Mohon tunggu...
MEYLINDA SALSABIILA
MEYLINDA SALSABIILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa baru

Seorang Mahasiswi Fakultas Hukum yang sedang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Overthinking terhadap Kesehatan Mental dan Fisik Anak Remaja

26 Desember 2022   14:57 Diperbarui: 26 Desember 2022   15:21 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overthinking merupakan perilaku atau kebiasaan sesorang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang. Overthinking berasal dari kata "Over" yang artinya berlebihan dan "Thinking" yang artinya berpikir. Seorang yang mengalami overthinking biasa disebut sebagai Overthinker.

Definisi Overthinking bermacam-macam. Overthinking merupakan istilah umum bagi seseorang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan memikirkan sesuatu yang belum pasti terjadi. 

Overthinking pada umumnya merujuk pada suatu tindakan negatif karena memiliki dampak merugikan bagi individu dan lingkungannya. Overthinking dapat mengganggu kesehatan mental jika dilakukan secara terus menerus, dan juga tidak menutup kemungkinan akan timbul masalah-masalah pada fisik pada penderitanya.

Overthinking termasuk dalam gangguan kesehatan mental, yang mana Overthinking mengganggu cara berpikir penderitanya, menyebabkan masalah-masalah bagi penderitanya, dengan demikian overthinking menjadi masalah yang sangat serius.

Overthinking kerap dialami oleh kebanyakan masyarakat, terutama para remaja. Mereka kerap kali memikirkan suatu permasalahan secara berlebihan yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku. Banyak remaja yang belum sadar akan bahayanya perilaku overthinking dan mengabaikan betapa bahayanya overthinking. Kebanyakan para remaja mengalami overthinking bukan tanpa alasan, beberapa penyebabnya antara lain adalah karena insecure dan pengendalian emosi yang belum stabil.

Berpikir merupakan hal yang normal bagi manusia, namun apabila tindakan berpikir tersebut dilakukan secara sering dan intens dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dan dapat menguras energi, serta melemahkan kemampuan seseorang dalam membuat dan mengambil keputusan. Pemikiran yang tidak produktif tersebut dapat membuat seseorang menjadi kelihangan motivasi semangat sehingga kehilangan mood dalam melakukan hal baru.

Overthinking sangatlah mudah dalam mengundang aspek negatif sehingga mendorong adanya perasaan yang buruk atau bersalah terhadap diri sendiri. Dalam hal ini, ketika seseorang mendapat perilaku yang kurang mengenakan dari orang lain, maka seorang overthinker akan memikirkan perilaku orang lain tersebut dan merasa bahwasannya perilaku tersebut merupakan sebab dari kesalahannya. Padahal hal tersebut belum tentu penyebab dari kesalahannya, bisa saja dikarenakan faktor lain yang membuat seseorang itu mendapat perilaku tidak enak dari orang lain.

Faktor dari timbulnya penyebab overthinking yakni disebabkan oleh banyak faktor. Setiap individu mengalami faktor yang berbeda-beda, kebanyakan seseorang yang mengalami overthinking mendapat perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitarnya, bahkan bisa juga mendapat sebuah tekanan dari lingkungan yang kurang dapat diterima oleh seorang overthinker. 

Faktor lain yang menyebabkan timbulnya overthinking yakni dari faktor internal yang berasal dari diri sendiri. Hal ini dikarenakan pikiran seseorang yang terlalu mengkhawatirkan sesuatu secara berlebihan dimana pikiran tersebut dapat juga dipicu dari masalah sepele, masalah yang besar, stress yang dialami, hingga trauma yang terjadi di masa lalu.

Seseorang yang terus menerus mengalami overthinking perlahan-lahan akan berdampak pada gangguan kesehatan mentalnya. Dampak gangguan kesehatan mental itu sendiri seperti mengalami kecemasan yang berlebihan. Kecemasan yang dialami yakni timbulnya perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh seseorang, seperti khawatir atau perasaan takut. 

Rasa cemas masih dikatakan normal apabila dapat terkendalikan, namun apabila rasa cemas tersebut muncul tiba-tiba dan terjadi secara terus menerus sehingga menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu, maka kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan tersebut dapat menyebabkan seseorang kerap mengalami tekanan batin dan merasa tertekan atas masalah yang sedang mereka hadapi. Apabila dibiarkan maka menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, hingga dapat menyebabkan seseorang itu mengalami phobia atau trauma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun