Memulai langkah dari menonton film Max Havelaar, yang diperlihatkan Havelaar sebagai tokoh yang idealis serta mencintai istri dan anaknya. Havelaar diangkat menjadi Asisten Residen Lebak, namun tugas ia tidak mudah karena tidak hanya berhadapan dengan Belanda tetapi ia juga harus berhadapan dengan penguasa lokal (Bupati Lebak) yang menggunakan kekuasaan untuk memeras rakyatnya.Â
Pada tempat yang sama, Havelaar bertemu dengan dua orang anak pribumi, Saidjah dan Adinda. Namun, singkat cerita Havelaar kemudian dipecat dan harus kembali ke Belanda.
Dalam film Max Havelaar terdapat salah satu transportasi yang unik dan mampu bertahan sampai saat ini. Alat transportasi tersebut sering dikenal dengan nama "delman".Â
Delman merupakan alat transportasi darat yang berbentuk seperti kereta beroda dua dan ditarik oleh kuda. Kuda merupakan salah satu hewan ternak yang sejak lama sudah memiliki hubungan dengan manusia.Â
Kuda berperan dalam kehidupan manusia dapat dilihat dari fungsinya sebagai alat transportasi, mata pencaharian, dan sebagai salah satu untuk cabang olahraga (berkuda).
Menurut sejarahnya, delman berasal dari nama penciptanya yaitu Ir. Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir Batavia pada saat itu.Â
Pada awalnya delman digunakan untuk mengangkut dan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Delman mampu bertahan sampai saat ini meskipun telah berubah fungsinya.Â
Perubahan fungsi pada delman sudah terlihat pada masa Pemerintahan Hindia-Belanda, yang awalnya untuk mengangkut dan memindahkan barang, kini delman menjadi salah satu alat rekreasi yang berfungsi sebagai sumber penghasilan utama bagi "pak kusir/kusir" (sebutan untuk pengendara delman).
Delman pernah menjadi alat transportasi tradisional yang mampu meningkatkan perekonomian bagi keluarga, terutama bagi pemilik kuda menjadi salah satu orang yang paling diuntungkan dengan adanya delman.Â
Contohnya, kusir delman di Kota Bandung, terutama di sekitaran stasiun dan pusat perbelanjaan mendapat rezeki melimpah berkat adanya delman. Kusir delman mampu mengangkat barang belanjaan beserta pemilik barang menuju lokasi yang ditujukan. Namun, setelah tahun 1950-an delman berangsur-angsur berkurang; dari 451 buah pada tahun 1955 menjadi 46 buah pada tahun 1980 (Kunto, 1984: 93-105) dalam Ekajati, Sejarah Kota Bandung 1945-1979.
Delman menjadi alat transportasi utama dan sering digunakan untuk perjalanan yang ditempuh jarak jauh. Khususnya di Pulau Jawa, delman pernah digunakan sebagai angkutan antar kota, utamanya sebelum kereta api dan kendaraan motor lainnya beroperasi di Indonesia. Perubahan fungsi delman terus telihat setiap tahunnya.
Pada akhirnya, delman digunakan untuk lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang bersifatnya regional. Hal ini dikarenakan adanya aturan yang ketat tentang pengoperasian delman terutama di kota yang sudah selangkah lebih maju dikarenakan adanya angkutan umum bermotor.
Keberadaan delman, khususnya di kota-kota besar semakin hari semakin tegeser oleh kebeadaan angkutan bermotor. Meskipun delman telah tergeser oleh keberadaan angkutan bermotor, namun di Daerah Istimewa Yogyakarta delman masih banyak ditemukan dan tetap menjadi favorit turis-turis yang menginginkan perjalanan menggunakan kereta kuda.Â
Eksistensi delman seakan-akan menjadi ciri khas budaya Indonesia, terlebih kusir sering menggunakan baju khas serta delman yang dihias menjadikan suatu hal yang 'nyentrik' dan mengundang wisatawan untuk mencoba sensasi menaiki delman.
Sumber
- Ekajati, Edi Suhardi. 1985. Sejarah Kota Bandung 1945-1979. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- "Asal-usul Kereta Kuda di Indonesia" melalui annunaki.me, diakses 17/10/17
- "Sejarah Moda Transportasi Jakarta :Delman" melalui chirpstory.com, diakses 17/10/17
- "Delman" melalui nias-utara.mm-stieigi.web.id, diakses 17/10/17
- "Manfaat Delman"
- "Mengenal Sejarah Delman atau Andong" melalui merahputih.com, diakses 17/10/17
- "Delman" melalui jakarta.go.id/web/encyclopedia, diakses 17/10/17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H