Mohon tunggu...
Tinta Pena
Tinta Pena Mohon Tunggu... Penulis - Reporter
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis artikel berita

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Upaya PT GKP Jaga Kearifan Lokal dalam Urusan Lahan dan Komitmen Berkontribusi

29 Juli 2024   20:11 Diperbarui: 29 Juli 2024   20:15 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

WAWONII - PT Gema Kreasi Perdana (GKP) terus mengutamakan pendekatan dialog persuasif dan humanis kepada masyarakat yang memiliki tanaman di areal lahan yang masuk ke dalam wilayah operasi produksi perusahaan.

Langkah ini tetap dijadikan mekanisme terbaik untuk mendorong dan menjaga stabilitas pembangunan berkelanjutan di Pulau Wawonii.

Prosedur Ganti Untung Tanam Tumbuh dan negosiasi secara kekeluargaan menjadi prioritas yang dilakukan oleh perusahaan sejauh ini.

Sehingga, diharapkan langkah ini dapat secara efektif membina hubungan antara PT GKP dengan masyarakat terkait, khususnya ketika dilakukan pembebasan lahan dan land clearing.

"PT GKP sangat taat hukum. Faktanya, semua ketentuan perundangan telah kami penuhi dan kami berkomitmen untuk menghargai sepenuhnya kearifan lokal masyarakat di sini. Terbukti, meski berada di hutan kawasan, Ganti Untung Tanam Tumbuh tetap kami berikan sebagai bentuk tali asih kepada masyarakat yang memang berhak menerimanya," jelas Made Fitriansyah, Manager External Relations PT GKP.

Made juga menjelaskan, semua prosedur tersebut telah dilakukan secara transparan, adil, dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Ditambah lagi, PT GKP juga telah mengantongi berbagai perizinan yang menguatkan operasional perusahaan, termasuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang masih aktif.

Selain itu, PT GKP hingga kini juga terus
berkontribusi terhadap pendapatan negara dan daerah.

"Selain IPPKH, PT GKP juga sangat tertib dan rutin dalam melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tiap tahun dan Provisi Sumber Daya Hutan-Dana Reboisasi (PSDH-DR) kepada
pemerintah, serta telah mengantongi izin pemanfaatan ruang untuk project area kita," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Camat Wawonii Tenggara, Iskandar yang menyampaikan jika pihak perusahaan telah melakukan sosialisasi secara berkala melibatkan dinas/lembaga terkait, baik secara terpusat atau secara personal kepada masyarakat, termasuk juga pelaksanaan Ganti Untung Tanam Tumbuh, baik yang telah ditunaikan dan yang masih terus dilakukan ketika akan ada pembebasan lahan.

"Saya memberikan apresiasi kepada perusahaan atas tanggung jawabnya ini. Hal ini penting agar masyarakat dan juga Pemerintah Desa bisa mengetahui hak dan tanggung jawab, serta ketentuanketentuan lain yang terkait pemanfaatan kawasan hutan," ujar Iskandar.

Sementara itu, pada sisi masyarakat, strategi pendekatan persuasif yang diterapkan PT GKP ini dirasakan telah memberikan dampak nyata.

Masyarakat yang telah menerima kompensasi hasil Ganti Untung Tanam Tumbuh telah merasakan manfaatnya.

Mereka mengakui, jika sejumlah hasil kompensasi ini mampu menunjang, bahkan membantu memperbaiki kehidupan masyarakat, khususnya dari aspek ekonomi dan pendidikan.

"Seperti yang bisa dilihat, hasil Ganti Untung ini bisa membantu menambah modal pengembangan bisnis toko kelontong ini dan juga meringankan biaya pendidikan anak-anak saya. Banyak warga yang telah bersedia menerima Ganti Untung ini juga merasakan dampak yang sama," ujar Thamrin, salah seorang
warga Desa Sinaulu Jaya Mosolo Raya.

Selain itu, warga Desa Sinaulu Jaya yang lain, Iskandar juga menyampaikan hal yang sama, bahwa selama ini PT GKP secara transparan dan sesuai regulasi pemerintah telah melakukan Ganti Untung Tanam Tumbuh bagi warga yang mengelola kebun/tanaman yang berada di atas lahan area operasi dengan
kompensasi yang layak. Sehingga, tidak ada kerugian yang timbul bagi pihak-pihak terkait.

"Perusahaan ini selalu mengedepankan dialog dan musyawarah dengan masyarakat. Tidak pernah ada klaim sepihak yang dilakukan tanpa dasar pembuktian. Dalam prosesnya, faktanya selalu melibatkan semua pihak secara adil, termasuk perangkat desa setempat," jelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun