Mohon tunggu...
Meylanie Putri Melvyanti
Meylanie Putri Melvyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Halo nama saya Meylanie, selamat datang di blog saya!!

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Kasus Narkoba di SMP Bandung, Berawal dari Kecurigaan Orang Tua

7 November 2024   11:09 Diperbarui: 14 November 2024   16:34 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung, Jawa Barat - Perkembangan teknologi informasi yang pesat membawa dampak positif dan negatif. Sayangnya, kemudahan akses informasi dan komunikasi juga dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab, seperti dalam kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Sebuah kasus di SMP [Disamarkan] di Bandung mengungkapkan bagaimana kecurigaan  orang tua berawal dari aktivitas digital sang anak dan berujung pada pengeluaran 11 siswa yang bersangkutan dari sekolah.

Berawal dari Grup Chat Mencurigakan, kasus ini bermula dari kecurigaan Ibu [Nama Disamarkan],  orang tua AMP (14 tahun), siswa kelas VII di SMP  [Disamarkan]. Ibu AMP merasa ada perubahan sikap pada diri AMP, seperti sering menyendiri, mudah tersinggung, dan menunjukkan gejala fisik seperti mata merah dan berat badan turun drastis. Kecurigaan Ibu AMP semakin kuat ketika ia tidak  sengaja melihat isi percakapan AMP di sebuah grup chat di HP anaknya.  

Dalam  grup  tersebut, AMP dan beberapa temannya menggunakan bahasa gaul yang mencurigakan dan sering membicarakan tentang "barang" dan "paket". Ibu AMP menduga "barang" dan "paket" yang dimaksud adalah narkoba

Bukti Digital dan Konfirmasi Pihak Sekolah, ibu  AMP kemudian mencari informasi lebih lanjut  dengan memeriksa riwayat pencarian dan aktivitas AMP di internet. Ia menemukan beberapa situs web dan forum online yang membahas tentang narkoba jenis tembakau sintetis, ganja, dan sabu. Temuan ini semakin memperkuat dugaan Ibu AMP  bahwa anaknya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. 

Dengan bukti-bukti digital yang dimiliki, Ibu AMP  segera melaporkan kecurigaannya kepada pihak sekolah. Pihak sekolah menindaklanjuti laporan  tersebut dengan melakukan pemeriksaan terhadap AMP dan beberapa siswa lain yang diduga terlibat. Setelah dilakukan tes urine, terbukti bahwa AMP dan 10 orang lainnya positif mengonsumsi narkoba jenis ganja dan sabu.

Wawancara dengan Narasumber dalam investigasi  berhasil  melakukan  wawancara dengan  beberapa  pihak  terkait:

Ibu [Nama  Disamarkan], Orang Tua AMP "Saya  sangat sedih dan kecewa ketika mengetahui anak  saya terlibat narkoba. Saya berusaha menjadi orang tua yang baik dan memberikan yang terbaik  untuk anak saya. Tapi ternyata saya kecolongan. Saya berharap AMP bisa mendapatkan rehabilitasi  yang tepat dan kembali menjadi anak yang baik."

Bapak [Nama  Disamarkan], Kepala Sekolah SMP  [Disamarkan] "Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Sekolah telah berupaya keras untuk  mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.  

Kami secara rutin melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan melakukan tes urine untuk para siswa. Namun, ternyata masih ada siswa  yang terjerumus. Keputusan untuk mengeluarkan AMP dan 10 orang lainnya dari sekolah diambil setelah melalui pertimbangan yang matang dan sesuai dengan aturan sekolah."

AMP (14  tahun), Siswa terlibat kasus "Awalnya aku coba-coba soalnya diajak teman yang lain. Rasanya enak. Tapi lama-lama aku jadi ketagihan. Aku nyesel dan kapok".

S (14 tahun) salah satu siswa yang juga teman kelas AMP, terjerumus narkoba karena tidak percaya diri sebab memiliki cacat fisik. "Pas saya pake narkoba itu, Aku jadi ngga ingat dan ngga malu kalau kaki aku cacat". ungkapnya lirih.

MA (14 tahun) yang merupakan teman satu geng AMP mengaku ia terjerat narkoba karena ikut-ikutan teman-teman yang lain. "Awalnya aku juga gamau, tapi mereka maksa terus".

Selain pengakuan dari ketiga siswa yang diwawancara tersebut, berhasil terkumpul beberapa bukti, di antaranya:

Pesan singkat di ponsel antara siswa di grup tersebut yang berisi percakapan transaksi narkoba. Foto dan video yang menunjukkan aktivitas siswa saat mengonsumsi narkoba.Barang bukti narkoba berupa beberapa paket kecil sabu dan ganja yang ditemukan di rumah salah satu siswa.

barang bukti
barang bukti

Kasus ini menunjukkan bahwa ancaman narkoba dapat  menyasar siapa saja, termasuk anak-anak di  bawah umur. Penyalahgunaan narkoba dapat  menimbulkan dampak negatif yang serius bagi  kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan  masa depan seorang anak. Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan secara komprehensif oleh semua pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat.  

Orang tua perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak, terutama dalam penggunaan gadget dan internet. Sekolah perlu memperkuat  program penyuluhan tentang bahaya narkoba dan  melakukan deteksi dini terhadap siswa yang berisiko. Masyarakat juga perlu ikut aktif dalam mencegah peredaran narkoba di lingkungan sekitar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun