Mohon tunggu...
Meuthia Hamidah
Meuthia Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo saya Meuthia Hamidah mahasiswa Universitas Nasional program studi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Citayam Fashion Week sebagai Wadah Kebebasan Berekspresi?

2 Agustus 2022   21:25 Diperbarui: 2 Agustus 2022   21:53 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya ramai dengan orang - orang berpenampilan fashion yang luar biasa tetapi juga ramai dengan pedagang yang mencari keuntungan dari fenomena ini dengan berjualan di pinggir jalan atau berjualan di terowongan Dukuh Atas. 

Apabila fenomena ini hanya terjadi sebulan atau dua bulan saja mungkin tidak menjadi masalah, tetapi karena lamanya fenomena ini terjadi, membuat jalan raya Dukuh Atas tersebut dipadati dengan manusia yang melakukan peragaan.

Otomatis hal ini sangat mengganggu kenyaman para pekerja kantoran yang memang biasanya melewati jalan tersebut untuk menuju ke tempat kerjanya. 

Bahkan tidak hanya merugikan para pekerja kantoran, tapi akan membahayakan orang - orang yang melakukan peragaan dengan melewati zebra cross, fatalnya akan terjadi kecelakaan. 

Tidak hanya itu kebersihan Sudirman yang menjadi ancaman. Sudirman merupakan kawasan yang terkenal rapi dan bersih, ketika fenomena ini menjadi sorotan banyak anak - anak remaja disana yang tidak mematuhi aturan yang ada, membuang sampah plastik bekas minuman sembarangan. 

Sehingga banyak masyarakat yang meminta pemerintah untuk menindaklanjuti Citayam Fashion Week ini supaya tidak mengganggu ketenteraman dan kebersihan.

Ada pula pihak yang pro terhadap fenomena ini dengan mengatakan bahwa biarkan saja anak - anak itu mengekspresikan dirinya, dengan menjadi dirinya sendiri dan bahagia dengan kegiatan yang mereka lakukan, atau mereka mempunyai kebebasan untuk berekspresi. 

Saya juga tadinya setuju dengan statement ini dan hanya meminta pemerintah lebih tegas terhadap anak - anak remaja itu untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi nampaknya kebebasan ekspresi ini menjadi hal yang rancu juga dan mereka menjadi tidak terkontrol dan tidak tahu batasannya. 

Bisa kita ketahui bahwa memang kawasan Dukuh Atas merupakan ruang publik yang siapa saja bisa menikmati fasilitas yang sudah disediakan pemerintah disana. 

Tetapi apapun yang berlebihan itu juga tidak baik. Rata - rata dari mereka yang berasal dari Citayam, Bojonggede, dan sekitarnya yang datang ke Citayam Fashion Week adalah anak - anak sekolah, yang seharusnya mereka tidak menghabiskan waktu sebanyak itu hanya dengan nongkrong di kawasan Sudirman, kewajiban mereka adalah sekolah. 

Bahkan ada dari mereka yang tidur di pinggir jalan dekat stasiun Sudirman karena ketinggalan kereta. Atau bisa kita lihat apabila kita terjun langsung ke lapangan, rata - rata dari mereka berada disana untuk bermesraan dengan kekasihnya yang sudah jelas usia mereka masih dibawah umur. Dan semua itu berlindung dibalik kata 'Kebebasan Berekspresi'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun