Mohon tunggu...
Meyputri
Meyputri Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Perencanaan Wilayah dan Kota/ Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendangan Perencana pada Pertanian Masa Depan

28 Desember 2020   12:07 Diperbarui: 28 Desember 2020   12:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sebagian besar penduduk di dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Indonesia merupakan salah satu negara kaya dan melimpah akan sumber daya alam hingga ke seluruh pelosok negeri. 

Indonesia dari jaman dahulu juga sudah terkenal dengan hasil pertanian yang cukup melimpah salah satunya rempah-rempah yang membuat bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia untuk berusaha mengambil alih hasil pertanian Indonesia. Luasan lahan pertanian di Indonesia sendiri sekarag tercatat kurang lebih 87,63%. Berdasarkan BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang 17,3 dari total pendapatan domestik.

Alasan pentingnya pertanian di Indonesia yaitu karena merupakan salah satu sumber mata pencaharian mayoritas masyarakat di Indonesia. Sekitar 70% dari masyarakat Indonesia secara langsung menganttungkan sumber pendapatannya di pada sektor pertanian. Alasan yang kedua yaitu kontribusi terhadap pendapatan nasional, ketiga sebagai pasokan makanan bagi manusia dan hewan, yang keempat mendukung perdagangan Internasional, Indonesia memiliki beberapa produk pertanian utama untuk di ekspor yakni seperti gula, teh, beras, tembakau, kopi serta rempah-rempah. Alasan kelima yaitu sebagai sumber bahan baku, karena industri-industri besar seperti kapas, kain goni, gula, dan tembakau merupakan bakan baku untuk menghasilkan produk selanjutnya.

Pertanian masa depan yang menurut efektif dilaksanakan dimasa depan ialah pertanian hidroponik dan juga penataan yang bagus agar dapat manfaatkan sebagai kawasan pariwisata. Pertanian hidroponik dirasa dapat sesuai dengan masa depan dikarenakan dimasa depan kemungkinan besar lahan yang digunakan untuk pertanian akan semakin berkurang serta lahan hunian akan semakain banyak karena pertumbuhan penduduk sangat tinggi. 

Pertanian hidroponik juga tidak membutuhkan banyak tempat untuk bertani. Masyarakat di zaman modern saat ini sudah banyak yang tinggal di apartemen atau lahan yang cukup sempit dan sangat jarang untuk dapat melaksankan cocok tanam. Dengan pertanian hidroponik ini masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan sayuran segar dengan hasil bercocok tanam mereka sendiri dengan tenaga yang dikeluarkan dapat dibilang cukup besar.

pertanian yang dapat juga digunakan sebagai tempat pariwisata. Pertanian yang dapat  dikatakan sebagai pertanian pariwisata ialah pertanian yang memiliki jenis tanaman tidak bergantung kepada musim seperti contohnya tanaman teh dan cacao. Alasannya juga sangat jelas jika tanaman musiman maka pariwisata dapat dibuka saat musim tertentu saja. 

Pertanian masa depan yang dijadikan sebagai pariwasata sangat berpotensi alasannya karena saat ini masyarakat sangat mengemari pariwisata. Pertanian sebagai pariwisata juga membutuhkan sarana prasarana yang baik. Fungsinya agar proses penyaluran/pendistribusian hasil pertanian dapat berjalan dengan baik. Kawasan pariwisata pertanian dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan juga wilayah daerah wisata tersebut dapat dikenal banyak orang.

Penggunaan lahan harus sesuai dengan penggunaan lahan yang telah ada di Perda dan aturan-aturan yang telah ada. Terdapat beberapa lahan yang akan ditetapkan sebagai lahan pertanian dan tidak diperbolehkan digunakan sebagai lahan pemukiman ataupun lahan laiinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun