Mohon tunggu...
Meuthia Hamidah
Meuthia Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo saya Meuthia Hamidah mahasiswa Universitas Nasional program studi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahaya Halo Effect

1 Juli 2022   20:55 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam setiap prosesnya, manusia akan selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Ini adalah langkah awal manusia untuk mengenal lingkungan sekitarnya. Yang mereka lakukan pertama kali adalah menilai sekitarnya, baik lingkungan maupun orang - orang yang ada di dalamnya. Masing - masing dari mereka juga pastinya akan berusaha membangun kesan yang baik kepada orang yang baru mereka temui. Hal yang bisa mereka lakukan adalah dengan berpenampilan rapih atau menarik atau bisa dengan memasang raut wajah ceria dan ramah. Dengan begitu akan tercipta kesan pertama yang baik bagi masing - masing individu.

Berbicara mengenai kesan pertama, apa maksud dari kesan pertama ? Kesan pertama atau first impression merupakan informasi pertama yang kamu dapatkan saat baru bertemu dengan seseorang, dimana informasi ini hasil dari penilaian yang subjektif. Yang mana penilaian subjektif ini merupakan hasil dari pemikiran relatif, masih menduga - duga, juga terkait dengan perasaan pribadi atau pandangan masing - masing individu. Biasanya penilaian subjektif ini muncul karena penilaian seseorang pada orang lain hanya dengan sekali melihat. Penilaian ini bisa menghasilkan penilaian yang positif ataupun negatif. 

Hal ini pernah dirasakan atau dialami oleh semua individu saat melakukan interaksi dengan seseorang yang baru saja mereka kenal atau mereka temui. Penilaian secara subjektif ini bisa berupa penilaian terhadap kepribadian seseorang, penampilan, atau hal lainnya. Kalian pastinya pernah menilai orang lain saat pertama kali bertemu, dengan menilai bahwa orang ini memiliki sifat jutek atau susah didekati, padahal hal ini belum tentu benar. Karena kalian hanya menilai berdasarkan hasil menduga - duga. Padahal bisa saja orang yang kalian nilai adalah orang yang mudah berbaur dan asik. Nah ini yang disebut dengan kesan pertama dan penilaian subjektif.

Kesan pertama yang kita miliki ini bisa mempengaruhi cara berfikir kita terhadap orang lain. Ini membuat orang lain akan melihat kita secara baik apabila kita membangun kesan pertama yang menarik. Tetapi kesan pertama ini belum tentu sesuai dengan kepribadian asli orang tersebut. Apabila kita mendapatkan bantuan dari rekan kerja, pasti kebanyakan dari kita akan menganggap bahwa rekan kerja kita adalah orang yang baik dan ramah. Padahal bisa saja, ia sengaja membantu kita karena memiliki tujuan tertentu yang tidak kita ketahui. Perspektif yang muncul ini dalam psikologi disebut dengan Halo Effect.

Sering kita mendengar bahwa kesan pertama adalah hal yang sangat penting. Dalam dunia psikologi, hal ini berpengaruh pada penilaian kita terhadap seseorang di waktu - waktu selanjutnya. Halo effect dengan kesan pertama sangat berkaitan, dimana dari kesan pertama kita terhadap seseorang dapat sangat mempengaruhi perasaan dan pemikiran kita tentang karakter mereka. Halo effect adalah istilah dalam bidang psikologi untuk menyebut kejadian yang kamu alami saat memiliki kesan pertama terhadap orang lain. Karena masih banyak yang menormalkan kesimpulan yang mereka buat atas seseorang hanya berdasarkan pada satu kejadian tersebut.

Penilaian positif dan negatif terhadap orang lain hanya berdasarkan pada sifat yang baru saja mereka lihat. Baik positif misalnya teman kita selalu tersenyum saat berbicara maka kesan yang didapat adalah ia adalah orang yang baik dan ramah, sedangkan negatif misalnya dilihat dari raut wajah tidak menunjukkan keramahan maka kesan yang dipunya adalah ia adalah anak yang jutek dan tidak mudah bergaul. Hal seperti ini pernah dilakukan penelitian oleh Edward Thorndike. Dikutip dari laman Very Well Mind, Edward meneliti cara komandan militer menilai dan mengevaluasi pasukan militernya.

