Mohon tunggu...
Yoka Mewata
Yoka Mewata Mohon Tunggu... -

just wana share to all of U..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

No Excuse

2 Februari 2011   04:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap menit yang ku lalui untuk beristirahat, sebetulnya tidak benar-benar ku gunakan untuk merehatkan otak ku.  Aku terus bekerja keras untuk memikirkan apa yang akan ku lalukukan nanti, besok dan lusa.  Aku akan memutuskan sesuatu di hari ini, tapi bagaimana dengan esok hari? aku tidak ingin di rugikan dengan keputusan yang kulakukan hari ini.  Pekerjaan.  Itulah yang ada dalam benakku kali ini.  Aku terus berfikir, apa yang akan ku lakukan setelah aku putuskan untuk berhenti dari pekerjaaanku yang sekarang ku jalani.  Aku sudah tidak nyaman dengan semuanya, aku ingin melakukan suatu perubahan, satu loncatan dalam hidupku.  aku ingin menjadi lebih baik..  Menjadi karyawan di salah satu perusahaan di kota ini merupakan suatu yang sangat membuatku tersiksa.  bukan dari segi finansialnya, tapi kebebasan waktu yang kudapatkan sangat minim sekali.  Banyak hal yang ingin kulakukan, sekali lagi bukan hanya dari segi finansial tapi juga dari segi kenyaman hidup.

Sudah dalam pertimbanganku, menjadi seorang wiraswasta tidak terlalu buruk, terlebih lagi aku juga menyukai bidang itu.  Namun sedikit kecemasan, apakah aku berani mengorbankan semuanya untuk sesuatu yang baru akan kulakukan.  Beberapa buku motivasi yang aku baca memang selalu mengatakan bahwa segala sesuatu akan mampu kita lakukan bila kita memiliki keyakinan yang kuat akan hal tersebut.  Tidak ada alasan untuk sukses.  Gagal adalah pilihan.  dan jika kita tidak memilih untuk tidak gagal, maka kita tidak akan gagal.  Meskipun kita gagal pada akhirnya, itu karena kita memilih untuk gagal.  Mungkin aku akan mencobanya, ups..bukan mungkin, tapi pasti kulakukan.

orang yang menyesali pekerjaannya
Tapi dia hanya mengeluh dan tidak pindah ke tempat yang lebih baik?

Dia hanya berfokus pada tidak-enaknya hidup daripada indahnya upaya membangun keberhasilan.

Dia yang menyesali jalur tindakannya tidak akan pernah bersungguh-sungguh untuk berhasil dalam jalur itu.

Seandainya dia lebih tegas bagi kebaikannya sendiri ...


Love what you do, do what you love

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun