Mohon tunggu...
M Fachri Hibatullah
M Fachri Hibatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Membaca/Beternak/Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Hindu Islam: Menyorot Tradisi Nadran dan Sedekah Bumi Pantai Utara Cirebon di Desa Astan Kecamatan Gunung Jati Tahun 2000-2005

25 Desember 2023   23:15 Diperbarui: 26 Desember 2023   00:13 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori filsafat sejarah, khususnya teori romantisme, dianggap sebagai pendekatan yang relevan untuk membuka lapisan-lapisan kejadian dan perubahan dalam tradisi Nadran dan Sedekah Bumi. Romantisme, dalam filsafat sejarah, sering kali menekankan pada dimensi emosional dan nilai-nilai yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, melibatkan teori ini diharapkan dapat membantu mengungkapkan lebih dalam perasaan dan pandangan masyarakat Pantai Utara terhadap perubahan dalam tradisi mereka.

Dengan menelusuri sejarah dan pergeseran dalam tradisi Nadran dan Sedekah Bumi, artikel ini juga bertujuan untuk menemukan bagaimana perubahan tersebut dapat berdampak hingga saat ini. Pertanyaan kunci melibatkan pencarian nilai-nilai dan makna yang tersemat dalam setiap elemen tradisi yang telah mengalami perubahan.

Artikel ini menjadi sebuah perjalanan intelektual yang melibatkan pencarian dalam kerumitan sejarah, mencoba membongkar alasan di balik perubahan yang terjadi, dan merenungkan implikasinya pada identitas dan budaya masyarakat Pantai Utara. Dengan demikian, teori romantisme dalam filsafat sejarah menjadi alat pandang yang kaya emosi dan mendalam untuk menjelajahi perjalanan tradisi Nadran dan Sedekah Bumi dari masa lalu hingga kini.

Teori Romantisisme muncul pada abad ke-19, periode yang ditandai oleh meningkatnya penghargaan terhadap zaman pertengahan Eropa. Pada saat itu, kaum intelektual menunjukkan kekaguman terhadap tokoh-tokoh besar dan menginginkan untuk menghidupkan kembali hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Mereka melihat sejarah sebagai pandangan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dianggap sebagai pengalaman pribadi manusia.

Beberapa tokoh yang menganut teori Romantisisme termasuk Francois Auguste de Chateaubriand, Madame Anne Louise Germaine de Staël, Sir Walter Scott, Augustin Thierry, Jules Michelet, Thomas Carlyle, dan lainnya. Pemikiran Romantisisme dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk menilai dan merasa positif terhadap peradaban yang berbeda dari peradaban mereka sendiri, serta memiliki kerinduan terhadap masa lalu. Ini mencerminkan keinginan untuk menghadirkan kembali atmosfer yang sudah terjadi. Sehingga teori ini cocok diaplikasikan dalam penulis anartikel ini karena memang sejak terjadinya konfil disana ditiadakan dan baru dihadirkan kembali di tahun 2005.

Interpretasi

Tradisi Nadran dan Sedekah Bumi di Pantai Utara menjadi cerminan perjalanan emosional dan nilai-nilai yang bersifat subjektif dalam pandangan masyarakat setempat. Sebagai manifestasi budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, tradisi ini mencerminkan ikatan mendalam antara manusia dan alam, serta nilai-nilai kehidupan yang melimpah dari alam tersebut.

Dalam menganalisis tradisi ini dengan pendekatan teori romantisme, dapat dipahami bahwa romantisme dalam filsafat sejarah seringkali menyoroti dimensi emosional dan nilai-nilai yang mewarnai pengalaman manusia terhadap perubahan. Seiring dengan evolusi zaman, tradisi Nadran dan Sedekah Bumi mengalami perubahan yang mencolok, terutama pada rentang tahun 2000 hingga 2004.

Teori romantisme menyoroti aspek subjektif dalam sejarah, di mana emosi, perasaan, dan nilai-nilai personal menjadi unsur kunci. Dalam konteks ini, perubahan signifikan dalam pelaksanaan tradisi Nadran dan Sedekah Bumi dapat diartikan sebagai ekspresi emosional dan perubahan nilai-nilai yang dialami oleh masyarakat Pantai Utara.

Salah satu aspek penting dalam analisis ini adalah merunut nilai-nilai romantisme yang mungkin tercermin dalam perubahan tersebut. Romantisme seringkali mengeksplorasi tema-tema seperti kebebasan, keindahan alam, dan rasa keterhubungan dengan akar budaya. Dalam perubahan tradisi ini, mungkin terdapat dorongan untuk merayakan kebebasan ekspresi, memperkuat ikatan dengan keindahan alam, dan merefleksikan kembali akar budaya mereka.

Dengan memahami bahwa romantisme melibatkan pencarian makna dan nilai-nilai intrinsik, analisis terhadap tradisi Nadran dan Sedekah Bumi dapat menyoroti upaya masyarakat dalam mengekspresikan rasa syukur, keterhubungan spiritual dengan alam, dan upaya pelestarian nilai-nilai budaya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun