Tidak terasa enam bulan sudah perjalanan calon guru penggerak angkatan 6 dalam mengikuti program guru penggerak. Banyak cerita dan pengalaman yang dirasakan oleh masing-masing calon guru penggerak yang sudah dituangkan dalam jurnal refleksi dwimingguan. Hingga sampailah pada lokakarya terakhir yaitu lokakarya 7 yang dilaksanakan tanggal 29 dan 30 April 2023. Calon guru penggerak menyambut kegiatan lokakarya 7 dengan sukacita. Kegiatan lokakarya 7 dengan tema "Festival Panen Hasil Belajar" Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Selatan berlangsung di Aula SMAN 2 Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.
Kegiatan Panen hasil belajar tersebut dibuka oleh Bupati Kabupaten Bengkulu Selatan, Bapak Gusnan Mulyadi, SE.,MM serta turut dihadiri Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bengkulu yang diwakili oleh Bapak Sutanto, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Selatan, Bapak Novianto, S.Sos., M.Si., Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Manna, Bapak Ir.Depti Burhani.
Dalam rangkaian acara pembukaan diberikan karya antologi buku yang merupakan kolaborasi dari calon guru penggerak, pengajar praktik dan pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Antologi buku berupa puisi dan kisah perjalanan calon guru penggerak. Karya buku diserahkan langsung oleh Calon Guru Penggerak dan Pengajar Praktik kepada Bupati Kabupaten Bengkulu Selatan, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bengkulu/yang mewakili, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Manna.
Dalam Lokakarya PGP ini diikuti oleh 8 orang Pengajar Praktik (PP) dan 40 orang Calon Guru Penggerak (CGP) di Kabupaten Bengkulu Selatan; saling berkolaborasi menampilkan pameran hasil program CGP.
Tiga Calon Guru Penggerak mendapatkan kesempatan untuk memaparkan best practice mereka selama mengikuti program pendidikan guru Penggerak di sesi kelas berbagi. Tiga calon guru penggerak yang menjadi narasumber adalah Bapak Joni Aristo, S.Pd dari jenjang SD, Ibu Zalna Fitri, M.Pd dari jenjang SMP dan Ibu Meydia Afrina, S.Pd., M.Pd dari jenjang SMA
Adapun tiga best practice yang ditampilkan yaitu Program LADING TAMI (majaLAh dinDING cinTA buMI), OPSI TERIK, Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Strategi SMART Berbantuan Media VIFO POLAR.
Berikut beberapa deskripsi materi yang disampaikan ketiga narasumber dalam kelas berbagi:
Program “LADING TAMI” adalah akronim dari majaLAh dinDING cinTA buMI. LADING TAMI adalah program kokurikuler yang dimaksudkan agar murid mampu mengembangkan berbagai sikap positif sebagai wujud pengejawantahan dari profil pelajar pancasila dan membangun kesadaran pentingnya membaca serta meningkatkan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat, keterampilan yang dimiliki melalui interaksi positif antar murid, guru, dan orang tua. Program ini dilaksanakan di luar jam pelajaran, di waktu yang telah disepakati oleh murid kelas V SDN 30 Bengkulu Selatan. Program ini dilakukan dengan membuat majalah dinding dengan tema kewajiban menjaga lingkungan.
OPSI TERIK (Olah Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan) adalah program kokurikuler yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan memaksimalkan pemanfaatan aset lingkungan berupa hasil peternakan dan perikanan menjadi produk olahan yang berdaya jual.
Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Strategi SMART Berbantuan Media VIFO POLAR menceritakan tentang pembelajaran kimia di kelas XII SMA Negeri 9 Bengkulu Selatan pada materi Reaksi Redoks. Dilatarbelakangi dari banyaknya peserta didik yang mengeluh bahwa pembelajaran kimia di kelas cenderung sulit dan membosankan, sehingga saya sebagai guru harus memikirkan strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik agar peserta didik merasa senang dan tertantang mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut saya akhirnya mengemas pembelajaran dengan strategi SMART (Stimulation, Mapping, Action, Reflection, Testimony) dengan menggunakan Media VIFO POLAR (video, infografis, podcast dan ular tangga berbasis QR Code). Asessment gaya belajar saya lakukan secara online melalui google form, serta gamifikasi pembelajaran melalui kahoot.it dan refleksi melalui menti.com. Saya mempersiapkan media pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat siswa.