Dalam riset nya, Edward menyimpulkan bahwa penilaian positif dan negatif dari para komandan dipengaruhi oleh salah satu sifat prajurit mereka, seperti kualitas fisik. Sehingga komandan tersebut menilai seluruh prajuritnya hanya berdasarkan pengaruh dari salah satu sifat prajurit mereka. Maka Edward menyimpulkan halo effect terjadi jika penilaian terhadap seseorang hanya muncul dari generalisasi salah satu karakternya saja. Lalu apa dampak halo effect ini apabila terjadi terus menerus?

Halo effect ini merupakan kejadian dimana seseorang memberikan penilaian terhadap orang lain. Hal ini tidak sepenuhnya buruk, tetapi apabila terus menerus terjadi akan menimbulkan mindset yang salah. Asumsi - asumsi yang muncul adalah asumsi yang timbul sebatas pandangan mata, artinya pelaku belum mengenal sepenuhnya orang yang ia berikan penilaian. Yang mana tentu saja asumsi tersebut tidak tentu benar dan salah. Jika hal seperti ini masih terus dinormalisasikan akan tumbuh perilaku judgemental. Mudah menghakimi dan menarik kesimpulan atas sesuatu tanpa didasari fakta yang sebenarnya.

Mungkin terlihat sepele, tetapi jika tidak diperhatikan dan tidak adanya perubahan, lebih buruknya hal ini akan mempengaruhi mental pelaku. Asumsi - asumsi yang tanpa ada interaksi yang lebih dalam akan melahirkan penilaian instan. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi pelaku, dimana orang - orang sekitar akan membenci pelaku karena selalu menghakimi sendiri tanpa mengenal terlebih dahulu. Mindset atau pola pikir yang salah ini bisa membuat pelaku tidak memiliki pemikiran yang terbuka. Pelaku akan terbiasa membuat asumsi yang sembarangan mengenai orang lain dan merasa bahwa asumsi yang ia buat atau pemikirannya mengenai suatu hal adalah yang paling benar. Pelaku akan merasa pemikirannya lah yang paling benar.

Apabila tidak ada kesadaran, maka kesehatan mental pelaku ataupun korban akan berpengaruh. Dimana yang kita tahu, segala sesuatu yang sudah merusak ataupun hanya mengguncang mental seseorang akan sulit untuk dipulihkan. Self Healing atau penyembuhan diri ini akan membutuhkan waktu yang banyak, tidak bisa hanya sehari dua hari dan juga caranya yang tiap orang berbeda. Maka dari itu untuk mencegah terjadi dampak yang lebih buruk lagi, sangat penting tumbuhnya kesadaran dan mengerti mengenai halo effect ini bagi para pelaku. Sehingga mereka akan mengerti bagaimana cara supaya terhindari dari efek negatif halo effect ini.

Gejala halo effect memang sulit untuk dikenali karena bisa saja secara tidak sadar kita mengalami halo effect. Tetapi segala sesuatu pastinya ada pencegahan, termasuk halo effect ini. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah cara kita menilai orang lain. Kesan pertama yang kita dapat jangan langsung kita simpulkan bahwa si A memiliki kepribadian seperti ini dan itu, tetapi ada baiknya menilai dengan cara yang objektif. Tidak ada salahnya juga untuk memperlambat penilaian kalian atas sesuatu, karena memang semuanya butuh waktu, kita mengenal orang lain pun membutuhkan waktu yang panjang. Kumpulkan semua fakta mengenai orang tersebut sehingga kalian akan dapat menilai dan menyimpulkan dengan tepat. Jangan hanya berdasarkan kesan pertama saja.

Dengan begitu kita dapat menghindari efek negatif dari halo effect. Dan secara tidak langsung kita dapat menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, baik dengan teman sekolah, rekan kerja, ataupun orang - orang yang ada di sekitar anda. Tidak ada lagi asumsi ataupun persepsi buruk mengenai orang lain, tidak ada juga kesalahpahaman yang terjadi didalamnya. Ini merupakan langkah yang bisa kita lakukan untuk menjauhi halo effect, jangan sampai efek negatif dari halo effect ini membuat kita menjadi pribadi yang memiliki kepribadian yang tidak baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun