Mohon tunggu...
Fadli
Fadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat sejarah dan budaya

Menyukai dunia sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbaju Kurung di Hari Raya

13 Mei 2021   20:10 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:51 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat dua buah kekek di bagian ketiak dan pesak di kiri kanan baju. Baju kurung cekak musang yang sering dipakai di Daik mempunyai satu kocek di bagian atas sebelah kiri dada, dan dua kocek di bagian bawah.

Baju kurung cekak musang dipakai dengan celana panjang dengan jenis dan warna yang sama dengan baju. Dalam berpakaian baju kurung cekak musang dilengkapi dengan kain sarung pelekat, kain songket atau pun kain sarung tenun lainnya namun kain batik tidak lazim dipakai. Kain sarung yang dipakai dengan baju kurung cekak musang atau baju kurung teluk belanga disebut dengan kain dagang. 

Maksud kain dagang bukan berarti kain untuk berdagang atau berniaga tetapi kain pelengkap yang dipakai dengan baju kurung atau baju tradisional Melayu lainnya. Kain dagang dipakai diluar baju kurung dan disebut kain dagang luar. Kain dagang yang dipakai untuk laki-laki yang telah menikah kain hanya dipakai dari pinggang sampai sebatas bawah lutut paras tulang kering, dan laki-laki yang masih bujangan kain hanya dipakai mulai dari pinggang sampai diatas lutut. 

Kain sarung yang dipakai untuk kain dagang baju kurung biasanya yang mempunyai kepala kain, yakni bagian kain yang mempunyai corak sedikit berbeda dibandingkan dengan corak keseluruhan kain. Kain dagang yang dipakai, bagian kepala kain diletakkan dibagian belakang.

Hanya anak-anak yang dianggap wajar tidak menggunakan kain dagang. Di masa lalu di zaman Kerajaan Lingga-Riau, kaum laki-laki Melayu yang berpakaian hanya memakai baju, celana dan destar tanpa menggunakan kain dianggap seperti anak-anak dan orang gila.

Dokpri
Dokpri
Baju kurung dipakai dengan songkok hitam polos dan janggal dipakai dengan songkok warna lainnya atau songkok bulat. Destar mau pun tanjak tidak lazim dipakai bersama baju kurung di hari raya. 

Di masa Daik sebagai pusat Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga hingga ke Lingga-Riau masyarakat Daik menggunakan destar dari kain sebagai penutup sebagai atau seluruh kepala. Penggunaan destar dengan bentuk tertentu dipakai sebagai pelindung dan hiasan kepala juga pelengkap pakaian tradisional. Penggunaan songkok pengganti destar juga muncul di zaman Kerajaan Lingga-Riau. 

Songkok hitam kemudian mengambil alih peranan destar sebagai pakaian sehari-hari mau pun pakaian resmi masyarakat Daik. Destar mau pun tanjak hanya digunakan pada acara tertentu seperti pakaian pengantin laki-laki, dan untuk pertunjukan seni. Nampaknya pemakaian tanjak mulai menggeliat sejak tahun 2017 yang lalu. 

Pada masa sekarang pemakaian destar sering dipakai diberbagai acara resmi mau pun tidak resmi. Malahan destar-destar tertentu yang biasanya dipakai dengan pakaian tradisional pada acara adat istiadat atau acara resmi malah dipakai sehari-hari dengan pakaian modern seolah-olah seperti memakai topi.

Baju kurung teluk belanga bagian dari baju kurung yang sering dipakai oleh orang Melayu Daik. Dinamakan baju kurung teluk belanga, mengambil nama daerah di Singapura sebagai tempat kedudukan Temenggung Abu Bakar Seri Maharaja Johor penguasa dari wilayah Johor. Baju kurung teluk belanga merupakan turunan dari baju kurung tradisional Melayu yang biasa dipakai oleh masyarakat Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga yang selanjutnya begitu populer di zaman Temenggung Abu Bakar Seri Maharaja Johor. 

Baju kurung teluk belanga bentuk lehernya bulat dan disekeliling leher dijahit dengan jahitan yang disebut dengan jahitan tulang belut. Baju kurung teluk belanga berlengan panjang dan labuh sampai di bawah punggung. Sama seperti baju kurung cekak musang mempunyai kekek dan pesak. Terdapat dua kocek pada bagian bawah baju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun