-tokoh di luar partai politik kadang lebih berpengaruh di tengah masyarakat sehingga mempunyai peluang untuk maju ikut pilkada.

Pilkada di Kota Batam, Kepulauan Riau tahun 2024 ini berpotensi memunculkan hanya satu pasangan calon yang melawan kotak kosong. Pasangan Amsakar dan Li Claudia untuk sementara waktu telah mendapat sebagian besar dukungan dari partai yang punya kursi di DPRD Kota Batam. Amsakar dan Li Claudia telah mendapatkan rekomendasi dari 11 partai yakni NasDem 10 kursi, Gerindra 7 kursi, Golkar 6 kursi, Demokrat 2 kursi, PKB 4 kursi, PAN 3 kursi, Hanura 2 kursi, PSI 1 kursi, PPP 1 kursi, PKN 1 kursi, dan PKS 6 kursi. Jumlah keseluruhan sebanyak 43 kursi. Partai yang tersisa adalah PDI P dengan jumlah 7 kursi. Jumlah kursi PDI P tidak cukup untuk mengusung pasangan bakal calon jika tidak berkoalisi dengan partai lain. Untuk mengusung pasangan bakal calon minimal harus mempunyai 10 kursi. PDI P saat ini belum menentukan sikap untuk bergabung mendukung Amsakar dan Li Claudia.

Amsakar dan Li Claudia kebetulan berasal dari daerah yang sama yakni dari Pulau Singkep, Kabupaten Lingga. Amsakar berasal dari Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat dan Li Claudia berasal dari Kelurahan Dabo, Kecamatan Singkep.  Jika sekiranya tidak ada perubahan, maka Pilkada Kota Batam akan memunculkan satu pasangan calon yakni Amsakar dan Li Claudia melawan kotak kosong. Hal ini mengakibatkan pemilih di Kota Batam hanya disuguhkan ide atau gagasan tentang kemajuan Kota Batam kedepan dari satu pasangan calon. Ada 890.242 pemilih pada Pilkada Kota Batam, dan sebagian pemilih tentunya menginginkan juga ide atau gagasan dari calon lain yang diharapkan mampu memberikan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan di Kota Batam untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi. Jika benar-benar terjadi satu pasangan calon melawan kotak kosong pada Pilkada Kota Batam, tentu partailah pihak yang bertanggung jawab menyebabkan tokoh atau politikus lain gagal untuk maju lewat partai. Menghalangi pihak yang ingin maju tentu juga menghalangi dan merintangi keinginan sebagian masyarakat.

Masih ada waktu buat 11 partai politik yang telah menentukan sikap dan di tambah PDI P untuk mencegah munculnya satu pasangan calon melawan kotak kosong. Sebagian partai yang telah menentukan sikap perlu mencabut dukungan dan mengadakan koalisi untuk mendukung pihak-pihak yang layak untuk maju pilkada.  Partai politik masih ada waktu kembali membuka diri untuk tokoh dari dalam dan luar partai. Pengurus partai perlu kembali menjaring dan mengadakan seleksi, memberikan peluang sebesar-besarnya kepada tokoh yang ingin maju sebagai pasangan calon. Hal-hal yang perlu dicermati untuk seorang tokoh diusung sebagai pasangan calon adalah sejauh mana dukungan masyarakat, perilaku tokoh, ide atau gagasannya tentang daerah dan pengalaman

Tokoh yang ingin maju wajib telah mendapatkan dukungan dari masyarakat yang bisa dilihat dari fenomena yang ada ditengah masyarakat. Adanya dukungan menunjukkan suatu sinyal bahwa seorang tokoh telah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hasil survei yang dilaksanakan secara benar tanpa adanya rekayasa menjadi petunjuk penting seorang tokoh telah mendapat dukungan dari masyarakat.

Seorang tokoh yang mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat wajib mempunyai perilaku yang baik ditengah masyarakat. Seorang tokoh yang mempunyai perilaku baik adalah bisa dipercaya, bijak dalam berkomunikasi dengan masyarakat, ramah, tidak sombong, tidak pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum, dan suka turun ke tengah masyarakat untuk berkomunikasi mendengarkan berbagai saran dan keluhan.

Ide atau gagasan yang dikeluarkan berhubungan dengan ilmu pengetahun seorang tokoh. Ilmu pengetahuan berdasarkan hasil belajar menyerap ilmu dari berbagai sumber. Ilmu pengetahuan tidak semuanya didapatkan dari pendidikan resmi. Ilmu pengetahuan bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti banyak membaca, diajari secara langsung di luar pendidikan resmi oleh orang-orang yang punya ilmu pengetahuan, hasil dari berbagai pengalaman pribadi  dan lain-lain. Jenjang pendidikan seorang tokoh tidak perlu dipersoalkan, selama jejang pendidikannya itu diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan. Orang-orang yang mempermasalahkan jenjang pendidikan seorang tokoh adalah mereka yang mempunyai pemikiran picik tidak mengerti tentang dunia ilmu pengetahuan.

Tokoh yang ingin ikut pilkada wajib melahirkan ide-ide yang cemerlang supaya bisa membawa masyarakat ke arah yang lebih baik lagi. Ide atau gagasan yang disampaikan tentang pemerintah daerah dan masa depan masyarakat adalah hal-hal yang mampu untuk dilaksanakan, bukan janji manis untuk merayu masyarakat. Ide atau gagasan itu akan menjadi visi misi yang akan dikerjakan. Pengalaman suatu tambahan yang penting. Pengalaman bagian dari sumber ilmu pengetahuan. Pengalaman yang berhubungan dengan urusan pemerintah dan hal-hal yang berhubungan dengan sosial masyarakat adalah bekal yang baik untuk seorang bakal calon. Namun orang-orang yang belum punya pengalaman tentunya juga mampu jika dibekali dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun