Mohon tunggu...
Meysha Lestari
Meysha Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Taruna

Menulis yang terpikirkan.... di www.meyshalestari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serangan Ulat Bulu yang tanpa Rindu

29 Maret 2011   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:19 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan senandung rindu si ulat bulu lho...muahahaha. Meski sama-sama  ulat bulu namun  tidak ada  hubungannya sama sekali dengan diriku, :)  Meysha Lestari, si Ulat bulu yang penuh rindu. Fenomena serangan ulat bulu di lebih dari 3 desa yang terdapat di kabupaten probolinggo cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Satu ulat bulu saja sudah begitu mengelikan apalagi kalau puluhan, ratusan..bahkan jutaan.Duh bisa kaku berdiri diriku. Banyaknya ulat bulu yang menyerang tanaman dan merambat di rumah warga tersebut mungkin diakibatkan oleh anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini sehingga menyebabkan populasi ulat bulu meningkat pesat. Menurut Kepala Dinas Pertanian kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari didampingi Kabid Teknik Produksi Handaka Murwata, munculnya ulat bulu di musim seperti saat ini adalah hal yang alami. Hanya saja, jumlahnya menjadi meningkat pesat akibat anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini serta berkurangnya predator yang menjadi musuh utama si ulat bulu yaitu burung-urung pemakan serangga. "Jumlah burung pemakan serangga juga makin berkurang karena banyak ditangkapi manusia sehingga keseimbangan ekosistem menjadi terganggu”, imbuh Handaka. Hingga saat ini, serangan ulat bulu terjadi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Leces, Kecamatan Tegalsiwalan dan Kecamatan Bantaran. Sedangkan yang terparah terkena serangan adalah Desa Sumberkedawung Kecamatan Leces dan Desa Sumberbulu Kecamatan Tegalsiwalan. Untuk meredahkan keresahan warga, pemkab segera turun tangan dengan melkukan penyemprotan di tempat-tempat dimana ulat-ulat bulu tadi bergerombol dan merayap. Semprotan insektisida tersebut terbukti sangat ampuh sehingga  ulat-ulat yang semula menempel di berbagai tempat itu langsung rontok dan berjatuhan ke tanah. KAlau mau bersabar, sebenarnya serangan ulat-ulat bulu tersebut pasti akan lenyap dengan sendirinya. Seperti kita ketahui, siklus hidup ulat sangatlah pendek karena begitu dewasa dan menjadi kepompong maka ulat akan bermetamorforsis menjadi kupu-kupu. Itu hukum alamnya kan? kecuali diriku... huhuhuhuu...entah bila bisa jadi kupu2 :( Penyemprotan rencananya akan terus di lakukan di beberapa tempat yang terkena serangan ulat bulu hingga tuntas. Untuk penyemprotan selajutnya, agar lebih efektif Dinas Pertanian akan melibatkan para penyuluh pertanian di lapangan. Semoga tidak terjadi mutasi gen. SRC: http://www.probolinggokab.go.id , http://bianglala79.blogspot.com , http://www.artikelbebas.co.cc , http://lebuay.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun