Mohon tunggu...
meuti bulan
meuti bulan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis dan Freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Dieng, Pesona Negeri di Atas Awan

22 Oktober 2021   07:52 Diperbarui: 22 Oktober 2021   08:04 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Musik Jalanan, Sikunir (Dok. pribadi)

Gardu Depan Bukit Sikunir  (Dok. pribadi)
Gardu Depan Bukit Sikunir  (Dok. pribadi)
Kawasan Kawah Sikidang  (Dok. pribadi)
Kawasan Kawah Sikidang  (Dok. pribadi)
Komplek Candi Arjuna  (Dok. pribadi)
Komplek Candi Arjuna  (Dok. pribadi)

Provinsi Jawa Tengah,adalah salah satu provinsi terbesar yang berada di pulau jawa, provinsi ini  memiliki potensi wisata yang luar biasa, salah satunya adalah  Dataran Tinggi Dieng atau terkenal dengan nama Dieng Plateau. Dimana secara administratif Dataran Tinggi Dieng berada dalam wilayah Kecamatan Batur dan sebagian Kecamatan Pejawaran, yang berada dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Kemudian, kecamatan Kejajar, yang  berada dalam wilayah Kabupaten Wonosobo, dan bagian selatan dari Desa Pranten, Bawang, yang berada dalam wilayah Kabupaten Batang, dengan inti kawasan wisata berada pada wilayah Desa Dieng Kulon (di Banjarnegara) dan Desa Dieng ("Dieng Wetan" di Wonosobo).

Secara Etimologi nama Dieng berasal dari bahasa jawa Kuno, yaitu Di yang berarti "Tempat" dan Hyang  yang bermakna "Leluhur" Dengan demikian, "dihyang" berarti pegunungan tempat para leluhur atau persemayaman para dewa. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah prasasti yang berisi tulisan  bahwa di dataran tinggi Dieng, orang Jawa Kuno telah mendiami wilayah tersebut dan digunakan untuk beribadah. Disebutkan dalam prasasti Gunung Wule tahun 861 Masehi seseorang diperintahkan memelihara bangunan suci di daerah yang bernama Dihyang

Pada dasarnya  Dataran tinggi Dieng adalah Kaldera yang dipagari oleh gunung-gunung sekitarnya, beberapa yang terpenting adalah kompleks Gunung Prahu dengan ketinggian 2.565 m -Patakbanteng (batas sebelah timur laut kaldera), kawasan Gunung Sikunir dengan ketinggian 2.463 m- Pakuwaja dengan ketinggian 2.595 m-Bismo dengan ketinggian 2.365 m, ( bagian selatan kaldera), serta kompleks Gunung Butak-Dringo-Petarangan berada di sebelah barat laut.

Dataran Tinggi Dieng dikenal memiliki udara dingin dengan suhu rata-rata, 15C-23C sedangkan pada malam hari mencapai 6C- 10C.  Dan, pada musim kemarau (Juli-Agustus) suhu udara dapat mencapai 0C di pagi hari sehingga memunculkan embun beku yang oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng biasa disebut bun upas (embun racun) karena dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Terdapat beberapa tempat lokasi wisata yang bisa disinggahi, baik itu wisata Alam maupun wisata arkeologi kepurbakalaan, ada 2 lokasi wisata Alam yang terkenal di masyarakat luar, yaitu, Bukit Sikunir dengan pesona Golden Sunrise, yang terletak di desa Sembungan,kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dan kawah Sikidang yang terletak di desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, kawah sikidang ini berada paling dekat dengan kawasan wisata arkeologi kepurbakalaan , yaitu kompleks percandian Dieng yang juga berada dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Dan untuk menuju lokasi tersebut, tidak begitu sulit, sebab, akses jalan menuju kesana sudah bagus, serta banyak kendaraan yang bisa digunakan, salah satunya adalah tersedianya persewaan jeep yang dikelola penduduk setempat, dan dengan jeep tersebut kita bisa menuju ke beberapa titik lokasi pariwisata yang terdapat di dataran tinggi dieng.

Sebaiknya, untuk menikmati dataran tinggi dieng, diawali dengan menikmati keindahan Golden Sunrise yang terletak di bukit Sikunir, dan perjalanan menuju puncak bukit, tidak akan terasa lengkap jika tidak mencoba kelezatan makanan khas dataran tinggi dieng. Sepanjang perjalanan, menuju lokasi golden Sunrise, berdiri warung-warung milik penduduk desa Sembungan, mereka berjualan aneka makanan, mulai dari makanan berat hingga camilan

 Dan sebagai salah satu daerah penghasil kentang, disitu bisa ditemukan makanan khas penduduk yang terbuat dari Baby potatoes (kentang berukuran kecil) yang diolah dengan bumbu khas,  makanan ini, terasa semakin lezat ketika disantap dalam kondisi hangat.

Selain itu, ada makanan wajib khas wonosobo, dan dataran tinggi dieng yang tak bisa dilewatkan yaitu Tempe Kemul, harganyapun tergolong murah meriah, dengan harga 1000 rupiah/biji, kelezatan makanan ini sudah bisa kita nikmati, dan olahan makanan berbahan dasar tempe ini,juga dapat kita jumpai di setiap warung yang terdapat di Sikunir. Yang lebih menarik, sepanjang perjalanan dapat dijumpai aneka buah-buahan lokal yang tumbuh bebas, di sepanjang area wisata, mulai dari terong belanda, cabai, dan tentunya buah Carica. Buah yang terakhir ini, adalah salah satu komoditas terkenal dari daerah tersebut, yang diolah menjadi minuman kemasan dengan label, minuman buah Carica.

