Desa ini selalu menguarkan aroma surga dan membagi nikmat tiap sesapan kopi itu kepada siapapun dengan ramah, untuk teman bercengkrama, dan semua tentang kehidupan, akan selalu ada kopi sebagai teman paling setia yang akan menyela lewat rasa.
Suasana Kampoeng Kopi ini sungguh amat menenangkan. Ia tak hanya menyajikan kekhasan sebagaimana layaknya kampung yang masih alami dengan jejeran rumah panggung yang eksotis, tapi juga warganya yang mampu menjaga keharmonisan sebagai pelengkap kesempurnaan yang indah.
Sejarah Desa Rigis Jaya
Nama Rigis Jaya merujuk pada Bukit Rigis yang menjadi hutan kawasan register 45 di Kabupaten Lampung Barat. Dalam bahasa Lampung, Rigis berarti bergerigi sesuai dengan bentuk puncak perbukitan Rigis.
Desa Rigis Jaya, secara administratif adalah hasil pemekaran dari desa induknya yakni; Desa Gunung Terang pada tahun 2010 yang dibagi dalam empat pemangku atau dusun; Pemangku Atar Obar, Pemangku Wana Jaya, Pemangku Buluh Kapur dan Pemangku Rejosari.
Meski terbilang desa baru, namun, eksistensi masyarakat Rigis Jaya sudah terkenal dan berlangsung sejak ratusan tahun silam sebagai daerah penghasil kopi robusta terbaik di Lampung.
Terletak di atas ketinggian 800 -- 1.310 Mdpl dengan udaranya yang sejuk, desa ini tiap tahun mampu memproduksi tak kurang dari 1.058 ton kopi yang berasal dari 498,34 hektar perkebunan kopi. Dengan rata-rata produksi hingga 2 ton tiap hektar menjadikannya satu dari sedikit desa di Lampung sebagai penyumbang produksi kopi terbesar.
Transformasi Desa Rigis Jaya menjadi Kampoeng Kopi
Ribuan ton kopi berkualitas terbaik dengan standar petik merah yang ketat dijual hingga ke mancanegara itu pulalah yang menjadikan cikal bakal desa ini yang kemudian dikenal sebagai Kampoeng Kopi.
Awalnya, mereka yang hidup dan dihidupi oleh kopi ini terbesit ide cerdas untuk membangun sebuah identitas baru melalui kopi sebagai kekuatan utamanya. Ide kreatif ini muncul sebagai upaya untuk melepaskan status desa yang selama ini masih dianggap sebagai desa tertinggal, padahal dari sisi potensi Rigis Jaya adalah  harta karun yang belum dikemas secara apik.
Ide ini kemudian mulai diwujudkan tahun 2018. Dengan dana desa dan dukungan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, Rigis Jaya berbenah. Sejumlah infrastruktur dibangun dan diperbaiki.