Patrialis Akbar, satu dari sembilan hakim MK, tersenyum saat mendengar kesaksian Novela Nawipa di persidangan Mahkamah Konstitusi. Sambil menggaruk kepalanya Patrialis menyarankan kepada Novela untuk meneruskan gaya "polos" orang penggunungan seperti pengakuan Novela sendiri. Patrialis menyangka Novela adalah saksi yang berasal dari rakyat kecil polos, sederhana, spontan dan apa adanya.
Patrialis Akbar, tertipu. Â Novela bukanlah orang gunung di pedalama Irian yang sederhana. Dia adalah kader Gerindra bahkan sudah sebagai Ketua DPC Gerindra, bahkan serang direktris. Bukan sekedar rakyat kecil sederhana yang polos. Novela sudah pasti seorang yang sudah pandai "mengatur pikirannya"
Bersandiwara sesuai setingankah Novela ?
[caption id="attachment_319261" align="aligncenter" width="652" caption="Novela Nawipa"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H