Uang, sering kali kita mengaitkannya dengan 3 hal : hemat, pelit, dan boros. Tanggapan ini biasanya terdengar dari orang lain atau kita sendiri saat menilai orang lain. Terlepas dari hal itu, setiap orang bebas atas persepsinya, yang mana hal tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk membenahi diri.Â
Jendela Johari mengatakan "ada beberapa hal dalam diri kita dilihat orang lain, namun kita tidak melihat bahkan menyadarinya." Namun hal tersebut bukan menjadi rujukan untuk kita hidup. Jendela Johari juga menyampaikan "ada beberapa hal yang kita ketahui namun orang lain tidak mengetahui."Â
Berbicara soal hemat, pelit, dan boros, ketiganya adalah hal yang lumrah. Kita sering menuturkan seseorang boros ketika dia membeli ini itu, terlebih hal tersebut bermerek. Satu hal yang kita tidak tahu adalah tentang bagaimana keuangannya terencana dengan baik sehingga dia bisa mencapai goals nya (keinginan untuk membeli). Terlepas pengasilannya besar atau kecil.Â
Atau kita sebagai mahasiswa bagaimana caranya mengatur keuangan dengan jumlah yang biasanya diberikan secara mingguan atau bulanan itu cukup untuk keberlangsungan hidup dan selebihnya bisa untuk membeli hal yang diinginkan tadi (hal ini berkaitan dengan dia yang bisa membeli barang bermerek karena keuangannya terencana). Kita juga sering menuturkan seseorang pelit saat menolak ajakan kita untuk nongkrong bareng atau membeli sesuatu.Â
Bisa jadi sebenarnya dia dalam kondisi keuangan yang sedang sulit, sedang memperbaiki keuangannya atau karena sudah mempunyai prioritas kebutuhan. Hal tersebut kembali lagi kepada kondisi keuangan masing-masing individu yang mana hal tersebut berkaitan dengan pendapatan dan kebutuhan seseorang.
Dalam hal keuangan kita mempunyai hak untuk mengelolanya. Dengan melabeli seseorang pelit atau boros kemungkinan hal tersebut membuat orang lain merasa tersudutkan. Alangkah baiknya kita berkaca pada diri sendiri bagaimana uang seharusnya kita kelola dengan baik.Â
Hemat, pelit, dan boros erat kaitannya dengan bagaimana me-manage keuangan. Hal ini bisa diukur dari pengeluaran rutin kita. Kemana uang itu kita gunakan dan apa yang kita beli dengan uang itu.Â
Manfaat Budgeting
Dengan budgeting kita bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Hal ini melatih kita untuk menentukan prioritas yang tepat. Dengan budgeting kita paham kebutuhan kita dan memudahkan untuk menentukan tujuan keuangan kita ke depan.
Selain itu, budgeting membantu kita dalam mengontrol pengeluaran. Sering dijumpai permasalahannya adalah saat kita dihadapkan dengan keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain.
Oleh karena itu perlu adanya budgeting sehingga kita bisa menempatkan diri kita kapan harus mengiyakan dan menolak hal hal yang berbau ajakan dan bisa mempengaruhi keuangan. Sehingga kita bisa tetap mengutamakan apa yang menjadi prioritas.
So what, dengan membeli barang bermerek itu adalah pilihan setiap individu. Tiap individu mempunyai kenyamanan akan suatu hal yang menjadi pilihan mereka.Â
Dalam budgeting, ada dua hal yang harus dilakukan yaitu mengetahui pengeluaran bulanan kita dan bagaimana membaginya.
Dasar budgeting adalah dengan memperkirakan pengeluaran bulanan dengan melihat dari rata rata pengeluaran rutin selama 3 bulan terakhir. Â
Dalam  me-manage keuangan ada empat bagian besar kebutuhan yang harus kita bagi, yaitu:
1. Zakat/Sedekah. Bagian pertama ini adalah bagian yang diberikan kepada pihak lain. Bisa kepada tempat ibadah atau orang lain. Satu hal yang harus dibiasakan dari sekarang yaitu menyisihkan sebagian rezeki kita dan menunaikan kewajiban kita yaitu zakat, terlepas mungkin untuk zakat kita lebih sering ditanggung orang tua.Â
2. Tabungan. Besarannya ditentukan dari kebutuhan hidup dan tujuan keuangan. Sebagai mahasiswa kita juga harus mempersiapkan dana darurat supaya tidak mengubah pola keuangan yang sudah kita atur sebelumnya. Sebagai self reward nya juga mempersiapkan dana untuk berlibur. Terlepas kita memang belum bekerja, namun kita bisa menyisihkan sedikit dari uang bulanan untuk dua hal tersebut.Â
3. Biaya hidup. Biaya ini berupa pengeluaran kita sehari-hari seperti makan, paket data, skincare dan pengeluaran lainnya.
4. Keinginan diri sendiri. Kita juga tidak lupa membagi sebagian pendapatkan untuk kita nikmati saat ini. Biaya keinginan sendiri berbeda tiap individu. Biasanya digunakan untuk melakukan hobby seperti mencoba makanan di berbagai tempat, berlibur, membeli perlengkapan hobby.Â
Pengalaman pribadi dalam melakukan budgeting, paling banyak tidak sesuainya di bagian keinginan diri dan biaya hidup sehari-hari. Karena terkadang diri tidak mampu mengelola keinginan yang begitu banyaknya. Tantangannya, ialah jika keadaan keuangan sedang buruk, maka kita harus siap untuk berhemat  berani mengatakan tidak pada ajakan teman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H