Puas menikmati Golden Sunrise dari bukit Sikunir, lokasi wisata alam yang bisa dikunjungi selanjutnya adalah kawah sikidang,yang terletak di kabupaten Banjarnegara. Kawah tersebut diberi nama Sikidang, karena kawahnya sering berpindah-pindah atau melompat-lompat, karena itu diberi nama Sikidang, berasal dari kata Kidang / kijang adalah  hewan yang sering melompat-lompat. Dan yang paling menarik dari kawah ini adalah, setiap 4 tahun sekali sikidang berpindah tempat, karena itu lokasi ini merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Kawah Sikidang merupakan kawah aktif terbesar yang ada di dataran tinggi dieng, meski begitu, kawah ini masih aman untuk dikunjungi, tentunya tetap dengan kehati-hatian. Tempat ini sendiri berbeda dengan kawah gunung aktif lainnya, yang berada di puncak gunung, sebab kawah sikidang berada di daerah dataran yang cukup datar, sehingga lebih mudah menjangkau lokasi bibir kawah. Dan wisatawan bisa melihat aktivitas vulkanik, seperti semburan lumpur dan asap dari dasar kawah. Karena bau belerang yang sangat menyengat, maka, akan lebih baik jika wisatawan menggunakan masker, untuk meminimalisir bau belerang.

Namun,dibalik keindahan dan kelebihan potensi alamnya, pastinya ada kekurangan dari lokasi wisata kawah sikidang, yaitu, jalur keluar area wisata yang panjang,dan berkelok, terdapat sekitar 15 kelokan yang disisi kanan kirinya berdiri berjejer kios penduduk, menjual aneka rupa souvenir, makanan ringan dan tanaman. Namun sayangnya tidak begitu efektif sebab banyak terdapat kios yang kosong, akhirnya oleh pengunjung yang kesal, kios tersebut diberi jejak, berupa tulisan yang berisi ungkapan kekesalan wisatawan, terhadap jalur pintu keluar yang melelahkan tersebut.

Selesai dari kawah Sikidang, satu lagi lokasi wisata yang tidak boleh dilupakan adalah kawasan candi dieng yang juga termasuk dalam kabupaten Banjarnegara. Kawasan ini menjadi destinasi wajib, sebab, tiket masuk yang di beli menjadi satu dengan tiket masuk di kawah sikidang. Sekedar informasi, harga tiket masuk kawah Sikidang dan percandian dieng (kawasan candi arjuna, setyaki dan gatotkaca) menjadi satu, total harga tiket untuk kedua tempat tersebut adalah 20 ribu rupiah.

Menurut catatan Hindia-Belanda menyebutkan ada 117 candi/bangunan purbakala di Datarang Tinggi Dieng, tetapi sekarang tinggal sembilan yang masih berdiri. Candi-candi di Dieng diberi nama sesuai dengan nama tokoh pewayangan Mahabharata dan berdasarkan perkiraan arkeolog, bangunan-bangunan kuno di Dieng dibangun di masa berkuasanya Kerajaan Kalingga, yaitu pada abad ke-7 dan ke-8, sehingga menjadikan candi ini sebagai bangunan tertua di jawa yang masih berdiri.

Pada kompleks candi ini, bisa ditemukan beberapa candi yang masih  berdiri,antara lain, candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, dan Candi Puntadewa; namun, kelompok candi Arjuna adalah yang terbesar dan kondisinya paling baik. Sementara itu agak terpisah ke barat terdapat Candi Setyaki yang sudah dipugar sebagian. Kelompok Gatotkaca berada di tepi jalan penghubung utama ke arah Candi Bima. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Candi Gatotkaca, Candi Nakula, Candi Sadewa, dan Candi Gareng.  Dan baru-baru ini, diketemukan sebuah candi baru yang dinamakan candi Kunti, candi yang baru diketemukan sekitar tahun 2020 ini, memiliki dua perbedaan dengan kompleks candi Arjuna,yaitu pada puncak utama bangunan memiliki motif lotus dan menghadap ke arah candi-candi yang berada di lembah kompleks candi Arjuna.

Kompleks percandian ini, memiliki daya pikat tersendiri, sebab, ketika mengunjunginya, ada rasa nyaman dan tenang yang menyelimutinya. Mungkin, karena itulah kompleks candi ini pernah menjadi salah satu tempat bersejarah saksi bisu pertemuan dua pemimpin negara yaitu, presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto dengan Perdana Menteri Australia Mr. Gough Whitlam. Dan bangunan berserajah tempat bertemuanya kedua pemimpin negara tersebut, dinamakan Pendopo Soeharto-Whitlam, bangunan ini, bisa ditemui di kawasan candi Arjuna, yang berada tepat di area pintu keluar kawasan candi arjuna.

Karena karakteristik alam yang menarik dan juga banyaknya peninggalan arkeologi dalam bidang kepurbakalaan, menjadikan kawasan dataran tinggi Dieng memiliki julukan istimewa yaitu, negeri di atas awan dan juga negeri tempat bersemayamnya para dewa. Dan dua keistimewaan terebut menjadikan kawasan dataran tinggi dieng sebagai  sebuah tempat yang sangat recomended untuk dikunjungi dan berwisata melepaskan penatnya rutinitas sehari-hari.

Sumber :

Wikipedia

Edu Geography; PARTISIPASI PETANI KENTANG DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DATARAN TINGGI DIENG (Studi Kasus di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun