Mohon tunggu...
Meyliana Putri
Meyliana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis adalah sebuah keberanian~pramodya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Moral Menurut Teori Kohlberg

5 November 2023   23:18 Diperbarui: 5 November 2023   23:23 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial

Bagaimana cara mengembangkan moral? Apakah pengaruh orang tua atau masyarakat memainkan peran yang lebih besar dalam perkembangan moral? Apakah semua anak mengembangkan moralitas dengan cara yang sama?

Psikolog Amerika Lawrence Kohlberg mengembangkan salah satu teori paling terkenal yang mengeksplorasi beberapa pertanyaan dasar ini. Karyanya memodifikasi dan memperluas karya Jean Piaget sebelumnya namun lebih berpusat pada penjelasan bagaimana anak mengembangkan penalaran moral.

Kohlberg memperluas teori Piaget dengan menyatakan bahwa perkembangan moral adalah proses berkelanjutan yang terjadi sepanjang masa hidup. Teori Kohlberg menguraikan enam tahap perkembangan moral dalam tiga tingkatan berbeda.

Tahapan Perkembangan Moral

Teori Kohlberg dipecah menjadi tiga tingkatan utama. Pada setiap tingkat perkembangan moral, terdapat dua tahap. Mirip dengan bagaimana Piaget percaya bahwa tidak semua orang mencapai tingkat perkembangan kognitif tertinggi, Kohlberg percaya tidak semua orang maju ke tahap perkembangan moral tertinggi.

Tingkat 1. Moralitas Prakonvensional

Moralitas prakonvensional adalah periode paling awal perkembangan moral. Hal ini berlangsung hingga sekitar usia 9 tahun. Pada usia ini, keputusan anak-anak terutama dibentuk oleh ekspektasi orang dewasa dan konsekuensi dari pelanggaran aturan. Ada dua tahap dalam level ini:

Tahap 1 (Ketaatan dan Hukuman) : Tahap paling awal dari perkembangan moral, ketaatan dan hukuman sangat umum terjadi pada anak kecil, namun orang dewasa juga mampu mengungkapkan jenis penalaran ini. Menurut Kohlberg, orang-orang pada tahap ini memandang peraturan sebagai sesuatu yang tetap dan mutlak. Mematuhi peraturan adalah hal yang penting karena merupakan cara untuk menghindari hukuman.

Tahap 2 (Individualisme dan Pertukaran) : Pada tahap perkembangan moral individualisme dan pertukaran, anak-anak memperhitungkan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan Heinz. Timbal balik mungkin terjadi pada titik ini dalam perkembangan moral, tetapi hanya jika hal itu bermanfaat bagi kepentingannya sendiri.

Tingkat 2. Moralitas Konvensional

Periode perkembangan moral berikutnya ditandai dengan diterimanya aturan-aturan sosial mengenai apa yang baik dan bermoral. Pada masa ini, remaja dan orang dewasa menginternalisasi standar moral yang mereka pelajari dari teladan mereka dan dari masyarakat. Periode ini juga berfokus pada penerimaan otoritas dan penyesuaian terhadap norma-norma kelompok. Ada dua tahap pada tingkat moralitas ini:

Tahap 3 (Mengembangkan Hubungan Interpersonal yang Baik) : Sering disebut sebagai orientasi "anak baik-gadis baik", tahap perkembangan moral hubungan interpersonal ini difokuskan pada pemenuhan harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik", dan mempertimbangkan bagaimana pilihan mempengaruhi hubungan.

Tahap 4 (Menjaga Ketertiban Sosial) : Tahap ini difokuskan untuk memastikan terpeliharanya ketertiban sosial. Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai mempertimbangkan masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas, dan menghormati otoritas.

Tingkat 3. Moralitas Pasca Konvensional

Pada tingkat perkembangan moral ini, orang mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip moralitas yang abstrak. Dua tahapan pada level ini adalah:

Tahap 5 (Kontrak Sosial dan Hak Individu ): Gagasan tentang kontrak sosial dan hak individu menyebabkan orang pada tahap berikutnya mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan keyakinan orang lain. Aturan hukum penting untuk menjaga masyarakat, namun anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.

Tahap 6 (Prinsip Universal) : Tingkat akhir penalaran moral Kohlberg didasarkan pada prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, masyarakat mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang sudah terinternalisasi, meskipun prinsip-prinsip tersebut bertentangan dengan hukum dan peraturan.

Penerapan Teori Kohlberg

Memahami teori perkembangan moral Kohlberg penting karena dapat membantu orang tua membimbing anak-anaknya dalam mengembangkan karakter moralnya. Misalnya, orang tua yang memiliki anak yang lebih kecil mungkin berupaya untuk mematuhi peraturan, sedangkan mereka mungkin mengajari anak yang lebih besar tentang ekspektasi sosial.

Guru dan pendidik lainnya juga dapat menerapkan teori Kohlberg di kelas, memberikan panduan moral tambahan. Seorang guru taman kanak-kanak dapat membantu meningkatkan perkembangan moral dengan menetapkan peraturan yang jelas di kelas, dan konsekuensi jika melanggarnya. Ini membantu anak-anak pada tahap pertama perkembangan moral.

Seorang guru di sekolah menengah mungkin lebih fokus pada perkembangan yang terjadi pada tahap ketiga (mengembangkan hubungan interpersonal yang baik) dan tahap keempat (menjaga ketertiban sosial). Hal ini dapat dicapai dengan meminta siswa mengambil bagian dalam menetapkan peraturan yang harus diikuti di kelas, memberi mereka gambaran yang lebih baik tentang alasan di balik peraturan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun