Mohon tunggu...
prim.
prim. Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pembalut (2)

13 Agustus 2013   09:31 Diperbarui: 17 Oktober 2018   13:06 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-teman, tulisan ini untuk menjawab kekhawatiran tentang Pembalut (1): Pembalut dan dioxin. Untuk mencegah dan menjaga "investasi jangka pangjang" perempuan, mungkin ini beberapa alternatif yang bisa dilakukan.

1) teman-teman, kalau lagi haid mending ganti pembalut sesering mungkin (kurang lebih 3 jam sekali), terutama pas haid sedang banyak-banyaknya. Kenapa? Karena pembalut yang terlambat diganti bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Mereka akan tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab. Pasti teman-teman sudah tau kalau perihal itu. 2) saat membersihkan diri, teman-teman harus membasuh dengan air bersih dari arah depan ke belakang. Jangan sebalik yaa, karena justru bisa memindahkan bakteri yang banyak bersarang di begian belakang ke wilayah organ reprduksi kita, akibatnya bisa timbul gatal-gatal. 3) kalau bisa, teman-teman hindari celana dalam yang terlalu ketat. Soalnya kalau celananya ketat, akan menekan otot luar organ v dan menciptakan suasana yang lebih lembab. Lebih baik pakailah celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun yang mudah menyerap keringat. Kurangi penggunaan celana jins yang terlalu ketat di daerah selangkangan yaa. 4) ketika berada di toilet umu (kan gatau kebersihannya ya), kalau bisa ga menggunakan air di ember atau penampungan untuk membersihkan. Kalau aku sih biasanya pakai air dari keran yang mengalir, ini akan lebih aman. Karena air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans penyebab keputihan. Sedangkan air yang mengalir dalam keran mengandung kurang lebih 10-20%.

Oya, teman-teman, kalau bisa jangan keseringan memakai cairan pembersih organ intim atau anti bakteri yaa, sesekali boleh pakai kok kalau memang sudah ga nyaman. Pakai busanya ya, bukan cairannya langsung. Penggunaan pembersih organ intim ssecara rutin malah akan mengganggu dan bisa juga membunuh mikroba baik disana. Kalo jaman dulu kan eyang-eyang putri ketika haid pake handuk kecil pakai-cuci-pakai-cuci, kini sudah banyak hadir pembalut kain modern. Pembalut wanita ini bisa dicuci dan dipergunakan kembali yang biasa disebut reusable/washable pad. Walaupun terbuat dari kain, namun bukan sembarang kain lho, nama bahan penyerap cairan ini yaitu microfiber, sedangkan lapisan kain yang menyentuh permukaan kulit dibuat dari bahan microfleece yang menjadikan kulit tidak lembab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun