Mohon tunggu...
Meyshakila Putri
Meyshakila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Pancasila

Saya Meyshakila Putri Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghadapi Ancaman Doxing dan Penyensoran

3 Desember 2024   23:43 Diperbarui: 3 Desember 2024   23:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Doxing, atau pengungkapan informasi pribadi secara daring tanpa izin, telah menjadi senjata intimidasi terhadap jurnalis. Pelaku sering menyebarkan informasi sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau data pribadi lainnya sebagai bentuk balasan atas karya jurnalistik yang dianggap kontroversial. Menurut laporan Freedom House, ancaman ini sangat sering terjadi di negara-negara dengan rezim otoriter, di mana jurnalis menghadapi risiko ancaman fisik dan psikologis akibat laporan mereka. Dalam beberapa kasus, doxing tidak hanya mengancam individu tetapi juga keluarga mereka, sehingga menciptakan tekanan tambahan untuk menghentikan aktivitas jurnalistik yang kritis.


Selain doxing, penyensoran oleh pemerintah dan platform digital menjadi ancaman serius lainnya. Pemerintah menggunakan berbagai cara, mulai dari memblokir situs web hingga menghapus konten secara paksa, untuk mengontrol informasi yang beredar. Laporan dari Reuters Institute mengungkapkan bahwa penyensoran tidak hanya dilakukan oleh negara tetapi juga oleh platform media sosial, yang terkadang menghapus konten tanpa prosedur yang transparan. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi kebebasan pers, bahkan di negara-negara yang mengklaim menjunjung tinggi demokrasi.


Untuk menghadapi ancaman ini, berbagai upaya perlindungan telah dilakukan. Pelatihan literasi digital untuk jurnalis menjadi langkah penting untuk meningkatkan keamanan siber dan melindungi identitas daring mereka. Organisasi seperti PEN America telah menyediakan panduan praktis untuk melindungi jejak digital jurnalis, mulai dari mengenkripsi data hingga mengelola informasi pribadi dengan lebih aman. Di sisi lain, organisasi media juga semakin sadar akan pentingnya mendukung jurnalis yang menjadi target ancaman. Dukungan hukum, psikologis, dan penyediaan alat-alat keamanan digital menjadi bagian dari upaya kolektif untuk memastikan kebebasan pers tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun