Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Don Carletto Hajar Pep

30 April 2014   12:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_334011" align="aligncenter" width="511" caption="Don Carletto (hotskor.com)"][/caption]

Jika sebuah tim olahraga khususnya sepak bola mengalami kegagalan, pelatih adalah orang yang paling bertanggung jawab. Dialah yang pertama menjadi bulan-bulanan fans klub tersebut. Namun jika sebuah klub mengalami kesuksesan tak jarang nama seorang pelatih tenggelam diantara euforia keberhasilan. Maka dari itu aku akan mengulas sedikit strategi yang diterapkan oleh Don Carletto untuk menghajar Pep di rumah sendiri dalam laga semifinal UCL 2013/2014 yang baru saja usai. Ini hanya untuk menghargai kerja keras dan kegeniusan seorang Carlo Ancelotti.

Dalam laga ini, Ancelotti menggunakan formasi 4-3-3 dengan menurunkan skuad terbaiknya. Iker Casillas masih dipercaya sebagai penjaga gawang utama untuk turnamen besar selevel Liga Champions menggeser posisi Diego Lopez. Posisi Casillas sebagai palang pintu terakhir dicover oleh dua tembok tangguh Sergio Ramos dan Pepe. Daniel Carvajal dipercaya untuk mengawal area kanan pertahanan El Real sedangkan Fabio Coentrao menggantikan posisi Marcello di sisi kiri pertahanan. Don Carletto menempatkan Xabi Alonso sebagai gelandang jangkar yang diapit oleh duo midfielder Luka Modric di kanan dan di kiri ada Angel di Maria. Urusan menggedor pertahanan lawan dipercayakan kepada trisula maut Gareth Bale, Karim Benzema dan Christiano Ronaldo.

Dari kubu tuan rumah, Pep Guardiola yang pada leg pertama kalah 0-1 di Santiago Bernabeu berusaha memetik kemenangan dengan menurukan formasi andalannya 4-2-3-1. Mario Mandzukic di plot sebagai ujung tombak The Bavarian yang disupport oleh lini kedua yang diisi oleh 3 gelandang serang lincah, Tomas Muller berdiri tepat di belakang Mandzukic, Franck Ribery di kiri dan Arjen Robben di kanan. Bastian Schweinsteiger dan Toni Kroos dipercaya sebagai gelandang penyeimbang dari menyerang ke bertahan. Posisi Dante dan Jerome Boateng sebagai palang pintu Munchen belum tergantikan yang diapit oleh Philip Lahm di kanan dan David Alaba di kiri. Manuel Neuer masih menjadi pilihan utama Pep untuk mengawal gawang FC Hollywood.

Dari formasi yang diterapkan oleh masing-masing manajer, tampak jelas kedua klub memainkan pola permainan menyerang untuk meraih sebuah kemenangan. Namun strategi yang diterapkan oleh Carlo Ancelotti terbukti lebih ampuh ketimbang strategi Pep Guardiola.

Munchen yang berstatus sebagai juara bertahan dan tertinggal 1 angka di leg pertama berusaha meraih kemenangan. Namun Madrid yang telah unggul 1 angka di pertemuan pertama tidak ingin terus menerus digempur oleh raksasa Jerman selama pertandingan berlangsung.

Kedua kesebelasana saling melancarkan serangan di awal 45 menit pertama. Namun Madrid terlihat lebih efektif melakukan serangan. Petaka bagi kubu tuan rumah hadir pada menit ke-16. Berawal dari sepak pojok Luka Modric, Sergio Ramos yang berlari belakang melepaskan diri dari pengawalan pemain Munchen  berhasil menaklukan Manuel Neuer dengan sundulan akuratnya.

Tertinggal 1 gol sekaligus agregate yang berubah menjadi 0-2 membuat Munchen meningkatkan intensitas serangan. Namun barisan belakang Madrid tampil begitu kokoh. Dalam keadaan tertekan dan dituntut harus membuat gol penyeimbang, gawang Munchen harus kembali bobol pada menit ke-20. Lagi-lagi sundulan Ramos menaklukan Neuer. Kali ini memanfaatkan free kick Angel di Maria. Gol ini sebenarnya sudah mengakhiri laga untuk kemenangan Madrid.

Dalam posisi inilah strategi yang diterapkan oleh Ancelotti semakin berjalan sempurna. Pemain Madrid terus memberi tekanan kepada pasukan Pep dengan tidak memberikan sedikit pun ruang gerak bagi para pemain lawan untuk mengembangkan permainan. Peran Robben dan Ribery berhasil dimatikan oleh para anak asuh Don Carletto.

Pelatih asal Italia ini mengintruksikan para pemainnya untuk berada di barisan belakang dan hanya menyisakan 3 bombernya di depan yang memiliki kecepatan berlari di atas rata-rata. Hasilnya pada menit ke-34 melalui serangan balik cepat kerjasama Benzema dan Bale sukses dituntaskan oleh Ronaldo menjadi gol ketiga bagi Los Blancos. Gol ini menjadi gol terakhir di paruh pertama. Meski Bayern terus menekan, namun Madrid semakin tangguh di belakang. Dan provokasi para pemain Madrid tampaknya membuat beban tuan rumah semakin tinggi.

Babak kedua menjadi begitu sulit bagi Bayern. Serangan demi serangan yang dilancarkannya tidak sedikit pun menggoyang tembok pertahanan Madrid. Hal ini membuat para pemain Munchen frustasi. Robben yang biasanya begitu lincah, dalam laga ini sama sekali tidak berkutik. Gerakannya semakin monoton dan sangat mudah untuk dipatahkan. Hal yang sama juga  dialami pemain Bayern lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun