Mohon tunggu...
Lutfia Insani
Lutfia Insani Mohon Tunggu... Jurnalis & Desainer Grafis -

Seorang remaja yang ingin menuangkan isi otaknya ke kuali panas berisi serpihan pena dan sup tinta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film "12 Years a Slave"

10 Maret 2014   15:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="204" caption="Image resource: drmarlenefwatson.com"][/caption] Ada yang sudah nonton  film "12 Years a Slave"? Yaps! Film besutan sutradara Steve McQueen ini berhasil meraih piala Oscar 2014 dalam kategori The Best Picture. Dengan dibintangi oleh Brad Pitt, tentunya film ini tampak semakin menarik. Well, walau tanpa Brad Pitt pun film "12 Years a Slave" tetap saja menarik untuk ditonton. Film "12 Years a Slave" diangkat berdasarkan kisah nyata seorang pria kulit hitam keturunan Afrika Amerika yang hidup di New York, bernama Solomon Northup. Kehidupannya mendadak berubah semenjak dia diculik dan dijual ke Pasar Budak dengan identitas baru, yaitu Patt. Selama 12 tahun, Solomon Northup harus melewati kesehariannya dengan berkerja di perkebunan. Beruntunglah Solomon Northup karena dia memiliki berbagai macam keahlian, sehingga ketika harga dirinya dibeli oleh tuan yang baik hati, Solomon Northup segera menjadi budak kesayangan. Namun, kehidupan tidak melulu menyenangkan. Ada juga kalanya dia harus mengabdi kepada tuannya yang jahat, kejam, dan gila. Pada saat itu, dia harus bersikap seperti layaknya budak, yaitu berpura-pura untuk tidak bisa membaca, tidak bisa menulis, dan kecerdasan yang terbatas. Nyata, hanya satu kemampuan yang tidak boleh dia sembunyikan karena semua tuan para budak memperbolehkan budaknya untuk pandai bermusik. Overall, film "12 Years a Slave" layak ditonton, tapi tidak untuk anak kecil, karena Steve McQueen selalu berusaha membangun emosi para penonton melalui kisah hidup Solomon Northup yang keras. Sumber klik link berikut ini ---> saidoonee.blogspot.com/2014/03/12-years-a-slave.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun