Ketika bola sudah berhasil direbut, maka bola langsung dikirim ke pemain Inter (Lukaku, Barella, Brozovic, atau Lautaro) yang tinggal berhadapan dengan lini belakang Lazio. Inter mendapat beberapa peluang dari skema ini. Gol ke-3 Inter juga lahir dari skema ini.
Inter melakukan ini tidak hanya di area rendah namun juga di area tinggi. Gambar di bawah ini adalah contoh quick transition Inter sesaat setelah berhasil melakukan counter-pressing di area tinggi namun gagal berbuah gol.
Dari gambar di atas dapat dilihat betapa berbahayanya taktik yang diterapkan oleh Conte. Empat pemain Inter sudah berhadapan dengan 3 pemain belakang Lazio.
Dalam posisi ini, Brozovic yang membawa bola mempunyai banyak opsi untuk menyerang jantung pertahanan Lazio. Sedangkan Barella tetap berada di posisi Hakimi dan bersiap melancarkan pressing agresif jika Brozovic kehilangan bola.
Untuk contoh quick transition yang berawal dari keberhasilan melakukan counter-pressing di area rendah ada pada gambar di bawah ini.
Bola langsung di kirim ke depan sesaat setelah berhasil direbut di area rendah. Meskipun sempat mengenai pemain Lazio, namun bola tetap jatuh ke kaki Lautaro. Ini posisi yang sangat berbahaya. Namun sayang Hakimi yang sudah berada pada posisi kosong gagal mengeksekusi bola hasil umpan Lautaro menjadi gol.
Gol pertama Inter
Proses terjadinya gol pertama Inter bermula dari build-up di area yang cukup tinggi. Kemudian menciptakan overload di sisi kiri. Perhatikan gambar di bawah ini.
Overload pemain yang diciptakan Inter di sisi kiri berhasil memancing banyak pemain Lazio untuk berdiri di sisi kiri penyerangan Inter. Biasanya kalau sudah begini, Inter akan melakukan switch  atau memindahkan arah serangan ke kanan. Di sisi kanan yang kosong berdiri 2 pemain Inter (Hakimi dan Barella) yang tinggal berhadapan dengan satu bek Lazio.
Namun pada posisi ini, Eriksen menunjukkan kecerdasannya sebagai salah gelandang terbaik dunia. Ia tidak melakukan switch, tapi gelandang Denmark ini justru mengirimkan umpan pendek ke posisi half space (ruang kosong antara winger dan DM) yang siap diterima oleh Lukaku. Perhatikan gambar di bawah ini.
Yang dilakukan oleh Eriksen ini memperdaya para pemain bertahan Lazio. Lautaro yang melihat peluang ini, dengan cerdik melakukan pergerakan tanpa bola untuk melepaskan diri dari pengawalan pemain lawan.