Tim nasional Indonesia tengah meraba raba squad demi misi lolos kualifikasi piala Asia 2023, pada periode fifa matchday bulan Juni timnas juga tengah mematangkan skuad dibawah asuhan Shin Tae Yong dengan menggelar friendly match melawan Bangladesh pada Rabu 1 Juni 2022 di stadion Si Jalak Harupat, Soreang,Kabupaten Bandung. Selain mematangkan kekompakan tim, Shin Tae Yong juga tengah memburu pemain pemain berkualitas untuk kualifikasi piala asia pada 8-15 Juni 2022 mendatang di Kuwait.
Selain berburu pemain lokal, Shin Tae Yong juga memburu pemain keturunan asal Indonesia yang bermain di luar negeri, seperti misalnya Jordi Amat, Shandy Walsh, serta Shanne Patynama. Shin Tae Yong menyerahkan nama nama yang dibidik kepada PSSI di tahun 2020 silam untuk memperkuat skuad garuda untuk menambah kedalaman pemain dan diproses untuk di naturalisasi, namun lagi lagi karena masalah birokrasi yang sangat panjang di Indonesia ketiga pemain tersebut dipastikan gagal membela timnas Indonesia di ajang kualifikasi piala asia mendatang, hal tersebut semakin benar adanya ketika Sekretaris Jendral PSSI yakni Yunus Nusi mengatakan "Untuk yang kualifikasi Piala Asia tidak memungkinkan karena kita masih nunggu. Terakhir kan keputusan ada di DPR RI. Mudah mudah an secepatnya bisa diputuskan." tandasnya
Ketiga pemain tersebut bukan tanpa alasan dibidik Shin Tae Yong, Jordi Amat misalnya pemain keturunan asal Spanyol yang memiliki darah keturunan dari nenek asal makassar sudah malang melintang di persepakbolaan eropa, ia tercatat sudah membela 6 klub berbeda yakni Espanyol (2010-2012), Rayo Vallecano (2012-2013), Swansea City (2013-2017), Real Betis (2017-2018) , Rayo Vallecano (2018-2019), Eupen (2019- sekarang). Dengan banyak klub klub kasta tertinggi liga top eropa seperti inggris, spanyol serta Belgia pengalaman pemain bertahan satu ini sudah tidak diragukan lagi, Jordi Amat juga pernah berhadapan langsung di kompetisi resmi melawan pemain sepakbola top dunia seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic dan masih banyak lagi, meski sudah berkepala tiga, pengalaman bermain di eropa tentu nilai tambahan bagi pemain ini dengan segudang pengalaman nya.
Pemain selanjutnya yakni Sandi Walsh , pemain berkebangsaan Belanda yang mempunyai darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Jawa , juga sedang berkarir di liga belgia KV Mechelen, seperti yang diketahui Jordy Amat dan Sandy Walsh bermain di kasta tertinggi liga belgia dan bermain sebagai bek sayap, dengan di usia keemasan yakni berumur 27 tahun serta pengalaman nya bermain di liga eropa tentu juga sangat berharga jika  bergabung di timnas Indonesia untuk mengawal pertahanan Indonesia dan memotivasi pemain lokal indonesia berkasta di luar negeri untuk mendapat ilmu sebanyak banyak nya, Sandy juga terlihat mencintai Indonesia, sebelum dilirik oleh coach Shin, Shandy sudah beberapa kali memposting Indonesia di media sosialnya.
Pemain terakhir yang sedang di proses kewarganegaraan nya adalah Shane Pattynama, pemain 23 tahun keturunan belanda yang memiliki darah indonesia dari ayah nya yang berasal dari Semarang, Shanne untuk sekarang memperkuat klub Viking yang bermain di liga tertinggi Norwegia yang berposisi sebagai bek sayap kiri dan bisa juga menjadi gelandang bertahan, dengan usia masih keemasan dan sudah malang melintang di liga eropa tentu pengalaman nya tidak membohongi meski terhitung masih muda.
Ketiga pemain tersebut sebetulnya sudah tiba di Indonesia, malahan Jordi Amat dan Sandy Walsh sudah mengikuti pemusatan latihan bersama timnas untuk menghadapi fifa matchday, sementara untuk Shanne Patynama dia juga terlihat sudah datang kemarin di Indonesia, hal tersebut terlihat dari unggahan foto PSSI di media sosialnya, namun sayangnya karena proses panjang dan asas Indonesia yang tidak menganut dwi kenegaraan seperti Filipina tentu membuat semakin runyam proses naturalisasi ketiga pemain tersebut dan dipastikan ketiganya tidak bisa ikut membela Indonesia di kualifikasi piala asia.
Tentu sangat di sayangkan ketiganya resmi tidak bisa memperkuat indonesia di turnamen penting seperti kualifikasi piala asia, shin tae yong juga tanpa alasan memilih pemain naturalisasi yang posisi ketiganya adalah pemain bertahan, karena seperti diketahui pertahanan Indonesia sangatlah rapuh, terbukti saat gelaran piala aff edisi terakhir pertahanan Indonesia selalu mengalami kebobolan di setiap laga di babak grup hingga sampai partai puncak, tercatat dari 8 laga di piala aff, skuad garuda hanya bisa mencatatkan 1 cleansheet dan menderita 13 kebobolan.
Tentu jika menilik kualifikasi piala asia sekarang ini Indonesia tergabung di dalam grup A besama Jordania, Kuwait serta Nepal. Di grup tersebut indonesia berada di pot ketiga, sementara pot pertama dan kedua ditempati oleh jordania dan kuwait serta pot empat ditempati oleh Nepal.
Dilihat dari track record timnas kala bersua negara timur tengah selalu mengalami hasil buruk, seperti misalnya melawan Jordania Indonesia belum pernah menang sekalipun, serta melawan Kuwait indonesia juga harus menelan dua kekalahan, dan hanya menang sekali saja, tercatat Indonesia hanya unggul head to head dengan Nepal saja, tentu jika dilihat peluang lolos juga sangat berat karena hanya juara grup dan 5 runner up terbaik saja, namun kita harus tetap optimis merah putih dapat lolos di babak utama piala asia yang di gelar di tahun 2023
Alasan Indonesia sering menelan kekalahan melawan tim timur tengah adalah postur yang terlihat timpang dengan negara timur tengah, awalnya secercah harapan bisa menyaingi tim timur tengah jika ketiga pemain keturunan tersebut bergabung, namun sayangnya proses naturalisasi yang belum rampung.