Selain itu, pada kaki para pemain dipasangkan puluhan lonceng yang beratnya sekitar 5-8 kilogram pada setiap kaki. Tak heran jika tarian ini biasanya dibawakan oleh kalangan laki-laki dikarenakan kostum yang terbilang cukup berat serta gerakan tariannya yang lincah dan penuh stamina agar tampak seperti buto atau raksasa.
Tari Rampak Buto berdurasi sekitar 30-45 menit. Sebelum pertunjukkan berlangsung, para sesepuh akan melakukan ritual dengan mendatangi tempat tempat yang dinilai sacral oleh masyarakat setempat. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk meminta izin kepada roh-roh para leluhur mereka.Â
Selain itu, terdapat juga ritual dengan sesajen. Sesajen yang umumnya digunakan terdiri dari bunga mawar, bubur merah, dupa, dan rokok. Tarian ini termasuk tarian spiritual karena melibatkan roh-roh para leluhur yang akan merasuki para penari agar kelincahannya tampak seperti raksasa.
Berkat keunikannya, Tari Rampak Buto memiliki daya tarik sendiri untuk memikat penonton. Selain sebagai hiburan, tarian ini juga sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian masyarakat kepada alam semesta. Oleh karena itu, mari kita sama-sama saling menjaga kelestarian alam kita dan juga melestarikan budaya daerah kita agar selalu terjaga keasriannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H