Mohon tunggu...
meypramita suudi
meypramita suudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga. Saya memiliki hobi membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Pinjaman Online Masyarakat Milenial dalam Kajian Budaya Populer

8 September 2022   10:35 Diperbarui: 9 September 2022   12:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pinjaman berupa cicil sudah banyak digunakan masyarakat di kota-kota besar khususnya. Dengan kemudahan serta limit peminjaman yang tinggi, bunga yang rendah, tenor cicilan yang lama, serta dapat mengajukan cicilan walaupun cicilan sebelumnya belum lunas menjadikan pinjaman online digemari masyarakat. 

Kemudahan yang menjadi nilai tambah adalah konsumen cukup dengan mengisi formulir pendaftaran dan limit yang akan keluar akan sangat besar, pengajuan pinjaman juga dapat dilakukan tanpa adanya face to face antara penyedia jasa dengan peminjam. Jadi, peminjam dapat merasa tenang dan dimudahkan keperluannya.

Tidak heran, jika fenomena pinjaman online dilakukan secara berlebihan tanpa memikirkan dampaknya ke depan. Dari paparan di atas menunjukkan bahwa perkembangan media baru karena teknologi dan digitalisasi serta gejolak perekonomian memudahkan lahirnya budaya populer baru di masyarakat. 

Penyedia jasa peminjaman online memberikan jasanya dengan dalih sebagai alternatif bagi masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan. Sayangnya, dengan adanya kemudahan tersebut memunculkan budaya berhutang bagi mayoritas orang. Pada tahap ini menunjukkan bahwa konsumerisme mulai berubah ke arah hedonisme karena dukungan dari beberapa layanan belanja online.

Hedonisme menjadi salah satu dampak dari fenomena metode pembayaran cicilan secara online. Masyarakat akan senantiasa meningkatkan transaksi terus menerus meskipun barang yang dibeli tidak terlalu berguna.

Dampak lanjutan dari hedonisme adalah adanya gangguan psikologi yang diderita peminjam apabila tidak dapat membayar pinjaman secara tepat waktu.

Beberapa aplikasi peminjaman online biasanya melakukan teror dan denda terhadap konsumen yang telat melakukan pembayaran. Sayangnya, dari dampak yang diberikan tidak membuat penyedia jasa gulung tikar karena sepi peminat, justru peminat pinjaman online setiap hari mengalami peningkatan.

         Budaya populer membentuk pusaran arus yang mewakili sebuah perspektif independentmutual yang kompleks dapat mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara. Sangat mungkin masyarakat milenial akan terjebak dengan budaya populer peminjaman online ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rozi, Fakhrur & Sazali, Hasan. (2020). Belanja Online dan Jebakan Budaya Hidup Digital pada Masyarakat Milenial. Jurnal Simbolika, 85-95.

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun