Bulan Februari 2022, dunia hiburan tanah air dikejutkan dengan pengakuan mantan personel Amingdala, yaitu Aya Canina, yang merupakan penulis lagu kukira kau rumah dan sekaligus vokalis band tersebut.Â
Menurut pengakuannya, Aya keluar dari group band yang membesarkan namanya karena mengalami kekerasan selama bergabung dalam band Amingdala, Aya memperoleh kekerasan dari mantan kekasihnya yang juga merupakan anggota band tersebut, perlakuan tersebut mempengaruhi kondisi mental Aya, hingga membuatnya hengkang dari band yang membesarkan namanya.
Selain kasus Aya, terdapat lagi kasus kekerasan dalam berpacaran (dating violance) yang dialami oleh remaja putri yang berasal dari Sekadau, Kalimantan Barat. Remaja putri tersebut dianiya oleh kekasihnya sendiri menggunakan tangan, botol kecap, dan sendok makan pada bagian mulut, pipi serta leher. Akibatnya remaja tersebut mengalami memar pada bagian mulut, dan leher. Bahkan, korban tidak dapat makan karena ditusuk menggunakan botol kecap.
Dua kasus diatas disebut sebagai Dating violance, sebelum membahas secara mendalam mengenai Dating Violance, ada baiknya kita mengetahui definisi dating dan violance.
Collins (dalam Marcus, 2007) mengatakan bahwa terdapat 5 hal yang dapat menjelaskan sebuah hubungan sebagai dating. Kelima hal tersebut adalah:
1.Involvement -- apakah remaja tersebut pacaran, usia dimana dia memulai pacaran, dan konsistensi serta frekuensi pacaran
`2.Partner-selection -- siapa yang mereka pilih menjadi pacar mereka (apakah usianya lebih tua, sama atau dari suku dan sosioekonomi status yang berbeda atau sama)
3.Content -- apa yang dilakukan mereka bersama-sama, keberagaman dari aktivitas yang dilakukan bersama, situasi yang dihindari ketika mereka bersama
4.Quality -- hal dimana hubungan tersebut menghasilkan suatu pengalaman yang menguntungkan, seperti intimacy, affection, nurturance, antagonism, and high conflict and controlling behaviorsÂ
5.Cognitive and emotional processes -- apakah terdapat partner yang memberikan respon emosional yang merusak, persepsi, harapan, schema, dan atribusi atas diri sendiri yang lebih didasarkan pada emosi.