Raksasa ritel asal Tiongkok, Suning Group telah memutuskan untuk menghentikan segala aktivitas salah satu klub sepak bola yang berada di bawah naungannya, Jiangsu FC, lantaran krisis finansial yang menerpa perusahaan tersebut sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Diberhentikannya aktivitas operasional Jiangsu FC oleh Suning menjadi sinyal kuat bahwa raksasa ritel tersebut juga akan melakukan hal yang sama terhadap klub sepak bola lainnya yang berada di bawah naungannya, yaitu Inter Milan, sebagai upaya untuk keluar dari krisis ekonomi yang sedang dialami dengan cara menghentikan segala aktivitas bisnis yang tidak terkait dengan ritel.
Sejak awal tahun ini, memang sudah berhembus kencang kabar bahwa Suning akan menjual Inter Milan dalam waktu dekat. Ironisnya kabar tersebut, kini mendekati kenyataan.
Steven Zhang yang merupakan presiden Inter Milan, saat ini sudah melakukan negosiasi ke beberapa investor untuk mengambil alih kepemilikan La Beneamata.
Sejak membeli Inter Milan, 6 Juni 2016 silam, Suning telah menghabiskan dana sekitar 700 juta euro untuk membangun kembali raksasa sepak bola Italia tersebut.
Hal tersebut membuat Inter kembali menjadi tim papan atas Serie A. Tidak hanya itu, sejak di bawah kekuasaan Suning, keuangan Inter menjadi sehat dan pendapatan terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Puncaknya adalah di tahun 2019, pendapatan Inter Milan tumbuh 30% menjadi 365 juta euro.
Namun, terjangan pandemi Covid-19 membuat Inter menderita krisis finansial kronis.
Kondisi Keuangan Inter Milan
Pertumbuhan ekonomi tim Biru-Hitam di tahun 2020 terjun bebas. Menurut situs konsultan keuangan tersohor, deloitte, pendapatan Inter turun 20% menjadi 291,5 juta euro.