Mohon tunggu...
Meylanda Olivia Siboro
Meylanda Olivia Siboro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anyone can be anything

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meniti Kehidupan: Cerita Keluarga Penerima Bantuan Sosial PKH yang Tinggal di Tanah Pemerintah

8 April 2024   21:00 Diperbarui: 8 April 2024   21:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga Bapak Mauludi merupakan salah satu keluarga yang menerima bantuan sosial di Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara. Pak Mauludi berusia 43 tahun, beliau membagikan sedikit cerita  tentang kehidupannya.

Pak Mauludi dan keluarga tinggal di sebuah rumah milik sendiri yang berdiri diatas tanah milik pemerintah dengan luas rumah 7 x 6 m. Di dalam rumah tersebut terdapat enam orang yang terdiri dari pak Mauludi, istrinya, tiga orang anak, satu diantaranya kuliah, satu bersekolah ditingkat SD dan satu lagi belum bersekolah, serta seorang kakek. Rumah tersebut dibangun dengan berdindingkan kayu, beratapkan seng, dan lantai yang juga terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat 5 ruangan yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 wc.

Rumah pak Mauludi dan keluarga juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti penerangan menggunakan lampu dengan daya listrik 450 watt dan kompor gas untuk memasak. Akan tetapi, untuk sumber air minum keluarga pak Mauludi menggunakan air hujan yang kemudian dimasak. Untuk mandi dan mencuci, digunakan wc sendiri yang dilengkapi dengan septic tank.

Keluarga pak Mauludi juga mempunyai kendaraan seperti sepeda dan motor keluaran tahun 2010. Selain itu, juga terdapat beberapa alat elektornik seperti televisi, kulkas, rice cooker, dan handphone. Jika sakit, keluarga pak Mauludi akan berobat ke puskesmas terdekat.

Pak Mauludi hanya menamatkan pendidikannya ditingkat SD dan sekarang bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan sebesar Rp3.000.000/bulan, tetapi penghasilan ini tidak menentu karena pak Mauludi bekerja apabila ada panggilan. Istri pak Mauludi juga bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan sebesar Rp20.000 untuk sekali mencuci. Sama halnya dengan pak Mauludi, istrinya juga tidak bekerja setiap hari, beliau bekerja apabila ada panggilan untuk mencuci saja.

Penghasilan yang diperoleh pak Mauludi dan istrinya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti membeli sayur dan bumbu dapur, serta memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang sedang kuliah dan sekolah ditingkat SD. Pak Mauludi mengeluarkan uang sebesar Rp60.000 untuk sekali belanja dan makan sebanyak dua hingga tiga kali sehari. Jumlah uang ini tidak digunakan untuk belanja setiap hari, karena pak Mauludi hanya berbelanja saat kebutuhan dapur sudah banyak yang habis.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Pak Mauludi menerima bantuan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH). Bantuan ini didapatkan sejak tahun 2014. Sekarang jumalah yang diterima berupa uang sebesar Rp600.000 yang diberikan dua kali dalam setahun. Jumlah bantuan yang didapat pak Mauludi semakin menurun dari tahun ke tahun.

Awalnya pak Mauludi bisa mendapatkan sebesar 1 juta lebih dalam sekali pencairan, tetapi sekarang hanya mendapatkan sebesar Rp600.000/6 bulan. Pak Mauludi juga mengatakan jumlah bantuan ini akan semakin menurun apabila anaknya sudah tamat SMA, karena bantuan ini hanya menanggung anak yang bersekolah hingga tingkat SMA saja. "Setelah SMA, kalau sudah kuliah susah mau dapat, harus daftar baru lagi. Tapi, pesertanya yang ada BPJS, kartu pintar" ujar pak Mauludi.

Pak Mauludi dan warga yang menerima bansos PKH tergabung dalam satu grup WhatssApp pendamping yang sama. Apabila bantuan tersebut sudah cair, maka mereka akan dikabari melalui grup tersebut. Bantuan PKH yang didapat di transfer melalui bank dan saldonya akan masuk ke rekening setiap penerima bantuan. Berkat program bantuan sosial PKH yang diberikan oleh pemerintah, pak Mauludi dan keluarga merasa lumayan terbantu.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Januari-Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun