Mohon tunggu...
Meuthia Khairina
Meuthia Khairina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen dan Komunikasi Krisis PT. Blue Bird Indonesia

12 Januari 2025   17:11 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Judul: Manajemen dan Komunikasi Krisis PT. Blue Bird Indonesia

Nama Penulis: Meuthia Khairina Sabila

Dosen Pengampu: Saeful Mujab, S.Sos, M.l.Kom

 

Abstrak

PT. Blue Bird, sebagai ikon transportasi Indonesia sejak 1972, menghadapi perubahan besar yang signifikan pada pertengahan 2010-an akibat persaingan dari layanan transportasi daring seperti Gojek dan Grab. Krisis reputasi yang memuncak pada 2016, diiringi demonstrasi anarkis pengemudi taksi, merusak citra perusahaan dan menyebabkan penurunan kepercayaan pelanggan serta kinerja finansial. Dalam menghadapi tantangan ini, Blue Bird menerapkan berbagai strategi pemulihan, termasuk permintaan maaf publik, peluncuran kampanye digital "Reimagining Blue Bird," kolaborasi dengan Gojek melalui layanan Go-Bluebird, dan pengembangan layanan seperti peluncuran armada kendaraan listrik serta layanan inklusif untuk difabel.

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi kasus untuk menganalisis langkah-langkah adaptasi strategis Blue Bird. Temuan menunjukkan bahwa inovasi teknologi, integrasi digital melalui aplikasi MyBluebird, serta fokus pada keberlanjutan berhasil memulihkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kinerja keuangan, dengan laba bersih mencapai Rp 442 miliar pada 2024. Transformasi ini tidak hanya memulihkan posisi Blue Bird di industri transportasi tetapi juga memperkuat daya saingnya untuk menghadapi tantangan masa depan. Penelitian ini menekankan pentingnya inovasi, penggunaan teknologi, serta pengelolaan dan komunikasi yang baik saat menghadapi krisis untuk membantu perusahaan tetap bertahan di pasar yang terus berubah.

Pendahuluan

Didirikan pada tahun 1972, PT. Blue Bird telah menjadi ikon transportasi Indonesia yang dikenal karena kualitas, keamanan, dan kenyamanan layanannya. Dengan inovasi awal seperti sistem argo dan radio komunikasi, Blue Bird merevolusi industri transportasi konvensional. Perusahaan terus berinovasi dengan memperkenalkan GPS, aplikasi pemesanan taksi, dan standar layanan tinggi untuk memastikan profesionalisme pengemudi. Blue Bird berkembang menjadi penyedia layanan transportasi terintegrasi dengan portofolio yang mencakup taksi eksekutif Silver Bird, penyewaan mobil Golden Bird, serta bus carter Big Bird, yang melayani lebih dari 8,5 juta penumpang setiap bulan di berbagai kota besar di Indonesia. Selama bertahun-tahun, Blue Bird menerima banyak penghargaan yang semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pemimpin pasar.

Namun, pada pertengahan 2010-an, Blue Bird menghadapi tantangan besar dengan munculnya layanan transportasi daring seperti Gojek dan Grab, yang membawa perubahan besar yang signifikan pada model bisnis konvensional. Dengan menawarkan kemudahan berbasis aplikasi, transparansi tarif, dan promosi yang agresif, perusahaan-perusahaan tersebut menarik banyak pelanggan, terutama di kalangan masyarakat urban. Dampaknya, Blue Bird mengalami penurunan pendapatan dan menghadapi tekanan kompetitif yang mengharuskan perusahaan menyesuaikan diri dengan cepat. Pada puncaknya, Blue Bird mengalami krisis reputasi besar pada tahun 2016 akibat demonstrasi anarkis yang melibatkan pengemudi taksinya, yang menciptakan sentimen negatif di media sosial dan menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Menghadapi tantangan ini, Blue Bird mengambil langkah strategis untuk memulihkan reputasi dan adaptasi jangka panjang. Perusahaan meluncurkan kampanye "Reimagining Blue Bird," yang disuarakan melalui platform digital untuk membangun kembali kepercayaan publik. Selain itu, kolaborasi dengan Gojek pada 2018 melalui layanan Go-Bluebird menunjukkan kemampuan Blue Bird untuk tetap relevan di era digital. Upaya pegembangan layanan, seperti peluncuran armada kendaraan listrik dan layanan khusus difabel, mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan inklusivitas. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu Blue Bird pulih dari krisis, tetapi juga meningkatkan kinerja keuangan secara signifikan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pelaku utama di industri transportasi yang semakin kompetitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun