Mohon tunggu...
Adik Manis
Adik Manis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

*A simple girl* *Penikmat & pelajar fenomena kehidupan*

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurusan yang Tak Memiliki Masa Depan

9 April 2014   12:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dan hasil analisis itulah yang sering muncul menjadi status-status koran saya di FB & artikel di Kompasiana, yaitu mengenai sesuatu pelajaran hidup. Dan tanpa saya sadari pula, apa yang saya tuliskan mengarahkan saya untuk berpikir, berperilaku & bertindak seperti itu, sehingga memilki kebiasaan seperti itu.
Dan pada akhirnya, apa yang menjadi pilihan saya telah membentuk kepribadian saya.

Tak ada pilihan baik yang mudah, jika pada akhirnya itu mudah, itu karena kita mencintainya & mau mengalami proses dalam menjiwainya.

Dulu dan bahkan sekarang pun saya selalu mendengar orang-orang berkata: "Mau jadi apa kuliah di sastra? Mau jadi penulis novel?". Tapi akhirnya, banyak teman-temanku yang kalang kabut mencari pekerjaan dan mengatakan "Rata-rata pekerjaan sekarang syaratnya Bahasa Inggris." Saya ingin sekali menambahkan bahwa bukan cuma itu tapi juga masalah EQ & SQ, tapi dasarnya saya memang tidak suka banyak bicara tapi banyak menulis.

Lain lagi dengan teman-teman yang mengatakan "Mey, buat buku, tulisannya bagus", jelas saya akan membuat buku yang bernama skripsi. Seorang bapak menganjurkan untuk menjadi dosen karena selalu berlangganan tulisan-tulisan saya di FB, ada beberapa orang pula yang paling tidak masuk dalam akal saya mengatakan "Mencalonkan diri jadi caleg, Mey" yang membuat saya nyaris pingsan. Dan yang sangat menyenangkan buat saya, saya memiliki banyak teman, mulai dari yang muda, ibu-ibu, bapak-bapak, oma opa dengan latar belakang kehidupan yang berbeda hanya karena pilihan yang memanggilnya untukku. Dan itu adalah sebuah kebahagiaan karena teman adalah harta sebagai aset kekayaan.

Dan akhirnya saya mengerti ini:

Apapun pilihan itu, apapun yang kita lakukan selama itu baik, cintailah & berproseslah untuk menjiwainya, maka orang lain akan percaya bahwa kita tak salah pilih.

Dan tak ada jalan potong untuk hasil yang sejati & maksimal. Jadikan hidup ini berarti & berwarna dengan ilmu & proses.

Sejatinya belajar demi bermanfaat bagi kehidupan, bukan mengejar sebuah kesuksesan semu. Ya, belajar untuk hidup. Belajar menghargai diri sendiri dengan jujur terhadap diri sendiri untuk kemudian jujur kepada orang lain. Karena tak ada pelari yang mulai berlari dari tengah perjalanan, selain mereka yang curang, melainkan mulai berlari dari garis start yang bernama 'diri sendiri. Dan tak ada pelari yang disebut pelari hanya sekedar berpijak di garis finish tanpa pernah berlari. Tapi pelari yang sesungguhnya adalah mereka yang memulai dari start, berlari melewati setiap tikungan hingga tiba di garis finish.

Dan akhirnya, tak ada jurusan yang buruk, yang ada hanya orang-orang yang menganggap pilihannya sekedar sesuatu yang dijalani saja, tanpa perlu dicintai & dijiwai. Hanya sekedar dibanggakan tapi tak hidup dalam pilihannya.

Terkadang, pilihan kita yang mengantarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dan Tuhan selalu memfasilitasi niat yang baik untuk hidup dalam pilihan terbaik. Pilihan adalah identitas, jika kita tak menemukan itu pada jiwa, hati, pikiran & diri kita, maka kemana kita selama ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun