Sebutan makhluk sosial sudah melekat dalam diri manusia. Dikatakan sebagai makhluk sosial sebab manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Manusia selalu melakukan interaksi dan membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Dengan itu dapat dikatakan bahwa manusia tidak akan terlepas dari yang namanya kegiatan atau beraktivitas baik itu beraktivitas secara individu maupun berkelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia tentunya bermacam-macam seperti kegiatan sosial, kegiatan politik, kegiatan perekonomian, dan masih banyak lagi. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan ekonomi. jadi kegiatan ekonomi adalah aktivitas yang dilakukan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup seperti dalam hal pendidikan, hiburan, dan lain-lain.
Dalam melakukan aktivitas tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini pasti saling memberikan dampak, efek, atau pengaruh antar manusia satu dengan manusia lainnya.Â
Hal tersebut disebabkan karena setiap melakukan aktivitas atau kegiatan, manusia melakukan interaksi sosial yang artinya selalu melibatkan orang lain didalamnya. Dampak yang disebabkan oleh kegiatan manusia tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif dan hal itulah yang dikenal dengan sebutan eksternalitas.
Perlu untuk mengetahui apa sebenarnya makna eksternalitas itu. Eksternalitas dapat diartikan sebagai dampak dari suatu kegiatan manusia yang ditimbulkan oleh pihak satu yang memberi pengaruh bagi pihak lainnya. Dari segi dampaknya inilah eksternalitas dibagi menjadi dua macam yaitu eksternalitas positif dan negatif.
Penjelasan mengenai eksternalitas ini dapat kita pahami lebih lanjut dengan salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat ambil salah satu contoh permasalahan seperti yang terjadi di Kabupaten Jember, salah satu kabupaten yang ada di wilayah tapal kuda di Provinsi Jawa Timur, yaitu terkait dengan kegiatan perekonomiannya.
Di Bulan Ramadhan ini, pemerintah Kabupaten Jember menggelar Bazar Ramadhan dengan membuka Pasar Ramadhan dan pasar santri yang terletak di pusat kota yaitu Alun-alun Kabupaten Jember. Bazar Ramadhan ini tentunya melibatkan banyak pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Jember. bambang Saputro selaku Kepala Disperindag Kabupaten Jember mengatakan bahwa kegiatan Bazar Ramadhan ini sudah berjalan dari awal Bulan Ramadhan dan akan digelar selama bulan puasa.
Bazar Ramadhan ini merupakan ajang bagi UMKM dan pedagang-pedagang kecil sekitar Alun-alun untuk memperjual belikan dagangannya yang selama masa pandemi sempat mengalami penurunan pendapatan. Sejumlah tenda UMKM didirikan di Alun-alun guna memberikan fasilitas kepada pelaku UMKM untuk berdagang disana. Tenda UMKM ini berdiri memenuhi bagian dalam Alun-alun. Di sana terdapat pula wahana bermain anak seperti bianglala, trampolin, rumah balon, dan lain-lain.Â
Adanya Bazar Ramadhan ini membuat Alun-alun menjadi lebih padat dari biasanya dan kepadatan ini diperkirakan akan berlangsung selama bazar tersebut digelar yaitu selama Bulan Ramadhan. Banyak masyarakat baik dari sekitar pusat kota maupun yang jauh dari pusat kota mengunjungi bazar ini. bambang Saputro yang merupakan Kepala Disperindag Kabupaten Jember ini pun mengatakan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi dengan diadakannya Bazar Ramadhan ini, apalagi pada saat setelah shalat teraweh, Alun-alun akan semakin ramai pengunjung.
Pagelaran Bazar Ramadhan yang dilaksanakan selama sebulan ini tentunya menuai dampak positif dan juga negatif. Di sini akan kita bahas mengenai eksternalitas pagelaran Bazar Ramadhan di Alun-alun Kabupaten Jember. Â
Diketahui bahwa Alun-alun merupakan salah satu contoh dari ruang terbuka hijau yang ada di Kabupaten Jember. Dengan digelarnya Bazar Ramadhan ini, bagian dalam Alun-alun yang semula kosong, saat ini dipenuhi dengan tenda-tenda UMKM sebagai fasilitas bagi pelaku UMKM untuk berjualan di sana dan tidak hanya melibatkan beberapa pelaku, namun sebanyak 4240-an UMKM mengikuti pagelaran bazar ini. Tak hanya itu, bersamaan dengan didirikannya tenda-tenda UMKM, di sana juga terdapat wahana permainan seperti bianglala, komedi putar, rumah balon, trampolin, dan lain sebagainya.
Dengan adanya hal tersebut, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kabupaten Jember angkat bicara. Mereka mempersoalkan terkait bazar UMKM dan adanya wahana permainan yang menggunakan Alun-alun sebagai tempat pagelarannya. Feni Purwaningsih selaku juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan bahwa pihak mereka mengapresiasi adanya komitmen dari Bupati Kabupaten Jember yaitu Hendy Siswanto dalam langkah pemberdayaan UMKM, namun perlu adanya kejelasan terkait pendirian tenda-tenda UMKM dan sejumlah wahana permainan yang didirikan di Alun-alun dari tahun lalu hingga saat ini.
Hendy Siswanto selaku Bupati Kabupaten Jember diminta  untuk lebih fokus dalam hal-hal yang lebih strategis. Karena masyarakat Kabupaten Jember membutuhkan hiburan maka Fraksi Partai Keadilan Sejahtera berpendapat akan lebih baik apabila bisa mendatangkan investasi besar untuk membangun wahana alami ataupun buatan. Hal tersebut dinilai lebih strategis dibandingkan dengan yang dilakukan sekarang.
Partai Keadilan Sejahtera ini juga mengingatkan terkait Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 yang mengatur pedagang kaki lima, dalam pasal 2 terdapat ketentuan tentang ketentuan lokasi usaha PKL yang ditentukan oleh bupati. Berdasarkan hal tersebut Partai Keadilan Sejahtera meminta agar Bupati Kabupaten Jember segera menyusun Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah agar penataan terkait UMKM dan PKL yang ada di Kabupaten Jember dapat tertata dengan baik sehingga Kabupaten Jember dapat tumbuh lebih keren lagi. Selain itu mereka juga memohon agar Pemerintah Kabupaten Jember untuk memulihkan fungsi Alun-alun sebagai Ruang Terbuka Hijau untuk publik karena sejak bergelarnya Bazar Ramadhan selain menambah kemacetan di pusat kota dan meningkatkan produksi sampah, Alun-alun juga kehilangan fungsinya sebagai RTH.
Namun dibalik dampak negatif yang ada, keberadaan Bazar Ramadhan ini juga menimbulkan dampak positif. Dengan bergelarnya Pasar Ramadhan dan Pasar Santri ini, memberikan pengaruh baik bagi para pedagang kecil sekitar Alun-alun serta pelaku UMKM lainnya yang sempat mengalami penurunan pendapatan saat masa pandemi melanda. Perlu diketahui bahwa hal yang mendasari adanya Bazar Ramadhan ini yaitu untuk membangkitkan UMKM selaku entry point pertumbuhan ekonomi di tingkat terbawah. Dengan bergelarnya Pasar Ramadhan ini laju inflasi dapat dikendalikan dan perekonomian di Kabupaten Jember mengalami peningkatan serta diharapkan lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H