Makhluk apa ini Net-Zero Emissions? Net-Zero Emissions (NZE) adalah kondisi ketika seluruh emisi yang muncul dari industri dan kehidupan manusia dapat diproses secara alamiah sehingga tidak menguap ke atmosfer bumi dan merusak lapisan ozon.
Emisi merupakan zat-zat buangan yang dapat membahayakan makhluk hidup serta mencemari lingkungan. Hal ini akan berakibat pada perubahan iklim dunia dan menimbulkan pemanasan global.
Sebenarnya NZE tidak berarti kita berhenti memproduksi emisi, karena kita bernafas saja sudah menghasilkan karbon dioksida pastinya. Yang utama adalah bagaimana cara menangkap emisi sehingga tidak lepas ke atmosfer dan bisa digunakan untuk fotosintesis tanaman.Â
Saat ini yang dilakukan secara alamiah adalah mencegah deforestasi, menanam pohon dan menjaga ekosistem laut. Ekosistem tersebut perlu dijaga supaya emisi dapat tetap terjaga dan tidak menguap ke atmosfer.
APA YANG SAYA LAKUKAN UNTUK MENDUKUNG NZE?
Menulis tentang Net-Zero Emission buat ibu-ibu kaya saya, berat.... Terkesan sangat ilmiah banget, padahal jika dicermati banyak kok yang sudah dilakukan sehari-hari untuk mendukung hal ini. Coba "cung" yang suka berteriak kepada suami dan anak-anak untuk mematikan lampu yang menyala atau agar mereka tidak menyalakan AC sepanjang hari?Â
Ya semudah itu looo, sebagai salah satu cara mendukung tercapainya Net-Zero Emissions. Ibu-ibu kan memang cerewet urusan listrik di rumah karena pastinya pengen irit bayar listrik kan, iya apa iya? Ya walaupun punya misi lain, ternyata cerewet termasuk mendukung NZE, hahaha...
Sekarang biarkan saya bercerita saja ya, apa yang saya lakukan di rumah untuk mendukung hal tersebut. Tidak bermaksud menggurui karena saya bukan ibu guru, melainkan hanya berbagi cerita saja.
Bangunan rumah dengan banyak jendela
Membangun rumah dengan banyak jendela saya lakukan sehingga banyak sinar matahari masuk ke dalam rumah. Hal ini untuk meminimalkan penggunaan lampu dalam ruangan-ruangan. Â Penggunaan AC menjadi lebih minim karena aliran udara yang baik.
Ke pasar dengan sepeda
Jarak pasar dari rumah saya tidak jauh siy, kalau jalan kaki juga paling 10-15 menit sampai. Tetapi karena saya ke pasar seminggu sekali, kebayang ya beratnya belanjaan yang ditenteng saat pulang. Jadi saya memilih menaiki sepeda ke pasar.
Sama susahnya lah pake sepeda ke pasar. Bawaannya kan banyak ya... Iya, he-eh, bener susah kalau pake sepeda biasa. Hehehe... Saya pake sepeda roda tiga... Lah makin susah, kan kecil sepeda roda tiga itu. Gak dunk, liat tampilan sepeda roda tiga saya yaaa...
Ke pasar dengan sepeda ini membuat saya tidak menyumbangkan emisi pada udara dan membuat saya lebih sehat karena mengayuh sepanjang perjalanan. Kotak di belakang bisa kok untuk membawa belanjaan buat seminggu, untuk memenuhi kulkas.
Reuse galon air mineral menjadi pot tanaman
Saya tidak menggunakan air minum galonan di rumah, karena saya menggunakan mesin penyaring air langsung dari keran rumah. Galon-galon ini saya peroleh dari teman yang menggunakannya dan saya memintanya kepada dia. Galon-galon ini saya jadikan pot tanaman dan tempat membuat kompos.Â
Menanam adalah hal yang saya tekuni sejak pandemi melanda. Dan ini sepenuhnya didukung anak saya yang kembali ke rumah karena kuliahnya menjadi online sejak awal pandemi. Saya juga cukup beruntung karena anak saya adalah mahasiswa fakultas pertanian. Hehehe... mayan bisa di karyakan jadinya.
Menanam adalah salah satu cara lain untuk memberikan banyak perlindungan terhadap bahaya efek rumah kaca dan pemanasan global. Itu sebabnya pemerintah kita juga berusaha mempertahankan lahan gambut yang ada di sebagian wilayah Indonesia.
Untuk info lebih lanjut tentang lahan gambut, bisa baca : Pemetaan Lahan Gambut Indonesia
Membuat Eco Enzyme
Untuk melindungi lingkungan, saya juga membuat eco enzyme dari sisa-sisa sampah dapur. Tidak banyak yang saya buat, hanya untuk keperluan sehari-hari, menyiram tanaman, membersihkan kamar mandi, dll.
Kurangi sampah plastik
Di sekitar rumah saya, semua mini market tidak menyediakan plastik untuk membawa belanjaan. Otomatis saya selalu membawa sendiri tas belanja kemana saja. Sekarang banyak tas belanja yang warna dan desainnya bagus sehingga bisa juga menjadi tambahan fashion kan ya.
Saya memilih membeli makanan yang dibungkus dengan kotak yang bisa dipakai kembali dibandingkan dengan yang menggunakan kotak stereofoam sekali buang. Sedotan plastik juga sudah tidak pernah saya gunakan dan mulai menggunakan sedotan logam yang sudah banyak dijual dipasaran.
Demikian hal-hal sederhana yang saya lakukan di rumah untuk menjaga lingkungan yang lebiih ramah dan tidak menambah emisi yang berbahaya. Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H