Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Di samping menggunakan kertas, boleh menggunakan papan tolak bala ataupun daun pohon macang yang ditulis dengan 7 ayat suci. Penggunaan daun pohon macang karena daunnya lebar dan keras sehingga tidak mudah rusak saat direndam. Sangku mekah yakni mangkok tembaga yang di dalamnya ada tulisan kalimah suci, juga bisa digunakan untuk mandi Safar. Sangku mekah dijadikan wadah mendirus tubuh saat mandi dan minum. Pada masa lalu, sebagian masyarakat meminta tokoh agama untuk membaca doa selamat supaya keluarganya dan seluruh umat Islam dijauhkan dari bala bencana. Tokoh agama membaca doa selamat di rumahnya, dan diberi hadiah makanan dan minuman manis sebagai ucapan terima kasih.
Dalam budaya masyarakat Daik, pada mulanya sebagian masyarakat melaksanakan mandi Safar sambil bertamasya di hulu Sungai Tanda dan Sungai Daik. Pada masa sekarang ini, sejak adanya jalan yang mudah dilewati kendaraan dari Daik menuju pantai di desa lain, sebagian masyarakat pergi bertamasya ke sana. Hari mandi Safar merupakan hari yang membahagiakan, terutama buat anak-anak yang akan pergi ke tempat pemandian di sungai atau pantai.
Keluarga yang pergi mandi Safar membawa bekal makanan dan minuman yang sedap-sedap. Mereka berkumpul bersama sanak keluarga dan teman-teman bertamasya menikmati keindahan alam. Terutama anak-anak, mereka bermain air, berenang dan menyelam lalu menikmati bekal. Di tepi sungai atau pantai orang-orang duduk berkumpul bercengkerama, menikmati bekal dan saat matahari telah condong, mereka satu per satu pulang ke rumah.Â
Tradisi mandi Safar sebagai warisan budaya masyarakat Daik mengandung nilai-nilai penting bagi kehidupan masyarakat. Mandi Safar suatu tradisi religius mendekatkan diri manusia kepada Allah Swt. Tradisi mandi Safar suatu doa dan harapan kepada Allah Swt untuk dijauhkan dari segala bala bencana dunia dan akhirat. Doa dan pengharapan mengingatkan kita pada ajaran agama Islam tentang suruh dan tegahnya yang berhubungan dengan hal-hal yang menyelamatkan manusia dari hidup celaka.
Tradisi mandi Safar menjadi hari tempat mempererat tali silaturahmi antara sanak keluarga, teman, orang sekampung, dan seluruh masyarakat yang terlibat. Di saat mandi Safar satu sama lain berkumpul bercengkerama dan berbagi makanan yang dibawa. Tradisi mandi Safar yang sekaligus sambil bertamasya mengingatkan masyarakat untuk menjaga lingkungan alam sekitar. Alam sekitar perlu dijaga dan dirawat supaya tidak rusak oleh tangan jahil manusia.
Masyarakat dan generasi muda juga perlu diberi edukasi bahwa tradisi mandi Safar bukan acara hiburan tahunan yang lebih menonjolkan hiburan semata namun suatu tradisi yang mempunyai makna penting dalam kehidupan masyarakat yang menyangkut kehidupan yang religius untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, hubungan silaturahmi antara sesama manusia, dan menjaga lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H