Media untuk peserta didik dengan gaya belajar audio telah saya siapkan berupa podcast yang saya buat sendiri dengan memberikan informasi tentang materi reaksi redoks dipadukan dengan musik sebagai backsound. Media untuk peserta didik dengan gaya belajar visual saya menyajikan infografis. Video pembelajaran saya buat menggunakan media canva yang digunakan oleh peserta didik dengan gaya belajar audio visual dan media ular tangga berbasis QR code dibuat menggunakan Canva.
Pembelajaran berdiferensiasi ini berfokus pada tigal hal yaitu, yang pertama adalah berdifrensiasi konten. Dalam hal ini setiap perserta didik dengan kelompok gaya belajar yang berbeda akan mencari informasi melalui media yang berbeda. Kedua berdiferensiasi proses, dalam hal ini setiap kelompok dengan gaya belajar yang berbeda akan menentukan sendiri sumber belajar yang akan mereka gunakan, tempat mereka akan mencari sumber belajar serta menentukan sendiri proses pemecahan masalah dari informasi yang mereka terima pada sumber-sumber belajar yang telah mereka tentukan. Selanjutnya yang ketiga adalah berdiferensiasi produk, dimana dalam hal ini peserta didik akan memecahkan masalah mengenai reaksi redoks dengan berbagai cara yang berbeda sesuai dengan informasi yang telah mereka terima dari sumber yang berbeda.
Lokakarya 7 sering disebut panen rayanya para CGP. Pada lokakarya ini, setiap CGP bersama kelompok dibimbing pengajar praktik masing-masing membuat pameran hasil karya. Dalam pameran menampilkan aksi nyata, produk berdiferensiasi, hasil karya pembelajaran di kelas serta galeri foto para Calon Guru Penggerak selama 6 bulan pendidikan.
Hasil karya tersebut yang merupakan perubahan-perubahan positif yang terjadi khususnya di lingkungan sekolah sebagai hasil belajar siswa yang merupakan perwujudan praktik para Calon Guru Penggerak selama mengikuti PGP.
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bengkulu yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Sutanto, M.Pd mengatakan 40 orang guru penggerak yang telah mendapatkan pemahaman di pendidikan guru Penggerak diharapkan bisa membawa perubahan dalam pergerakan pendidikan di Bengkulu Selatan khususnya.
"Semoga para guru penggerak mampu menjadi pelopor pergerakan pendidikan ke arah yang lebih baik, menuju merdeka belajar untuk pendidikan di kabupaten Bengkulu Selatan yang lebih maju," katanya.
Bapak Bupati Bengkulu Selatan juga menyatakan hal yang senada untuk pendidikan yang lebih baik di Kabupaten Bengkulu Selatan. Beliau beserta rombongan menyempatkan waktu untuk berkeliling ke stand-stand pameran, melihat hasil karya sekaligus berinteraksi dengan PP maupun CGP.
Salah satu stand yang dikunjungi Kelompok B.1 dengan fasilitator Bapak Ratan, S.Pd dan pengajar praktik Ibu Herawati, M.Pd.Si menampilkan karya media pembelajaran yang digunakan CGP dalam proses pembelajaran di kelas, kolase perjalanan selama mengikuti PGP, dokumentasi pembelajaran yang menarik, karya buku serta produk karya inovasi siswa seperti scrab book, mading, portofolio dan produk lainnya seperti sabun, handsanitizer, cookies dan tapai. Stand pameran CGP lainnya juga menampilkan karya dan produk yang luar biasa.
Acara ini juga dihadiri komunitas belajar, kepala sekolah, pengawas sekolah untuk jenjang SD, SMP dan SMA yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan. Alhamdulillah lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar Angkatan 6 Kabupaten Bengkulu Selatan sukses digelar selama dua hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H