Mohon tunggu...
Fadli
Fadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat sejarah dan budaya

Menyukai dunia sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masjid Jamik Sultan Lingga Khazanah Dunia Melayu

15 April 2022   06:15 Diperbarui: 15 April 2022   06:24 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang dalam masjid (Dokpri)

Masjid Jamik Sultan Lingga dibangun dari batu bata, berlantai marmer dan beratap genting. Pada masa kini atap masjid telah diganti asbes. Atap limas masjid punya keunikan tersendiri karena tidak dipasang kubah. Hanya di ruang tempat meletakkan mimbar terdapat kubah yang sekaligus berfungsi sebagai atap bangunan. 

Di bagian ruang depan hanya diberi pagar besi. Ruang dalam dan depan dibatasi dinding tembok yang dihubungkan tiga pintu. Masjid selesai dibangun pada tahun 1909. 

Di dalam masjid terdapat mimbar berukir yang berasal dari masjid era Sultan Mahmud Riayat Syah. Sesuai dengan penjelasan yang terdapat di inskripsi mimbar, pada Senin 12 Rabiul Awwal 1212 (4 September 1797) mimbar selesai dibuat di Semarang, Jawa. 

Di samping kiri Masjid Jamik Sultan Lingga terdapat kolam penampungan air yang telah ada sejak zaman masjid lama. Di belakang masjid terdapat komplek pemakaman Sultan Mahmud Riayat Syah serta keluarganya.

Mimbar masjid (Dokpri)
Mimbar masjid (Dokpri)
Masjid Jamik Sultan Lingga dan masjid sebelumnya pada masa yang lalu menjadi bagian dari pusat pendidikan agama Islam masyarakat. Masjid menjadi tempat masyarakat sekitar untuk menimba ilmu agama dari para ulama yang bersedia untuk memberikan berbagai pelajaran. 

Masjid menjadi tempat beribadah para ulama lingkungan istana dan pusat kerajaan sehingga memudahkan masyarakat sekitar untuk bertanya mengenai berbagai masalah agama. 

Masjid mempunyai berbagai kitab agama dalam bentuk cetak dan manuskrip. Kitab-kitab yang ada di masa lalu menjadi rujukan dalam pelajaran agama yang diajarkan. 

Pada masa kini kitab milik masjid dititipkan ke Museum Linggam Cahaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga. Masjid Jamik Sultan Lingga menjadi bagian khazanah warisan Kerajaan Lingga-Riau yang masih kokoh berdiri dan masih bisa dipergunakan di Kabupaten Lingga. Bangunan fisik masjid perlu terus dilestarikan dengan dirawat sebaik-sebaiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun