Bertemu dengan dua sosok Kartini masa kini, peraih penghargaan Perempuan Inspiratif tentu saja membuat saya sangat senang. Selain ingin melihat sosoknya, saya juga ingin mendengar cerita suksesnya. Beruntung sekali saya bertatap muka dengan mereka pertama kali di rumah saya. Iyaaaaa... di rumah saya. Hampir tidak percaya rasanya. Masa siy dua sosok yang luar biasa ini bisa mampir ke rumah saya ? Tapi berkat Ketapels, komunitas yang saya ikuti sejak berdirinya tanggal 1 Januari 2016, mereka beneran loooo hadir di rumah saya.Â
Dan berita terupdate nya, pada tanggal 17 April 2016, saya diminta oleh komunitas untuk memandu jalannya acara Ketapels Perempuan Inspiratif dalam rangka menyambut Hari Kartini. Aaaahhhh, siapa tahu setelah tugas ini, saya juga bisa menginspirasi banyak orang. Hahaha.... Bak punguk merindukan bulan gak siy ?
Kembali ke laptop..... Siapa siy dua sosok yang saya sebut sebagai Kartini masa kini ?
[caption caption="Berasa jadi perempuan inspiratif juga hahaha... (photo b: Gapey)"][/caption]
Riris Marpaung
Yang pertama adalah Yunita Riris Widawaty, lebih dikenal dengan Riris Marpaung. Perempuan hebat ini lahir di Tangerang, 7 Juni 1973. Beliau meraih gelar Sarjana dan Master dari Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Walaupun berlatar belakang pendidikan sebagai Pustakawan, beliau meraih penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif dalam bidang Teknologi. Nah, mulai deh bingung kan ? Memulai karirnya sebagai News Researcher di RCTI, pekerjaannya adalah menyediakan semua data yang dapat dijadikan bahan awal peliputan oleh para wartawan. Kemudian saat kembali ke "alam" nya di bidang perpustakan, perempuan ini menyabet gelar Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional Tahun 2014.
Lalu, apa urusannya dengan teknologi ? Ternyata saat menjabat sebagai manajer perpustakaan di salah satu universitas swasta, beliau betemu dan kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan di bidang games developer, bernama Studio Gambreng bersama bapak Dodick Sudirman. Nah dari sinilah semuana bermula. Game yang dibuat oleh Studio Gambreng ini telah berhasil meraih banyak pernghargaan. Nama-nama games yang menang antara lain Brina's Quest, Prototype, June Potion, Blok Blok, Laron, Kibar-Kibar, Hindari Korupsi, Lalala, GoBlock's Impossible Medley, dan Ascender.
Yuli Supriati
Yang kedua adalah Yuli Supriati, wanita kelahiran Jakarta 21 Juli 1970 Sekretaris Jenderal Dewan Kesehatan Rakyat di Provinsi Banten. Lagi-lagi perempuan inspiratif ini melenceng dari pendidikan yang di tekuninya di bidang studi Perbankan pada LPK Ayodya Gracia. Kiprahnya sebagai sebagai relawan dalam advokasi pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap layanan kesehatan, dimulai dari kegelisahannya melihat kesulitan tetangganya memperoleh bantuan kesehatan sampai akhirnya meninggal dunia akibat di tolak oleh beberapa Rumah Sakit. Aktivitas mulia inilah yang membawa perempuan luar biasa ini meraih penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif dalam bidang Kesehatan.
OK lalu apa yang saya bisa pelajari dari mereka berdua ?
[caption caption="Ketapels Perempuan Inspiratif 17 April 2016 (photo by : Gapey)"]
1. Selalulah mendahulukan Tuhan dalam setiap kesempatan
Riris sangat selektif dalam memilih nama games developernya. Gambreng dan Gundu yang di mulai dengan huruf "G" dipilih karena kesamaan dengan huruf depan kata GOD. Kata yang selalu mendasari langkahnya
Yuli selalu memberikan advokasi dengan penuh cinta kasih tanpa mengharap imbalan dengan terus berdoa untuk keberhasilan pasien mendapatkan bantuan kesehatan
2. Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh pada kebehasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan.
Riris yang pustakawan, berhasil di bidang teknologi.
Yuli yang lulusan perbankan, dikenal sebagai relawan di bidang kesehatan.
3. Kemauan belajar dan kerja keraslah yang menentukan keberhasilan seseorang.
Riris berhasil akibat kemauannya mempelajari bidang yang berbeda dan kerja kerasnya membangun usaha.
Yuli bahkan rela membuka halaman demi halaman Undang Undang Rumah Sakit dan Undang Undang Kesehatan untuk dapat berargumentasi dengan pihak Rumah Sakit agar mau menerima pasien BPJS. Kerja keras yang kadang harus membantu keluarga pasien di saat seharusnya beliau istirahat membuatnya puas secara batin dalam melakukan akivitasnya.
4. Jangan menyerah dengan ketiadaan dukungan yang di harapkan
Riris rela meninggalkan pekerjaannya saat para petinggi di universitas tidak mendukungnya. Dan saat ini, tanpa dukungan dari pemerintah yang sebenarnya sangat di butuhkannya, Riris tetap bertahan dan maju untuk meraih cita-citanya :
- Mengembangkan game yang menjadi Top Sales internasional.
- Membangun dan membina fan-base gamer terbesar di dunia.
- Menjadi inkubator studio game indie yang menelurkan studio baru.
- Menjadi studio game indie yang secara konsisten mengembangkan SDM dengan ‘continuous learning’.
Yuli adalah contoh perempuan pantang menyerah, saat pengawasan terhadap Rumah Sakit yang seharusnya di lakukan agar masyarakat memperoleh hak-hak kesehatan mereka, Â terabaikan saat ini. Yuli terus berusaha menembus alasan-alasan klasik Rumah Sakit dalam menolak pasien dengan kartu BPJS.
Saya rasa, 4 point di atas sudah cukuplah untuk saya supaya saya juga bisa meraih cita-cita menjadi host sebuah acara di komunitas besar seperti Kompasiana, hahahaha.... Siapa tau tulisan saya menggugah petinggi Kompasiana untuk menjajal kemampuan saya.... Tetep mimpilah ya....
Teruslah bermimpi, karena segala sesuatu berawal dari impian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H