Lazio di bawah komando Simone Inzaghi juga memakai formasi pakemnya yang sama dengan Inter yaitu 3-5-2. Masing-masing lini diisi oleh Pepe Reina (GK), trio CB ditempati oleh Francesco Acerbi, Wesley Hoedt, Patricio Gabarron/Patric.
Sergej Milinkovic-Savic memimpin lini tengah yang ditemani oleh Lucas Leiva dan Luis Alberto. Posisi sayap kanan menjadi milik Manuel Lazzari dan dikiri diisi oleh Adam Marusic.
Di depan, posisi Ciro Immobile belum tergantikan. Penyerang timnas Italia ini dideutkan dengan penyerang berkebangsaan Argentina, Joaquin Correa.
Analisis Taktik
Sesuai judul di atas, kunci kemenangan Inter adalah taktik bertahan yang dipadukan dengan counter-pressing dan transisi dari bertahan ke menyerang yang dilakukan secara cepat.
Di atas kertas, formasi Inter adalah 3-5-2, namun di atas lapangan semua berubah. Ketika bertahan, kedua pemaian sayap Inter yaitu Hakimi dan Perisic turun menjadi bek sayap. Sehingga Inter bermain dengan 5 bek.
Brozovic dan Eriksen turun menjadi double pivot yang berdiri sejajar di depan tiga bek Inter. Barella mengisi pos yang ditinggalkan oleh Hakimi.
Lukaku memposisikan diri agak melebar ke kanan, hal ini bertujuan untuk mempersempit area bermain lawan dengan pressing yang dilakukan oleh striker Belgia ini. Sedangkan Lautaro tetap berada di posisi semula.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Bola yang berada di kaki lawan terus di tekan oleh pemain Inter dengan melakukan pressing agresif.
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Conte memang ingin lawan menguasai bola. Ketika lawan sudah menguasai bola, maka taktik Conte baru bisa berjalan.