Mohon tunggu...
Meutia Rahma
Meutia Rahma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malahayati, Laksamana Laut Perempuan Pertama di Dunia

17 April 2019   15:40 Diperbarui: 17 April 2019   21:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keumalahayati, merupakan laksamana laut perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh. Dalam sejumlah catatan sejarah, Malayahati digambarkan sebagai panglima perang Kesultanan Aceh yang tersohor dan berani karena keberhasilannya menaklukkan armada angkatan laut Belanda dan bangsa Portugis pada abad ke-16 Masehi.

Malahayati merupakan bagian dari keluarga kerajaan. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah keturunan Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530), yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam.

Sebelum menjadi pemimpin peperangan, Malahayati sempat menempuh pendidikan akademi militer dan mempelajari ilmu kelautan di Baital Makdis atau Pusat Pendidikan Tentara Aceh.

Setelah lulus sebagai salah satu dari lulusan terbaik. Pada tahun 1589-1604, Malahayati ditunjuk untuk menggantikan suaminya yang gugur sebagai Komandan Istana Darud-Dunia--Kepala Pengawal sekaligus Panglima Protokol Istana.

Setelah kepergian suaminya, Malahayati membentuk armada yang terdiri dari para janda yang suaminya telah gugur dalam pertempuran melawan bangsa Portugis. Armada pasukan Malahayati ini dikenal dengan nama Inong Balee atau Armada Perempuan Janda.

Berawal dari 1000 orang, seiring dengan waktu anggota dari Pasukan Inong Balee ini kemudian bertambah menjadi 2000 orang.

Kemudian, bersama dengan pasukannya Malahayati membangun pangakalan militer yang terletak di Teluk Lamreh Krueng Raya, serta membangun benteng dan menara pengawas di perbukitan yang terletak tidak jauh dari lokasi pangkalan miiliternya.

Kematian Cornelis de Houtman di Tangan Malahayati
Pada tanggal 21 Juni 1599, rombongan penjelajah Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman sampai ke dermaga di Aceh Darussalam.

Pada Awalnya, hubungan yang terjalin di antara para pendatang dari Eropa tersebut dengan rakyat dan Kesultanan Aceh Darussalam baik-baik saja. Sampai kemudian, akibat muncul provokasi dari seorang portugis dan sikap orang-orang Belanda yang tidak bersahabat, mulai muncul pertikaian.

Frederick dan Cornelis menyadari situasi yang semakin memanas, kemudian mereka bersiap untuk menghadapi serangan yang diperkirakan akan terjadi.

Seperti yang diperkirakan, Sultan Alauddin memerintahkan Laksamana Malahayati untuk menyerang kapal Belanda yang berada Selat Malaka.

Ketangguhan pasukan Malahayati membuat Armada Belanda kawalahan. Hingga akhirnya Malahayati berhasil sampai di kapal Cornelis de Houtman. Dan dengan berbekal senjata di tangannya, Malahayati berhasil menikam Cornelis de Houtman hingga tewas. Kekalahan yang tak dapat di hindari pun dialami Armada Belanda.

Beberapa tahun setelahnya, Laksamana Malahayati wafat pada tahun 1604, dan dikebumikan di kaki Bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.

Atas jasa-jasanya, pada tanggal 6 November 2017, Presiden Joko Widodo menyematkan gelar Pahlawan Nasional untuk Malahayati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun