Kisah Toni Yunizar Merehabilitasi Kawasan Pesisir Desa Gebang
Apa yang telah dilakukan oleh Toni Yunizar ini bukanlah hal yang mudah dan tidak dilakukan dalam waktu yang singkat. Ia membutuhkan waktu setidaknya delapan tahun untuk bisa membangun kawasan hutan mangrove Petengoran untuk bisa seperti saat ini.
Tak jarang ia menerima cemoohan hingga sikap skeptis masyarakat yang melihat upaya Toni Yunizar saat memulai melakukan peremajaan tanaman bakau yang ada di desanya yang upayanya sempat dianggap sia-sia belaka.
Ia bahkan harus menghadapi berbagai kelompok masyarakat lain yang cenderung hendak mengeksploitasi hutan bakau untuk dijadikan sebagai tambak udang.
Namun itu semua ia lakukan dengan ikhlas, bahkan Toni Yunizar yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini rela sebagian besar waktunya dihabiskan untuk melakukan rehabilitasi kawasan hutan bakau di Desa Gebang yang sempat gundul akibat aktivitas pembukaan tambak-tambak udang di sekitar desanya.
"Waktu itu saya tergerak untuk merehabilitasi hutan bakau ini, karena desa ini pada tahun 2008 sempat menjadi daerah endemis malaria. Ketika itu, hampir seluruh warga desa terjangkit penyakit malaria. Ini semua akibat aktivitas pembukaan tambak-tambak udang yang membabat habis kawasan hutan bakau yang membuat habitat nyamuk malaria hilang hingga akhirnya nyamuk-nyamuk itu beralih ke kawasan permukiman warga," tutur Toni.
Kala itu, tahun 2008, hampir seluruh wilayah di Kecamatan Padangcermin menjadi daerah endemis penyakit malaria bahkan pada beberapa kasus banyak penderitanya mengarah pada gejala yang lebih kronis yakni; Malaria Tropika yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
Hal ini dipicu sedemikian masifnya pembukaan areal tambak-tambak udang baru di kawasan pesisir Padangcermin yang membabat habis kawasan hutan mangrove yang selama ini menjadi habitat alami nyamuk-nyamuk yang menjadi kurir berbagai jenis penyakit termasuk malaria.
Kawasan hutan mangrove di sepanjang Teluk Lampung yang selama ini menjadi sabuk hijau alami yang sudah ada sejak lama pada akhirnya kian gundul termasuk dengan fungsi-fungsi yang melingkupinya.
Seperti diketahui, keberadaan hutan mangrove tak hanya berfungsi sebagai habitat spesies nyamuk dan hewan laut lainnya, hutan mangrove sangat efektif menjadi hutan penahan gelombang laut, abrasi hingga berfungsi sebagai filter alami bagi air laut, penyerap gas karbon hingga sebagai penghasil oksigen bagi kawasan pesisir.